II. Weird

2 0 0
                                        

Warn!: dead, blood, sadism⚠️


"Pemandangan yang indah, udaranya sehat" Jihoon menatap sekilas kawannya yang tengah menyetir, kekehan kecil keluar dari mulutnya. Jihoon sangat paham jika kawannya itu hanya tengah menghiburnya karena pindah tugas yang dialaminya. Yoshi membuka lebar kaca jendela di sampingnya, merasakan hembusan angin dingin khas pegunungan.

Di dalam mobil hitam yang ditumpangi oleh dua orang dewasa dan beberapa barang di bagian belakang itu melaju dengan kecepatan sedang. Jalanan pegunungan memang terjal, naik turun dan berkelok. Mobil Yoshi tidak bisa menambahkan kecepatan, terlebih barang muatan cukup banyak dan medan yang sulit.

"Bosmu memang sialan, aku harus melakukan pengecekan di pedalaman ini sendirian? Yang benar saja" keluh Jihoon setelah dari tadi hanya diam dengam wajahnya yang cukup masam.

Yoshi terkekeh, keberuntungan memang tidak berpihak pada temannya itu. Perusahaan memintanya melakukan pengecekan selama sebulan di sebuah kota terpencil pemasok kayu, alasanya karena beberapa bulan terakhir kualitas kayu menurun. Dan itu hanya terjadi pada lokasi yang saat ini akan Jihoon tinggali selama sebulan.

"Aku akan menemanimu kawan, setidaknya dua hari kedepan" ujar Yoshi diiringi senyuman. Pria itu memang sangat ramah, dan berusaha untuk menjadi teman baik bagi Jihoon. Dan Jihoon juga bersyukur dengan sangat dapat bertemu Yoshi sebagai sahabat sekaligus partner kerja.

Jihoon menghela nafasnya lagi, entah sudah kali keberapa. "Bukankah lebih baik jika kita berdua untuk melakukan pengecekan? Si tua itu memang gila, masa aku sendiri disini"

"Hei, tenanglah. Lokasi ini lebih kecil dan pegawai disini pasti akan membantumu. Daripada kau di pindah di lokasi yang lebih luas? Pilih mana?" Tanya Yoshi.

"Aku memilih tetap berada di kantor" mendengar jawaban Jihoon, Yoshi kembali terkekeh.

Setelah lebih dari satu jam perjalanan, keduanya sampai pada halaman sebuah rumah. Rumah dengan satu lantai namun dengan gaya klasik, rumah itu adalah milik perusahaan. Terlihat dari desainnya yang berdinding kayu di beberapa bagian. Tidak terlalu luas namun sangat cukup jika hanya di tinggali Jihoon sendiri.

Mereka mulai membuka pintu rumah tersebut, melihat-lihat isi rumah yang terbilang sudah komplit. Ruang tamu, kamar tidur, dapur, serta kamar mandi sudah cukup komplit. Di ruang tamu juga tedapat tv cukup besar dan ada tempat perapian di dekat sana. Sangat cocok untuk dinyalakan saat suhu benar-benar dingin.

Selesai melihat-lihat, Jihoon dan Yoshi memilih mengganti pakaian mereka terlebih dahulu dengan pakaian santai. Lalu setelahnya, mereka menurunkan beberapa barang bawaan Jihoon dari mobil Yoshi. Hanya satu bulan, Jihoon tidak membawa terlalu banyak barang.

Setelah selesai dengan kegiatan membereskan barang, keduanya cukup lelah. Jihoon meminta Yoshi untuk mandi terlebih dahulu dan dia menyiapkan makan malam.

Yoshi telah selesai mandi dan sekarang giliran Jihoon. Hari sudah gelap, tak terasa karena kegiatan keduanya cukup melelahkan hari ini. Yoshi menunggu Jihoon dengan melihat-lihat lingkungan di sekitar rumah dinas yang akan dipakai Jihoon. Dengan kaos lengan panjang dan celana training, Yoshi keluar. Hanya melihat dari halaman, tidak terlalu jauh.

Entah perasaan Yoshi yang terlalu peka atau bagaimana, lingkungan ini benar-benar senyap. Rasanya sedikit mencekam, dan hawanya benar-benar membuat Yoshi bergedik.

Yoshi menepis pikiran-pikirannya, mungkin karena memang lingkungan ini berada di kaki gunung yang cukup jauh dari kota. Senyap, karena orang-orang pasti malas keluar karena suhu yang cukup dingin. Warga sekitar mungkin lebih memilih membakar kayu di perapian rumah masing-masing atau tidur lebih awal.

Treasure Story (one shoot)Where stories live. Discover now