Awal Mula

14K 141 0
                                    

Ria, 27 tahun. Menikah dengan Alan, 29 tahun. Mereka bertemu di tempat kerja dulu, sekarang sudah keluar dari tempat kerja yang mempertemukan mereka. Alan membuka kantor akuntan bersama dengan teman-temannya, sering keluar kota atau bahkan lembur ketika waktunya audit. Ria sendiri bekerja sebagai supervisor marketing, pekerjaan membuat mereka hanya bertemu saat pagi dan malam menjelang tidur serta weekend.

“Aku berangkat dulu, mas.” Ria mencium punggung tangan Alan sebelum keluar dari rumah.

Berangkat menggunakan kendaraan online, semua disebarkan macet yang membuat Ria malas menggunakan kendaraan. Pernikahan mereka baru berjalan satu tahun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kehamilan, mereka tidak menunda dan memilih pasrah dikasih sama Tuhan. Mobil berhenti di parkiran kantor, Ria merapikan penampilannya sebelum keluar.

Penampilan Ria tidak jauh berbeda dengan karyawan lainnya, penampilannya bukan penampilan terbuka masih pada tempatnya. Ria memang menggunakan rok pendek dengan pakaian atas tanpa lengan atau tank top, tapi sering ditutup dengan jas kecil atau cardigan. Ria tidak pernah menunjukkan asetnya pada orang lain, berbeda dengan teman-temannya yang lain.

“Dipanggil bapak.”

Ria menatap bingung pada anak buahnya saat mendengar jika dirinya dipanggil bapak, artinya dipanggil bos besar. Tidak harusnya Ria yang harus mendatangi bosnya itu, masih ada manager yang akan berhadapan langsung dengan beliau.

“Memang Mas Galih kemana?”

“Kunjungan ke Jawa Tengah seminggu, masa lupa.”

Ria menghembuskan nafas panjang, memilih mengambil notes kecil untuk dibawa menghadap bos besar. Langkahnya yang menuju ke ruangan bos besar penuh dengan tanda tanya, bos besar mereka ini orang timur dengan kulit hitam. Ria memiliki imajinasi liar, selalu bernafsu setiap melihat pria dengan kulit gelap. Suaminya tahu dengan fantasi liar Ria, seringkali menggoda setiap melihat pria kulit gelap, tapi Ria bukannya marah melainkan semakin panas ketika mereka bercinta, sayangnya tidak diimbangi dengan Alan yang hanya bertahan sebentar.

Mengetuk pintu, suara dari dalam membuat Ria membuka pintunya. Menatap bos besarnya yang menatap serius laptop dihadapannya, Ria masuk dan tidak lupa menutup pintunya dengan melangkah kearah bosnya. Berdiri dihadapan bosnya tanpa ada suara sama sekali, Ria mengerutkan dahinya tidak mendapatkan perintah apapun.

“Duduk dulu, saya mau mengerjakan ini dulu.” Bosnya membuka suara, Damian.

Ria mengikuti perkataan Damian, duduk di kursi yang berhadapan langsung dengannya. Ria saat ini menggunakan kemeja lengan pendek berwarna pink dengan rok diatas lutut berwarna hitam, membuat pahanya terlihat jelas. Ria juga yakin jika dirinya duduk bisa terlihat belahan vaginanya, menunggu dalam diam dan tidak ada suara sama sekali.

“Kamu ikut saya setelah ini.” Damian membuka suara menatap Ria datar.

“Kemana, Pak?”

“Malang, Galih tidak ada jadi kamu yang menemani saya.”

“Baik, Pak.”

“Siapkan semuanya dan saya tunggu sepuluh menit di tempat parkir, langsung masuk kedalam mobil saya.”

LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang