Perjalanan Dinas

12.9K 121 0
                                    

Perjalanan menuju ke Malang membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam, Damian sendiri yang menyetir mobil dengan Ria yang duduk disampingnya. Ria mencoba mengajak berbicara dengan Damian tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan, pembicaraan tentang pekerjaan berlangsung serius.

“Kamu buka aja blazernya.” Damian membuka suaranya.

Ria menatap Damian dan blazer yang dipakai, suhu di mobil memang dingin tapi tetap tidak membuat nyaman, membuka blazer dan terlihat kemeja lengan pendeknya berwarna pink transparan. Damian melihat dari sudut matanya bentuk tubuh Ria membuatnya menelan saliva kasar, tubuh Ria selalu menjadi pembicaraan orang-orang kantor tapi tidak ada satupun yang berusaha mendekatinya.

Ria menatap Damian yang hanya diam setelah dia melepaskan blazer, menatap bosnya yang masih tampak gagah di usianya yang sudah tidak muda lagi. Melihat Damian membuat pikirannya jalan kemana-mana, Ria membayangkan Damian menyentuh dirinya tapi dengan cepat dihapus bayangan itu. Damian, berusia lebih dari dua kali lipat usianya. Sang istri berada di tempat mereka, tidak mau jauh dengan anaknya yang akan memasuki sekolah, Ria tahu karena sering mendengar cerita dari teman-temannya.

“Kamu udah ijin sama suami?” Damian membuka suaranya.

“Sudah, Pak.”

“Kalian saling cinta ya? Kadang aku iri lihat kalian.”

“Bapak sama istri kan juga saling cinta.”

“Cinta, tapi sering kesepian. Nggak ada yang menghangatkan ranjang.” Damian mengedipkan matanya.

Ria tertawa mendengar kata-kata Damian “Ajak tinggal disini.”

“Kamu aja yang hangatin ranjangku.”

Ria menggelengkan kepalanya mendengar kata-kata Damian yang selalu bercanda “Bapak bisa aja becandanya.”

“Kalau serius?” tanya Damian yang menghentikan mobilnya di rest area.

“Memang berani?” tanya Ria dengan memberikan tatapan menantang.

Damian mendekatkan wajahnya, membuat jarak mereka tinggal beberapa senti lagi. Ria menatapnya dengan jantungnya berdetak sangat kencang, tangan Damian memegang dagu Ria membuat mereka saling menatap satu sama lain. Tangan yang lain secara tiba-tiba meremas payudara Ria yang membuatnya mengeluarkan suara desahan dan langsung dilumat kasar oleh Damian.

Ria membelalakkan matanya mendapati serangan dari Damian, tidak mungki menolak dan semua sesuai dengan keinginannya, tangan Ria melingkar di leher Damian membuat ciuman mereka semakin dalam. Remasan pada payudaranya semakin kuat, desahan pelan keluar dari bibir Ria ketika tangan Damian mencubit putingnya.

“Ahhh....” desahan Ria lolos ketika Damian melepaskan ciuman.

“Kamu seksi, aku sudah menunggu saat-saat seperti ini.”

Damian menggerakkan jempolnya pada bibir Ria membersihkan saliva mereka berdua, memilih keluar dari mobil membeli sesuatu di market yang berada depan mobil mereka. Ria tersadar dengan apa yang mereka lakukan, tidak lama kemudian Damian masuk memberikan bungkusan pada Ria yang membuatnya menatap bingung.

“Kondom?” tanya Ria yang diangguki Damian “Aku nggak suka pakai kondom, Pak.”

“Aku nggak akan keluar diluar, memang kamu mau hamil anakku?” seketika menggelengkan kepalanya “Makanya pakai itu.”

Ria menghembuskan nafas panjangnya, mereka sudah melakukan sejauh tadi dan tidak mungkin dirinya mundur. Memejamkan matanya mencoba untuk tenang, tapi sayang tidak bisa bertahan lama karena tangan Damian berada di pahanya dengan memberikan belaian lembut.

“Ouhh...”

Damian yang mendengar suara desahan Ria, menaikkan tangannya menuju kedalam membelai celananya yang telah basah. Senyum puas tampak di wajahnya melihat Ria yang sudah tidak bisa menahan diri, melepaskan tangannya dari paha Ria dan fokus pada keadaan jalan. Damian memutuskan untuk keluar di Pandaan, tujuannya adalah salah satu tempat disana.

Ria mengatur nafasnya setelah apa yang Damian lakukan, tidak menyadari perubahan tempat mereka dengan memejamkan mata. Hadapannya satu yaitu Damian tidak akan mengganggu dirinya lagi, gerakan ringan pada tubuhnya membuat Ria membuka matanya dengan menatap sekitar.

“Kita dimana, Pak?” tanya Ria ketika sadar.

“Pakai blazer, kita keluar.”

Ria menuruti kata-kata Damian, keluar dari mobil setelah menggunakan blazer. Langkahnya semakin masuk kedalam hotel, Ria tahu hotel ini memiliki nama di tempat ini. Memilih mengikuti langkah Damian sambil menunggunya yang sedang melakukan check ini, melalui kode matanya Damian meminta Ria ikut.

Lagi-lagi mengikuti langkah Damian, memasuki lift dan menuju kamar  yang dipesannya. Ria masih bingung dengan perbuatan Damian, pintu terbuka membuat Ria masuk kedalam tidak lupa Damian menutup pintu dan menguncinya. Memasuki kamar yang sedikit lebih besar, pelukan tiba-tiba Damian membuat Ria membeku, tidak hanya memeluk Damian menjilati lehernya dengan memberikan hisapan kecil.

“Aku ingin menikmatimu.” Damian berbisik di telinga Ria dengan memberikan jilatan serta gigitan.

“Maksudnya?” tanya Ria menahan desahan ketika tangan Damian meremas payudaranya.

“Puaskan aku sekarang di tempat ini dan tidak ada penolakan.”

Damian melepaskan pelukan dengan berjalan sedikit menjauh, Ria menatapnya yang saat ini membuka kancing kemeja dan celananya, tidak hanya itu Damian membuka dalamannya semua yang membuat Ria membelalakkan matanya melihat penis Damian.

“Kamu mau buka sendiri atau aku bukain?”

LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang