Tetangga 2

13.5K 95 0
                                    

“Oughh....Pak...ahhh...”

Ria hanya mendesah ketika merasakan bibir Tora menjilat dan mencium perutnya, jemari Tora sudah bergerak keluar masuk didalam vaginanya. Ria menekuk kakinya dengan melebarkannya membuat gerakan tangan semakin cepat didalam, ciuman Tora semakin turun ke bawah sampai pada vaginanya, menghentikan gerakan jarinya dengan membuka belahannya untuk melihat bagian dalamnya.

“Mbak, sangat indah sekali.”

Tora menjulurkan lidahnya, Ria yang merasakan sesuatu basah mengenai vaginanya hanya bisa teriak dengan desahan, mendengar suara desahan Ria membuat Tora semangat. Memasukkan  kembali jemarinya tanpa menghentikan jilatannya, Ria memejamkan mata dengan mendesah keras, tangannya meremas seprai untuk menyalurkan sesuatu.

“Ough...Pak...aku...nggak kuat...”

Ria mengangkat tubuhnya dan tidak lama cairannya keluar, Tora langsung menelan cairan Ria tanpa tersisa. Beranjak dari bagian bawah Ria dengan melumat payudaranya, tangan Tora meremas bagian yang lain. Ria lagi-lagi hanya mendesah dengan apa yang dilakukan Tora, menghentikan gerakannya Tora menggenggam tangan Ria membawa ke penisnya, gerakan pelan Ria lakukan dengan sedikit pijatan.

“Oughh...enak tanganmu...ahhh...” Tora memejamkan matanya merasakan tangan Ria bergerak di penisnya.

Ria menatap Tora yang menikmati sentuhan tangannya, menatap tidak percaya dengan penis dihadapannya yang berbeda dengan milik Alan. Tora besar tapi tidak sebesar Damian, setidaknya saat ini ada yang memuaskan dirinya. Ciuman lembut yang dilakukan Tora membuat Ria tersadar dari lamunannya, tangannya mencubit puting Ria dengan pelan dan memberikan belaian lembut disekitar puting, Ria mendesah tertahan atas apa yang Tora lakukan.

“Ahh..pak...”

“Aku nggak tahan, mbak....aku masukkan ya?” Ria menganggukkan kepalanya.

Melepaskan tangan Ria, mengarahkan penisnya ke lubang miliknya dengan mulai memasukkannya, masuk kepalanya secara pelan. Tora menatap tidak percaya jika lubangnya sangat sempit, tangannya meremas payudara Ria yang sedang memejamkan matanya, mendorong pelan dan melihat Ria menggigit bibirnya. Tora mendekatkan wajahnya mencium bibir Ria, tangannya masih berada di payudara Ria dengan bagian bawahnya mendorong semakin dalam.

“Ough...sempit sekali...mbak...oughh...aku serasa dipijat...”

“Ahh...aku keluar....”

Ria mengejang dan tidak lama cairannya keluar, Tora mendiamkan gerakan penisnya didalam memberikan kesempatan Ria mencapai klimkasnya. Tidak ada lagi yang keluar Tora langsung mendorong penisnya dengan cepat, bantuan dari cairan Ria membuat Tora bisa mendorongnya dengan mudah. Mendiamkannya sebentar setelah sudah masuk semua, menatap wajah Ria yang tampak bergairah membuat Tora melumat bibirnya lembut.

“Kenapa sayang?” tanya Tora lembut.

“Enak sekali...Pak...”

Tora tersenyum mendengar kata-kata Ria “Punya kamu sempit, penisku dipijat didalam sana. Aku gerak ya?” Ria mengangguk lemah.

Tora mulai menggerakkan penisnya pelan, tempo pelannya tidak berlangsung lama dimana tidak lama kemudian Tora bergerak kasar dan keras. Ria sudah terbiasa dengan gerakan seperti ini, semua karena Damian yang membuatnya belajar, gerakan Tora membuat Ria mendapatkan klimaksnya dengan sangat cepat.

Tora mengganti posisi mereka beberapa kali tanpa melepaskan penyatuan, Ria mendesah keras dengan beberapa kali mereka berciuman. Tora menahan diri agar tidak mengeluarkan cairannya terlebih dahulu, dirinya sangat menikmati sentuhan alat kelamin didalam dan ekspresi Ria yang bergairah.

Tora sudah lama menginginkan ini semua, tubuh Ria membuatnya ingin merasakannya. Pakaian yang dia pakai dirumah selalu menggoda setiap kali Tora melihatnya, tubuhnya membuat semua mata tertarik dan langsung berimajinasi. Saat ini sedang mendapatkan hadiah bisa menikmati tubuh Ria tanpa harus membayangkan atau imajinasi, mendorong semakin kuat dan jepitan didalam membuat Tora tidak bisa menahan diri.

“Mbak...aku mau keluar...”

“Bersama...didalam saja...”

Tora tersenyum lebar mendengarnya, mendorong semakin masuk kedalam dan mereka mencapai klimaks tidak lama kemudian. Tora mendorong semakin dalam, bisa dirasakan cairan keluar beberapa kali didalam sana. Melepaskan penyatuan mereka setelah Tora merasa tidak ada lagi yang keluar, menatap penisnya yang terdapat cairan mrreka. Tora mendekatkan wajahnya dengan mencium bibir Ria lembut, tangan Ria hanya melingkar lemah di leher Tora.

“Kamu luar biasa, sayang.” Tora mengatakan dengan lembut.

“Bapak juga luar biasa.”

“Tora, panggil aku itu. Aku mau mendengar kamu mendesah dengan memanggil nama itu nantinya.” Mencium kembali bibir Ria lembut “Kamu mau mandi?”

“Aku harus pulang, aku takut suamiku sudah selesai.”

Ria langsung keluar dari rumah Tora setelah membersihkan kewanitaannya, masuk kedalam rumah dengan senyum puasnya. Memilih membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum Alan pulang dan merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya, menatap ponselnya tidak ada pesan dari Alan membuat Ria langsung menghubunginya dan ternyata mereka sudah pulang dari rumah sakit, Alan akan pulang setelah semuanya selesai dan Ria meminta dibawakan makanan ringan.

Ria membuka pesan dari Damian, beberapa gambar dikirim termasuk gambar penisnya yang sudah tegang sampai mengeluarkan cairannya. Kata-kata Damian membuat Ria tersenyum dan tertawa, menekan nomernya dan ternyata tidak diangkat sama sekali. Ria tahu jika saat ini Damian sedang bersiap menyambut sang istri, mereka akan bersama selama beberapa bulan dan artinya tidak bisa melakukan apapun.

Ponselnya berbunyi dimana nama Tora muncul, Ria menggunakan dress mininya dan menanyakan tidak ada siapapun selain Tora. Membuka pintu mendapati Tora yang tersenyum mesum, Ria mengajaknya langsung masuk dan Tora menutup pintunya dengan memeluk Ria dari belakang.

“Kamu seksi, sayang.” Tora meremas payudara Ria dari pakaian “Apa nggak masalah tadi aku keluar didalam?”

“Kalau hamil belum tentu benih kamu juga, bisa jadi benihnya Mas Alan. Sudah habis?” Ria menatap lembut Tora.

“Apa kita bisa bermain cepat? Jam berapa datang?”

“Jangan sekarang, bagaimana kalau besok?”

“Besok kita kerja.”

“Kamu pasti bisa mencari alasan bukan untuk keluar? Aku sendiri bisa keluar dengan mudah karena marketing, jadi bagaimana mau?”

“Kita lihat saja besok.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang