01 A Boy's Name I Can't Recall

534 46 0
                                    

[🕛]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[🕛]

Aku mengerjapkan mataku perlahan, mencoba mengembalikan pengelihatanku. Tubuhku terasa sangat kaku seakan baru saja bangun dari tidur panjang. Warna hitam pekat mendominasi indra pengelihatanku dikala pertama kali aku mengerjapkan mataku.

"Gelapnya..."

Apakah aku buta?

Hal terakhir yang aku ingat hanya wajah ******* yang menatapku dengan raut panik dan tiba-tiba...

Eh?

Siapa yang menatapku dengan raut panik?

"Akhirnya kamu sampai, kali ini kamu bertahan cukup lama, ya."

Aku terperanjat, tubuhku menegang dikala suara berat namun memekakkan telinga itu berbicara padaku. Perlahan aku dapat merasakan sentuhan ringan pada lenganku, berpegang erat bak anak kecil yang hendak menyeberangi jalan. Ditambah gayanya berbicara, seperti sudah akrab sekali denganku.

Aku seharusnya merasa panik dengan situasi ini, seorang ah- sesosok? yang aku tak kenali bahkan tak terbayang rupanya tiba-tiba menggandeng lenganku dan membawaku berjalan entah kemana, aku masih tak bisa melihat apapun.

Tapi, seakan aku mengenal sosok ini, perasaanku tenang, tak ada sarat kepanikan barang sedikitpun dari lubuk hatiku.

Aneh.

"Maaf, aku harus membawamu ke tempat pemutusan. Kamu mungkin lupa denganku sekarang, tapi apa kamu merasa terancam sekarang? aku selalu menjemputmu setiap kamu kembali untuk mengulang siklus" Sosok itu kembali bersuara, dan berhasil membuatku mencoba untuk menghentikan langkahku.

Kali ini aku dapat mendengar hembusan nafas dan ia melonggarkan genggamannya pada lenganku, "Aku tidak akan melakukan hal buruk padamu, aku berjanji." Lanjutnya.

Persetan dengan janjimu, kau sangat mencurigakan!

Tapi setelah ku pikirkan, untuk saat ini sepertinya aku memang tidak memiliki opsi yang lebih baik dari ini. Beberapa detik berlalu sampai akhirny aku mendeham, memberi persetujuan bagi sosok itu untuk menuntunku kemanapun tempat yang ia maksud.

Dengan begitu kami mulai melangkah lagi, sesekali aku berhenti karena takut tersandung, namun suara tenang itu kembali meyakinkanku bahwa aku akan baik-baik saja. Suara ini terdengar sangat-sangat-sangat familiar, hingga rasanya aku ingin menjambak rambutku sendiri karena tak bisa mengingat siapa sosok ini.

"Kamu ini sebenarnya siapa?" tanyaku pada sosok yang bahkan tak menguarkan bau apapun, sentuhannya pada permukaan kulitku juga terasa seakan tengah mengambang, apakah aku sedang berinteraksi dengan hantu?

"Seseorang yang akan menuntunmu dengan baik, aku sampai bosan menjawab pertanyaanmu setiap kamu kembali."

Rasa curiga yang sedari tadi menghantui hatiku entah kenapa mulai memudar, setidaknya untuk saat ini aku tak merasa terancam, dan lagi, dia sudah berjanji, aku yakin ia tak akan melukaiku.

Nostalgic (懐かしい) | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang