jend. jung [08]

239 45 3
                                    

sorry for typo, kibort saya kecil 🤏








☕︎☕︎☕︎☕︎☕︎





Bukti demi bukti Jaehyun dan Yuta dapatkan dari beberapa saksi selama beberapa hari ini. Ternyata benar, kepala pembangunan lah yang menggelapkan dana hingga berakhir seperti ini.

Renjun masih belum di beri tau, karena kondisinya yang masih belum memungkinkan, tidak tau bagaimana kecewanya Renjun saat orang yang ia percaya untuk pembangunan Galery mengkhianati nya begitu saja.

Yuta berencana akan langsung mengajak Renjun ke persidangan lusa nanti, dan Jaehyun pun menyetujuinya.

Hari ke hari keadaan Renjun menjadi lebih baik meskipun terkadang dia selalu kembali menangis saat mengingat kejadian itu. Namun, Xiaojun selalu menenangkannya meskipun ia sendiri sama sedihnya dengan Renjun. Jaehyun juga selama beberapa hari ini selalu menghibur Renjun.

Yang baru Renjun ketahui adalah bahwa si pria Jung itu ternyata orang nya cukup humoris, Jaehyun juga selalu menanggapi apa yang Renjun ceritakan. Seperti saat ini.

"Jaehyun kau tau? awal aku suka melukis adalah saat aku berusia 5 tahun. saat itu Baba membawaku ke pasar malam yang ada di dekat rumah kami, disana aku melihat ada stan khusus melukis untuk anak-anak. Baba pun mengajak ku kesana, aku memilih karakter Moomin, animasi favorit ku. Aku sangat senang saat Baba dan penjaga stan memuji hasil melukis ku, dengan perasaan gembira aku memeluk lukisan itu hingga aku pulang ke rumah. Aku pun mengikuti lomba-lomba melukis dan mewarnai di taman kanak-kanak hingga aku sekolah menengah, sampai sekarang aku mencintai seni menggoreskan warna itu. " Renjun bercerita dengan senyum di wajahnya saat mengingat masa masa dahulu.

Jaehyun ikut tersenyum melihat senyuman Renjun yang tulus tanpa beban, ia bersyukur Renjun dapat terbuka seperti ini padanya.

"Moomin tu seperti apa? apa kau masih menyimpan lukisan pertamamu? bicara soal pasar malam, dahulu tidak ada pasar malam, tapi ada acara menonton bersama setiap 2 minggu sekali di lapangan yang ada di tempatku, yaa film film yang masih berwarna hitam putih tapi kami sangat menikmati nya." ucap Jaehyun seraya tersenyum.

Renjun yang mendengar itu terlihat antusias "Wah benarkah? seru sekali bisa menonton bersama seperti itu."

Jaehyun mengangguk "ya memang, seru sekali. apalagi aku selalu datang bersamanya." jawab Jaehyun dengan nada yang lirih di akhir nya.

Jaehyun segera menggelengkan kepala, tidak ingin mengingat masa itu. "Hei mana lukisan Moomin-Mu itu? aku ingin melihatnya." segera Jaehyun mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Renjun menepuk keningnya "Oh iya, aku terlalu exited dengan ceritamu sampai lupa mengambil lukisannya. tunggu sebentar disini ya." ucapan Renjun lalu segera melangkah mengambil barangnya yang ia simpan secara khusus.











ooOoo











Sementara itu di lain tempat, nampak Yuta sedang berbicara atau lebih tepatnya ber adu argumen dengan sesosok pria paruh baya di sebuah ruangan yang temaram.

"KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB SIALAN!!" Teriak Yuta penuh amarah.

"AKU BILANG BUKAN AKU PELAKUNYA!" Elak si lawan bicara.

"Hei pak tua, semua bukti sudah ada di tangan ku, kau tidak bisa mengelak, cukup mengakui semuanya aku tidak akan melukaimu."ucap Yuta lagi dengan sarkas

Pria itu nampak gusar, matanya tidak fokus, ia ketakutan! hanya saja ia tidak mau mengakui apa yang ia lakukan.

" A-aku tidak mau! aku tidak b-bersalah! aku terpaksa melakukannya aku terpaksa!" jawab pria itu dan mulai menangis. Yuta yang melihat nya sangat jengah.

"kenapa?" tanya Yuta singkat.

"Aku membutuhkan uang untuk membayar hutang biaya pengobatan anakku Tuan. Aku terpaksa" ucap pria itu pelan.

"Kau tega menyembuhkan anakmu dengan uang haram?" Yuta berdecih "Ayah macam apa kau."

Pria yang mendengar itu hanya menunduk. Yuta menunjukan wajahnya.

"Kau tidak punya banyak waktu, lusa kau harus datang ke persidangan dan mengakui semuanya, atau ku pastikan kau tidak akan di terima dimanapun dan dengan pekerjaan apapun!" putus Yuta. jangan remehkan ancaman Yuta, karena jika sudah terucap pasti akan terjadi.

Pria paruh baya itu tidak bisa apa-apa lagi, karena kesalahan nya memang sangat fatal. membuat mimpi seseorang hancur dengan buruk, tapi ia saat itu tidak bisa berpikir jernih, yang ada di pikirannya adalah anaknya bisa sembuh.

Yuta terdiam sebentar, lalu pergi meninggalkan tempat itu.


ooOoo


Di kamar, Renjun sedang merajuk pada Jaehyun karena pria tampan itu mengatai Moomin nya adalah babi obesitas, hei! sudah berapa kali ia katakan kalau Moomin itu peri! menyebalkan!

"Hei Renjun sudahlah, aku minta maaf ya? tapi dia memang terlihat seperti babi." ucap Jaehyun dengan nada menyesal. Renjun yang mendengar Jaehyun mengatai Moomin nya lagi segera melemparkan bantai pada Jaehyun.

"YAK JAEHYUN-SSI!!! KAU INGIN BERPERANG DENGANKU HAHHH!!! KEMARI KEMARI!!" Teriak Renjun penuh emosi dengan napas yang berhembus keras seperti banteng.

Jaehyun hanya meringis, seharusnya ia tidak mengatai Moomin itu, tapi ya bagaimana Jaehyun hanya mengatakan apa yang ia lihat. ah sudahlah.

"aduh!! tidak Renjun, maafkan aku! maafkan aku!" ucap Jaehyun seraya menahan hantaman bantal pada kepalanya.

Renjun pun menyudahi acara 'mari memukuli Jaehyun' karena ia lelah, ia pun berbaring di atas kasur. Jaehyun menghela napas lega. "Awas saja kau berani mengatainya begitu lagi! aku akan membunuhmu! lihat saja." ucap Renjun dengan sinis, Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya, baiklah ia menyerah pada rubah galak ini.

"Hehe iya tidak lagi, mari makan, aku lapar." Putus Jaehyun dan Renjun pun mengangguk.











TBC.

minal aidin wal faidzin teman'. maafin kesalahan saya yang lama ga update, belum da waktu yang pas ni. segini dulu ya untuk sekarang, semoga kalian suka.

btw dapet thr ga ni?

Jenderal Jung [JaeRen] (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang