"Nah, kalau ini tuh ruang musik, yang boleh masuk ke sini tuh biasanya cuman anak-anak yang ikut ekskul musik aja, diluar itu sih mereka membatasi, gak tau deh kenapa." Ucap Chika, dia sedari tadi berjalan mengelilingi setiap sudut dan lorong sekolahnya, guna memperkenalkan beberapa ruangan atau lapangan yang ada di dalam sekolahnya ini.
Bahkan Chika sedari tadi sibuk berbicara sendiri, sedangkan Zee? anak itu hanya diam memandang Chika dengan hening, namun tak jarang pula kepalanya hanya mengangguk pelan seolah-olah mengerti apa yang Chika bicarakan padanya.
Chika benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik, dia bahkan sudah memperkenalkan beberapa tempat seperti, lapangan basket, lapangan tenis meja, UKS, perpustakaan, taman sekolah, dan semua tempat yang ada di sekitar sekolahnya ia kenalkan pada Zee.
"Mungkin keamanan privasi nya biar lebih terjaga kali, kak."
Chika menoleh melirik Zee, kepala ikut mengangguk dengan spontan, senyum tipis tercetak di bibir manisnya.
"Iya mungkin, by the way masih mau ikut liat tempat terakhir gak?" Tanya Chika membuat Zee juga ikut balik menatap wajah ayu Chika.
"Selain cantik terus bening kaya bihun,kak Chika juga punya mata yang gak kalah cantik, ya." Batin Zee, keduanya masih diam dengan pandangan yang masih saling menatap satu sama lain.
Zee harus tenggelam di dalam tatapan hangat dari kedua bola mata milik kakak kelasnya itu, cokelat yang menenangkan. dan ntah kenapa hatinya mendadak saja seperti mendapatkan getaran yang tak biasa ia rasakan, kenapa nyaman sekali menyelam dalam manik cokelat dan menenangkan milik Chika?.
Pandangan keduanya harus terputus sebab Chika yang membuang mukanya terlebih dahulu, Zee tersadar dan menggeleng pelan serta-merta lengannya bergerak menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kemana,kak?"
"Ada deh, yuk ikutin gue aja." Ajak Chika lalu berjalan terlebih dahulu.
Zee tersenyum, ntah senyumnya karena apa yang jelas ada rasa yang begitu sulit untuk ia jelaskan dengan gamblang saat ini.
Langkahnya ikut terhenti kala Chika terdiam di depan pintu rooftop sekolah, lengannya bergerak merogoh saku androknya dan mengeluarkan sebuah kunci.
Setelah terbuka, kakak kelas Zee itu kembali berjalan meninggalkan dirinya di depan pintu.
"Gimana, Zee? suka gak di sini?" Tanya Chika menoleh kala Zee sudah ikut duduk di samping kanan nya
Zee mengangguk mengiyakan.
"Suka kok, di sini adem, kak."
"Iya bener banget" Ucap Chika antusias.
Zee menoleh menatap gadis cantik di samping yang tengah sibuk menutup matanya, angin berhembus cukup kencang hingga membuat beberapa helai rambut Chika terombang-ambing dibuatnya.
"Kenapa se-adem ini ya ngeliat kak Chika?"
"Kak Chika suka ke sini, kah?" Tanya Zee masih dengan manatap Chika
Terlihat gadis itu mengangguk antusias dengan diiringi senyuman di bibirnya
"Suka, suka banget malah. di sini tuh tempat favorit gue kalau lagi cape atau jenuh sama pelajaran pasti larinya ke sini." Ucap Chika masih dengan menutup matanya sembari menikmati angin yang berhembus menerpa wajah ayu nya.
Zee mengangguk setuju dengan ucapan gadis cantik itu, sebab di sekolah asalnya pun dirinya sama seperti Chika, jika anak-anak lain memilih tempat favorit mereka itu seperti perpustakaan sekolah, taman belakang sekolah, atau bahkan tempat-tempat lainnya, namun berbeda dengan Zee, dia lebih senang dengan rooftop, dan itu akan selalu menjadi tempat favorit nya selama bersekolah, atau mungkin lebih tepatnya sekarang ia mempunyai teman yang juga sama-sama menyukai tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME LOVE YOU
Teen FictionSesuatu yang di lepaskan secara terpaksa, sakit nya tidak pernah sederhana. mohon bijak dalam menanggapi cerita ini mengandung kata-kata kasar. .