7

216 14 0
                                    

Sore pun tiba, Nia sudah di jemput oleh Ayahnya tadi dan sekarang Devan sedang belajar, ya walaupun keadaannya dia sedang di rumah sendirian dia tidak lupa untuk belajar tapi saat dia mengerjakan PR dari gurunya tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya dengan sangat keras.

Devan yang kaget pun langsung melotot kan matanya tapi saat dia sudah tersadar dia mengembalikannya ke wajahnya yang semula yaitu datar. Devan hanya akan tersenyum dan ceria kepada mamanya dan Liya tapi selainnya dia hanya menatapnya dengan datar.

"KESINI KAMU!! " Teriak Rio kepada Devan.

Devan pun menghampiri Rio tapi di saat dia berada di dekatnya Rio dia di seret ke bawah dan langsung melemparkannya kepada dinding.

Brukk...

"Akhhh" Ringis Devan.

"KAMU TADI KENAPA MENUANGKAN AIR PANAS KEPADA ANAK SAYA HAH!!" Bentak Rio tapi Devan tetap dia

"Dan bagaiman jika saya menuangkan air panas kepada kamu hah!!"

"Luo ambilkan saya air mendidih" Perintah Rio kepada Luo asisten pribadinya Rio.

"Baik tuan" Ucap Luo.

"Baiklah selama kita menunggu Luo membawakan air, mari kita bermain dulu"

Dugh..

Suara hantaman dari tubuh Devan yang di banting ke lantai.

Brughh...

"PAPA AMPUN hiks .....JANGAN SAKITI DEVAN hiks......LAGI, DEVAN GA SALAH TADI hiks..." Teriak Devan, apakah Devan menangis? tentu saja iya lah kan dia masih kecil.

"Itu salah kamu atau bukan papa akan tetap menyalahkanmu" Ucap Rio.

Setelah mengucapkan itu Rio menghentikan kegiatannya, karena ada Sintia.

"MAS BERHENTI" Teriak Sintia.

Rio pun menloeh dan dia melihat Sintia sedang menggendong Dean.

Rio menghampiri mereka dan menggendong Dean sedangkan Sintia dia langsung menghampiri Devan dan membawa Devan ke kamarnya Devan sendiri.

"Ayo sini biar mama obati"

Devan pun mendekati Sintia dan Sintia pun mengobati luka milik Devan.

"Tadi kenapa papa kamu marah"

"Tadi dia menuduhku jika aku yang menumpahkan air panas kepada tangan Dean, padahal tadi siang saat aku ingin membuatkan susu untuk Liya aku hanya melihat dari atas jika Dean sedang membuat susu, tapi saat itu aku langsung turun bersama Liya dan Nia, dan saat aku sampai di bawah aku mendengar Dean yang sudah terjatuh dan teriakannya Dean dan juga dengan tangan yang melepuh dan kemudian aku terjatuh karen papa mendorong ku, untung saja tadi ada Nia" Jelas Devan panjang lebar.

"Sayang maafin mama ya karena tadi mama tidak terlalu memperhatikan" Ucap Sintia.

"Tapi apakah di saat di rumah sakit mama melihat aku? "

"Tidak, sayang maafin mama ya? "

"Heum tidak papa ma"

"Sudah selesai sekarang kamu tidur ya, mama mau ke kamar dan melihat adik-adikmu"

"Baiklah ma"

"Bahkan di saat keadaanku seperti ini mama tetap mengutamakan keadaan Dean" Ucap Devan dalam hati.

"Sudah lah Devan lebih baik kamu segera tidur mumpung si Rio tidak menyuruhmu belajar" Ucap Gara.

"Hm....kamu benar juga"

Satu Tapi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang