BAB 7: Sosok yang Menjaga Kedamaian Wastu

393 32 4
                                    

Di dalam ruang ramu ketika Rena tengah berlutut lemas, Ursama mendadak tertidur tanpa adanya alas apa pun. Ursami yang melihat kelakuan kakaknya menjadi sangat gelisah, dia kemudian menggendong Ursama sambil bergumam serius pada Rena.

"Kakakku tertidur, wastu ini sedang ditimpa masalah, kurasa."

"Ma-masalah? Masalah apa yang kau maksud?"

"Kutukan lainnya telah diaktifkan, faktanya. Kau ini sepertinya telah diserang dengan kutukan berlapis yang berbahaya. Entah hal menyebalkan macam apa yang sudah kau perbuat, tetapi tinggal di ruang ramu adalah pilihan bijak untuk sekarang."

Secara tersurat, Ursami mengatakan bahwa akan aman bagi Rena untuk tetap tinggal di ruang ramu. Gadis kecil itu memberi peringatan, seakan-akan tidak ada kesempatan bagi Rena untuk memperoleh keamanan saat dia beranjak keluar dari tempat isolasi ini.

Meninggalkan Rena sendirian, Ursami menggendong Ursama dan mengembalikan kakaknya pada tempat semula. Kamar kecil di sisi lain ruang ramu, tempat misterius di mana Ursama selalu mendiaminya hampir sepanjang waktu.

Rena yang teledor dengan bodohnya mengabaikan peringatan Ursami. Dibukanya pintu kayu, yang terlihat oleh Rena ialah lorong wastu yang telah diselimuti kegelapan. Asap kehitaman, aura kegelapan, atmosfer kengerian, semuanya memenuhi lorong wastu sampai Rena jadi merasa enggan untuk keluar. Satu-satunya ruangan yang mungkin saja terbebas dari pengaruh kegelapan adalah ruang ramu itu sendiri.

"A-apa yang terjadi?" Rena yang gemetar bergumam tanya, tak menduga kalau masalah kutukan bisa mengakar sampai separah ini. Gadis yang dipenuhi dengan keterkejutan itu membatin, "Inikah yang terjadi jika aku bebas dari kemandulan?"

"Kakakku sudah terlelap. Dia sedang berusaha keras untuk menjaga wastu ini, kurasa. Sisanya adalah giliran Ursami untuk menyelesaikan masalah." Suara pemberani secara meyakinkan keluar dari mulut seorang gadis kecil. Dia yang rambut hijaunya terurai sampai pinggang mulai melangkah, keluar dari ruang ramu entah untuk apa.

"Tu-tunggu, apa yang ingin kau laku--"

"Tetap tinggal di ruang ramu adalah pilihan bijak, faktanya. Meski tertidur, itu bukan berarti kalau Kakakku hilang kesadaran. Dia sedang membagi penuh kesadarannya dengan wastu ini, karena itu dia tertidur, kurasa."

Kalimat Ursami yang arogan seperti biasanya mampu menyanggah ucapan Rena. Gadis kecil itu kemudian menyambung, "Kau sebaiknya tetap tinggal di dalam sana, ya. Maaf saja, tetapi Ursami tidak mau membawa beban bernyawa untuk penyelesaian masalah ini, faktanya"

"A-aku, aku harus tahu! Masalah ini timbul karena kutukan tadi telah dicabut dari tubuhku, 'kan? Penting bagiku untuk mencari tahu siapa orang yang mengutukku."

Berhenti sejenak, Ursami nampak memberi kesempatan bagi Rena untuk ikut bersamanya. "Yah, kupikir kau bisa jadi perisai daging yang bagus untukku. Tetaplah berjalan di belakangku, ya. Aku tidak akan bertanggung jawab jika kau mati karena jebakan, faktanya."

Berjalan mengekor di belakang Ursami, Renata dengan bingungnya menyampaikan tanya. "Yang lain, apakah mereka aman?"

"Kau bisa tenang soal itu, kurasa. Kakakku sudah menyegel ruangan di mana para penghuni wastu sedang berada, faktanya. Meski para penghuni tidak akan bisa keluar untuk beberapa saat, tetapi para penyusup juga jadi mustahil untuk menyentuh mereka," jawab Ursami yang secara tidak langsung telah menjelaskan keadaan wastu.

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang