.
.
.Selesai mereka berdua makan mereka lasung membereskan sisah makanan
"Udh sore aja perasaan tadi masih siang" ucap Vian sambil mengambil hp nya itu
"Iya padahal tadi gue baru rebahan terus makan" ucap Sean menatap Vian datar
Setelah mereka ngobrol lumayan lama tiba tiba kedua orang tua nya manggil mereka
Mereka pun turun ke lantai 1
"Knp ma , pa?" Ucap mereka berdua sambil menatap meja kedua orang tuanya
Ternyata..
"Kalian mau ikut siapa?" Ucap mama nya
Deng..
Hening seketika
"Maksud mama apa?" Ucap Vian sambil menatap mama nya
"Ki-" omongan mama nya terpotong dan lasung di lanjutkan oleh papa nya
"Kita berdua mau pisah kalian berdua pilih mau tinggal sama siapa." Ucap papa nya
Sean dan Vian saling menatap satu sama lain padahal mereka berdua baru bahagia sebentar
"Pilih! Kalian berdua mau ikut siapa?!" Ucap papa nya sambil mengeprak meja
Mereka berdua kaget dan lasung menatap papa nya muka papa nya yang keliatan udh marah banget
"Kita mau tinggal di rumah nenek aja!!" Ucap Sean sambil menatap kedua orang tuanya itu
"Oke. Saya akan mengantar kalian berdua ke rumah nenek kalian , jangan harap kalian bisa menghubungi saya." Ucap mama nya
Keesokan harinya mereka berdua di antar ke rumah nenek nya
"Barang barang kalian sudh saya turun kan dari bagasi dan jangan pernah kalian berdua menghubungi saya" ucap mama nya
Vian dan Sean tetap melanjutkan sekolah karena sayang kalo mau putus mereka bentar lagi lulus
Neneknya emang kaya jdi bisa mereka melanjutkan sekolahnya
Mereka berdua masuk kedalam rumah nenek nya
Vian melihat mobil mama nya semakin jauh dari rumah nenek nya Vian menatap mobil itu dengan rasa sedih
"Knp jadi gini tuhan?" Batin Vian yang masih ga percaya kalo keluarga nya bakalan hancur begini
Sean melihat Vian dengan mata yang berkaca kaca mereka berada di kamar kecil mereka sejak bayi mereka berdua di urus nenek nya namun semenjak mereka smp-sma mereka harus tinggal di rumah mama nya mereka berdua selalu di oper oper seperti di kasih neneknya ntar di bawa pulang lagi sama mama nya
"Vian?Lo knp mata Lo berkaca kaca gitu" ucap Sean sambil menatap Vian datar
"Ha? Engga kok" ucap Vian sambil mengusap air mata nya yang sudah membasahi pipi nya
"Lo nangis?" Ucap Sean sambil mengusap rambut Vian
Vian menatap Sean dengan mata yang sembab
Dan Vian lasung peluk Sean erat sambil menangis
"S-sean knp gue harus lahir?kalo gue ga lahir past-" ucap Vian terpotong karena Sean
"Ustt jangan ngomong gitu Mulu Vian ada gue disini selalu ada buat Lo" ucap Sean sambil peluk Vian dengan erat dan mencium keningnya Vian
"Udh jangan nangis masa udh gede Mash nangis" ucap Sean sambil mengusap air mata Vian yang membasahi pipinya
Vian belum bisa berhenti nangis karena dia masih merasa bersalah
Sean yg melihat Vian tidak berhenti nangis lasung peluk Vian dan mengusap rambutnya
"Udah vian ntar Lo sakit klo nangis sesenggukan" ucap Sean mencoba menenangkan Vian
Vian mau ngomong tapi terhalangan dengan tangisan segugukan nya itu
"Gue harus pergi seann gue gamauu nyusahin Lo harus bawa gue ke dokterr" ucap Vian sambil menatap Sean dengan mata yang penuh arti
Sean di situ masih mencoba menenangkan Vian pas banget nenek nya Dateng Sean lasung menceritakan semua nya
Nenek nya merasa kasian dengan dua anak kembar ini
"Vian Sean sini" ucap nenek nya sambil mengulurkan tangannya
Mereka bertiga berpelukan menetes air mata sang nenek pertama kali mereka liat nenek nya menangis
"Nenek sayang kalian berdua." Ucap sang nenek sambil mencium keningnya Vian dan Sean
Setelah itu mereka suruh ke kamar istirahat
Dan...
Vian jatuh sakit baru Sean bilang jangan nangis sesenggukan bisa demam dia terlalu memikirkan soal tadi dan bisa juga depresi.
-To be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
kembaran || Renjun Haechan (END)
Historia CortaMenceritakan dua anak kembar bernama Vian dan Sean namun kedua orang tua nya malah lebih mentingin Sean dari pada Vian. "Terkadang manusia hanya ingin Kebenaran bukan kepastian." "Maaf Vian gara gara gue Lo jadi ga di perhatiin sama mama papa.."...