Jam pelajaran sudah berakhir, beruntungnya setelah pelajaran ke dua semua guru yang bertugas hari ini hadir semua jadi Sakura bisa sibuk sendiri dan gak terpaku sama eksistensi Sasuke, tapi kebahagiaan Sakura ternyata hanya sampai situ saja karena saat bel tanda pulang sudah menggema, seseorang yang tak terduga mengajak sang gadis untuk pergi tawuran. Iya bener tawuran yang berantem antar sekolah ituloh, Sakura tau sekolah ini rada-rada, tapi ya jangan sampe ngajak anak baru terus cewek pula, melakukan hal-hal negatif begini lah...
"Aku mau pulang, jangan paksa aku ikut dong," seolah belum cukup penderitaannya di hari pertama sekolah kini saat jam pulang pun Sakura seolah harus menerima penderitaan yang lain.
"Ya terserah, tapi kalau bos marah sama kamu aku gak akan ikut bantu ya," ucap seseorang berambut kuning aneh sambil mendudukkan pantatnya ke bangku di depan Sakura.
"Tapi aku kan perempuan, masa aku disuruh ikutan tawuran, aneh banget sumpah." lelaki berambut kuning yang Sakura yakini bernama Deidara itu hanya menghela napas, lalu menatap sang gadis dengan lirikan mata mencekam.
"Disini kesetaraan gender dijunjung tinggi, jadi gak ada alasan buat gak ikut," jawab seseorang yang datang tiba-tiba, rambutnya warna merah sama persis seperti rambut Gaara tapi yang satu ini mukanya gak seserem Gaara sih, ada imut-imutnya dikit, gak kaya kebanyakan orang disini.
"Lo bolos sekolah mulu, giliran mau tawuran malah dateng,"
"Mana berani gue gak dateng," Deidara tertawa sebentar lalu tiba-tiba menghentikan aktifitas itu saat sadar ada seorang perempuan di depannya.
"Yaudah aku nangis nih," ancam Sakura, seolah meminta belas kasihan mereka berdua.
"Nangis aja, kita bakalan tungguin ampe selesai kok," jawab si rambut merah sambil mengeluarkan chiki dari ransel besarnya. "Oh iya belum kenalan ya kita? kenalin aku wakil ketua akatsuki, Sasori si ganteng,"
"Jangan ngayal, mana ada wakil ketua di timpuk adek kelas langsung sesek nafas," jawab Deidara sambil merebut chiki yang Sasori bawa.
"Rasain deh sama lo sendiri gimana rasanya ditimpuk sama si Choji, kalau kaga sesek nafas jago dah...."
"Jangan bahas yang lain dulu deh, ini nasib aku gimana woy, nyawa aku gini-gini juga berharga, please lah....." Sakura frustasi, dia tau mereka berdua gak akan lepasin Sakura begitu saja, Sakura tau mereka juga dapet tugas dari sang ketua buat ajak Sakura, bingung banget kan.
"Yuk ikut aja deh, lagian gak akan mempertaruhkan nyawa kok, aman." Sakura menggelengkan kepala sekali lagi, meskipun hidup dia gak seru, penuh dengan kegabutan dan super garing tapi kalau buat mati muda kayanya gak dulu deh.
"Jadi kalau aku nangis gak ngefek nih? Kalian tega gitu biarin cewek nangis?"
"Ngga ngefek, tega-tega aja. hidup tuh keras anak baru, ayo harus kuat," jawab Deidara dengan penuh percaya diri, Sakura sekali lagi dibuat shock dengan keadaan seperti ini, ya tuhan kenapa mimpi buruk dia berasa panjang banget ya????
"Kalau aku kesurupan masih tetep harus ikut?"
"Iya harus, soalnya kita lebih takut sama boa dibanding sama hantu,"
"Ya tuhaaan...." sepertinya mimpi buruk ini tak akan cepat berakhir lihatlah sekarang saja masih ada di fase awal. Sakura yang biasanya jarang berdoa pada tuhan kini sudah berdoa beratus-ratus kali, ya siapa lagi yang bisa nolong dia kecuali tuhan yang maha esa? gak ada lagi coy.
*****
Suasana lapangan saat itu amatlah terik, Sakura yang akhirnya ikut dengan dua orang aneh itu pun berjalan ke arah sana untuk ikut bergabung dengan anggota yang lain, tak ada Sasuke di sana, hanya ada beberapa orang yang tak Sakura kenali, mungkin mereka anak kelas 10 dan 12, Sakura berusaha untuk tak peduli.
"Lama gak sih tawuran tuh? Kalau lama nanti mama aku pasti khawatir," tanya Sakura pada Deidara sambil bisik-bisik, dia takut kalau suaranya kedengeran yang lain terus bikin posisi dia di sekolah ini jadi gak aman.
"Gak tau deh tergantung mood si bos,"
"Lah kok gitu?"
"Ya kalau dia lagi mood berantem pasti dilama-lamain berantemnya,"
"Aneh banget sumpah tuh orang," Sakura kelepasan mengumpat kali ini tanpa bisik-bisik, dia bener-bener gak bisa kontrol diri, ya lagian ada orang aneh begitu.
"Siapa yang aneh?" tiba-tiba saja, tanpa ada pertanda, tanpa ada angin, tanpa ada suara langkah kaki, seseorang yang Sakura takuti tiba-tiba berada disampingnya.
"A---aku yang aneh Sas---eh boss, aku yang aneh pokok--nya," Sakura merasa kehadiran Sasori, Deidara, dan orang-orang yang tadi lalu lalang menghilang begitu saja dari pandangannya, dia hanya merasa hanya ada Sasuke dan dia saja di sini. dengan detakan jantung yang gila-gilaan, dengan keringat dingin yang tiba-tiba menetes di pundaknya, Sakura yakin semenit lagi dia akan kejang-kejang.
"Oh," Sasuke tak lagi ada di sana, Sakura yakin akan hal itu karena dia bisa melihat dengan jelas sosok itu berjalan di depan sana dengan gagah, Sakura bersyukur ternyata kejang-kejangnya gak terjadi.
"Dei........."
"Hm?" jawab sang empu tapi matanya hanya melotot ke arah depan.
"Yuk kita tawuran dengan semangat,"
"Yuk....."
******
halo, aku tuh emang dr dulu pengen banget bikin series ini tapi ternyata tangan kanan aku patah pas gempa kemaren huhu, tapi idenya bener-bener ngalir terus jadi kayanya aku up tp gak akan panjang2 gapapa ya? sekalian aku nulis jg buat terapi tangan biar gak kaku hehe. doain ya biar aku cepet sembuh trs nulis yg banyak lg kaya dulu hiks kangen nulis banget.
btw lucu gak ni chap 2 nya? aku emang pengen bikin cerita ringan yg ceria gitu, tp ternyata jokes aku akhir2 ini emang lg garing2nya tp semoga suka deh ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
trapped [with u, s.]
FanfictionMenjadi anak dari seorang ayah yang bekerja berpindah-pindah tempat membuat Sakura sudah agak terbiasa dengan sekolah, rumah dan teman baru, dia dan ibunya sudah teramat tak asing dengan keadaan ini dan menamai hidup mereka sebagai 'keluarga yang ta...