buku kesukaan

27 2 0
                                    

Siapa yang peduli tentang kisah cinta tentang pandangan pertama saat ini? yang berakhir memilukan dengan pandangan sepihak.

Gadis yang terduduk menaruh novel yang barusan ia baca di meja. Menghela nafas, nyatanya novel yang ia baca beralur sad ending, seketika moodnya ikut tidak baik bersama ending yang tidak baik yang barusan ia baca dan rasakan. Ini memilukan hatinya ikut sesak, penulis novel itu sukses membuat pembacanya ikut terhanyut suasana.

"MADAMM," panggil seseorang keras diujung pintu.

Gadis yang melambaikan tangan penuh ceria.

"AYYOO IKUT KE KANTIN!" seru Ravina mengajak ku. Ia berdiri ingin melangkah tetapi,

"BUNG BUNG.." panggil berlainan diarah belakang.

"PINJEM SENDAL DONG BUNG," ucapnya seperti memalak.

BUNG? BUNG KARNO?

"Panggilan lu gaada yang lebih jelek lagi?" ucapku dengan nada tidak suka.

"HEHEHE," laki laki itu hanya tertawa dan menyengir kuda.

"Yaudah BANG BING BUNG pinjem sendal dong, plissss," pintanya.

Ia melihat kebawah, faktanya ia sedang memakai sendalnya, dan ia paling tidak suka memakai sepatunya lagi apabila ia sudah melepasnya.

"PLISSS," pintanya lagi.

"MADAM AYYO!" panngil Ravina tidak sabar.

"Aah lu mah, pinjem ke ke yang lain," ucapku seraya mengoper sendal itu kearahnya.

Ia pergi berlari kearah ravina menggunakan sepatu yang ia injak bagian belakangnya. 

****

Hari yang cerah dengan matahari yang menyorot terik kedalam kelas. Ke 4 perempuan yang sedang memakan bekalnya masing masing dimeja miliknya. Tahun ini mereka menginjak kelas 12 padahal 2 tahun kemarin baru kenalan, dan baru 2 bulan ini belajar tatap muka disekolah, yaa...pelajar korona. Ia dan kawan kawannya kehilangan masa masa SMAnya kerena penyakit yang melanda dunia selama 2 tahun ini.

Ia tidak banyak mengeluh, karena ia sangat menikmati dan menyukai belajar dari rumah (daring) itu hahaha. Teman temanku pasti langsung bersorak dan menyeru tidak setuju atas opiniku ini.

Untung saja teman teman kelas dari kelas 10 tidak berganti sampai ke kelas 12 ini, jadi ia tidak perlu repot repot lagi beradaptasi dan mencari teman baru.

"BANG BING BUNGG, MAKASI LOH SENDALNYA BUAT GUA YA," ucap Glen --laki laki yang meminjam sendalnya itu, sambil membawa makanan ditangannya.

"Berisik," ucapku kearahnya.

"Minjem lagi?" tanya Aurora, teman sebangku ku.

"Bocah maksa, kalo ga dipinjemin juga tuh sendal dipake juga," ucapku tidak peduli tetang sendalnya di pinjam berulang kali.

"Ke enakan dah dia mah dipinjemin mulu, nanti ilang," ucap Ember ikut nimbrung.

"Biarin, sendalnya aja kuning buluk gitu," jawab ku.

"Ko lu bisa sih pacaran sama orang beda kelas?" tanya ku kepada Ravina, melanjutkan topik sebelumnya.

"Bisa lah," jawab Ravina dengan percaya diri.

"Tau ya, PDKT kapan coba, kita aja baru masuk sekarang?" lanjut Ember.

"PDKT udah lama gua, pas kita masuk cuma setengah hari," jawab Ravina.

"Gacor parah," seru Ember.

"Tau ya, baru baru udah punya pawang." lanjut Aurora.

"Soon lu ra," ucap Ravina.

"Iya sama Radit," jawab Aurora.

"NAJISS," saru tidak suka ke tiganya serempak.

"Demennya sama laki laki badboy brandalan gitu," lanjutku. Ya, memang sih laki laki yang lagi disukain aura itu incaran cewe cewe sekolah, tapi juga incaran guru bk karena suka bikin onar.

"Itu daya tariknya lah dam bagi aura," saut Ember.

"Iya type laki lakinya aura banget," lanjut Ravina.

"Parah gaada yang ngedukungnya," ucap sedih Aurora.

"Ngomong sama meja," ucap Ember muak mendengar topik aura yang membahas laki laki itu.

Begitulah obrolan mereka akhir akhir ini, kalau tidak menyudutkan aurora obrolan itu tidak akan berakhir.

"OHANA BUNGA SENDAL LU KENA TAI," teriak Glenn menongolkan kepala di jendela kelas.

》》》

i fell in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang