2

371 36 3
                                    

....

Tak satupun dari mereka berdua mengangkat suara, hanya suara jam dinding yang berjalan menyelimuti ruang yang entah kenapa sangat dingin, padahal cuacanya sedang panas.

Rasanya deano ingin menangis dan mengubur dirinya kedalam tanah bersama cacing cacing didalam tanah.

Dan deano juga berharap segera ia bisa mengutuk sistem yang mereankarnasikan ia disini. Oh ayolah, dulu hidupnya sangat nyaman, cinta, harta, semuanya selalu ada, walau setelah ia lumpuh semuanya habis tak tersisa demikian pun dengan cinta. Tapi dia menjalankan proses beradaptasi tersebut dengan mengurungkan diri didalam bangsal rumah sakit tanpa keluar sedetik pun, jadi bisa dibilang ia tak tahu cara bergaul dengan orang lain, APALAGI DENGAN MANUSIA YANG JELAS JELAS MEMBENCINYA.

Oh dewaa...

Kenapa kalian sangat ingin menyiksaku??

"Sudah?" Deano tersentak oleh suara putra mahkota, buru buru ia menatap putra mahkota agar fokus, dan juga...

Bagaimana pun ia melihat PUTRA MAHKOTA MEMANG SANGAT TAMPAN

Sebutkan deano munafik, tapi memang benar ia sangat lemah oleh wajah tampan nan rupawan seseorang, apalagi manusia itu tampannya melebihi manusia biasa.

Felix El Algaria
Putra mahkota kerajaan Algaria satu satunya anak kaisar dan permaisuri yang saat ini masih bertahkta

Kehidupan Felix memang cukup mempumi, tapi tidak dengan kasih sayang orang tuanya. Orang tuanya yang hanya mementingkan pekerjaan dan mementingkan egonya dari pada rasa simpati membuat Felix tertekan, apalagi ia hanya manusia biasa pada saat itu, ia baru 5 tahun tapi karena orang tuanya, felix diajarkan untuk bertarung diusia dini, pada umur yang ke 10 tahunnya, orang tuanya mengirimkan dirinya ke dalam Medan perang tanpa diberikan senjata

Gila

Bagaimana anak kecil yang baru beranjak 10 tahun bisa bertahan hidup disana tanpa senjata?

Tetapi dengan gagahnya, ia kembali ke kerajaan dalam kurung 12 Tahun, Rekor paling tercepat mengakhiri perang.

Setelah ia kembali, ia menjauhi kaisar dan permaisuri, tapi beberapa tahun kedepan ia akan memberontak dan saat itulah

Deano sang anak count Erta dihukum pancung didepan kuil yang sedang beribadah

Betapa gilanya

Oke cukup sampai situ

Saat ini deano dilanda bingung oleh perkataan Felix

'Sudah? Sudah apa?' beberapa saat kemudian ia menyadari bahwa DIRINYA YANG DULU SANGAT BODOH AKHHHHHH

"I-iya, semoga berkat archon selalu mengikuti putra mahkota" deano membungkuk untuk memberikan hormat, dan dijawab kekehan geli oleh Sang putra mahkota.

"Ada apa ini? Kau masih sakit?" Tanyanya sambil menaiki sebelah alisnya dan menatap geli seperti melihat badut yang membuat lelucon

Aku bukan badut oke??!

"Bukannya memberi hormat kepada putra mahkota itu tindakan yang sangat harus dilakukan? Dimana tempat lucunya yang mulia putra mahkota" deano saat ini memaksakan senyumnya, oh sepertinya senyumnya sampai mata, betapa seramnya.

"Pft... Bukan kah kau duluan yang bilang ke padaku untuk tidak saling formal? Kau berkata 'felix, hentikan gila hormatmu, kita akan segera menikah jadi untuk apa gelar itu?'" mendengar itu, rasanya deano ingin benar benar menggelapkan dirinya ketanah, ah tidak! Sepertinya laut lebih bagus

Oh dewa....

"Yang mulia" ucap serius deano, dijawab dengan tarikan satu alis putra mahkota seolah berkata 'apa'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benci?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang