1

414 39 4
                                    

Dimulai dari kapan rasa sakit ini menjadi mati rasa? Kemarin? Bukan, bukan. Itu bukan kemarin, tapi 3 tahun lalu.

Semua rasa sakit ini berasal dari kehilangan yang berujung rasa sakit yang tak bisa diobati kembali.

Tubuh bagian bawahnya lumpuh, keluarganya yang dulu sangat menyayanginya saat ini menyaksikan ia lumpuh sedang berfoya foya dan berpesta atas kelumpuhannya, tunangannya yang ia kira sangat menyanginya berpaling darinya dan menikahi adiknya 1 tahun lalu.

Kukira aku sudah pintar saat mendapatkan juara 1 olympiade matematika, tetapi dugaan ku ternyata salah, dengan sangat gampangnya mereka mengambil hartaku dan menjatuhiku dalam jurang yang sangat dalam.

Mungkin Tuhan berbaik hati dengannya, tuhan sudah memperlihatkan sifat asli yang katanya sebuah keluarga.

Terima kasih sudah memberikan ku luka

Selamat tinggal

---

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Sudah berapa lama ini?

Deano seorang pemuda lumpuh yang dikhianati keluarganya dan tunangannya, saat ini dia membaringkan tubuhnya diatas tempat lembut yang berbentuk awan, tubuhnya yang putih tak tertutup oleh sebenang helai pun alias telanjang. Wajahnya yang lembut dan putih, bulu matanya yang lentik seperti bulu mata palsu, dan bibir yang terlihat lembut dan merah seperti cery membuat ia terlihat sangat berbudi luhur  karena wajahnya.

Deano membuka matanya perlahan, matanya menyipit tajam kala sinar berhasil memasuki celah matanya. Selang beberapa menit kemudian mata yang seperti rusa dan berair yang memberikan kesan lucu dan menggemaskan terbuka lebar.

Deano menatap sekekeling dengan linglung

"Halo??" Suara deano menggema diruang kosong yang mendominasi berwarna putih, terlihat tempat yang ia tempati tak ada ujungnya.

Deano menarik napas dengan pelan, ia terkesiap, badannya bergetar, rasa takut menggoroti seluruh tubuhnya.

"Proses berhasil!!" Tiba tiba suara mekanisme terdengar nyaring di ruang tersebut, deano mencari asal suara tersebut dan tak sengaja ia bertatap muka dengan makhluk yang berbeda darinya.

Makhluk itu tak mempunyai tangan dan kaki, tapi ia ditutupi jubah sampai menutup atas kepalanya, tubuhnya seperti pencabut nyawa dengan dominasi berwarna hitam, sangat berbeda dengan tempat ia tempati yang mendominasi oleh warna putih.

"Kau takut?" Mendengar itu deano hampir menganggukkan kepalanya sebelum menyadarinya.

Perlahan tapi pasti, makhluk itu mendekat ke arah deano dan menatap deano intens. Deano menggigil ketakutan, ia ingin menunduk tapi ia takut, pada waktu ini juga kepalanya akan melayang.

"Jangan takut, aku hanya sistem yang akan membantu mu bereankarnasi" deano tertegun oleh ucapannya 'apa?? Renkarnasi?' "m-mak---" "diamlah, aku belom selesai berbicara" mendengar itu deano mendengarkan nya dengan patuh.

Melihat deano akhirnya diam, sistem tersebut menghela nafas dan melanjutkan bicaranya "saat ini kau sedang terhubung dengan sistem dewa, yang artinya kau adalah orang yang terpilih menjadi penanggung kekuatan dewa, lebih tepatnya kau akan menjadi wadahnya para dewa. Kenapa kau yang terpilih menjadi wadahnya? Karena darahmu mengalir turunan dewa"

Mendengar ia ternyata turunan dewa, deano mengernyit "mana mungkin?? Aku hanya manusia biasa...."

"Itu takdir. Kau hanya bisa menerimanya"

Benci?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang