Kisah Jeno dan Karina mungkin hanya terlihat seperti kisah cinta monyet remaja pada umumnya. Mereka bertemu di bangku SMA. Jeno yang seorang panitia ospek murid baru jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Karina.
Ia lebih tua dua tahun dari Karina yang seorang murid baru. Tidak ada perempuan yang menarik perhatiannya sebanyak perhatiannya pada Karina. Perempuan bersuara lantang yang memprotes aksi sok galak para kakak kelas.
Karina yang ambisius dengan tiap kegiatan untuk menang. Mata gadis itu berbinar tiap kali Ia berhasil mendapat nilai terbaik bahkan hanya hal remeh semacam penilaian ospek sekalipun.
Hal yang membuat Jeno menggila adalah bagaimana gadis itu bisa bertingkah malu-malu di depannya. Curi pandang, lalu tersenyum sendiri. Jeno gemas sekali. Hanya dalam kurun waktu dua bulan Karina sudah resmi menjadi pacar Jeno terhitung Ia terdaftar menjadi anak SMA Neo.
Hubungan mereka dikatakan baik. Tidak ada masalah berarti, permasalahan umum pada hubungan remaja. Cemburu pada teman main kekasih, kenapa tidak menjawab telpon? Terlambat mengabari dan hal remeh lain.
Hubungan mereka bahkan masih berjalan baik saat Jeno lulus SMA dan kuliah. Setiap akhir pekan Jeno akan menyempatkan diri menemui Karina setelah semalaman suntuk mengerjakan tugas kuliah agar tidak menganggu jadwal kencannya dengan Karina.
Jika tugas itu sangat banyak dan tidak bisa diselesaikan, maka Karina akan menemuinya. Hanya sekedar duduk-duduk di sekitar Jeno yang mengerjakan tugas kuliah, asik sendiri dengan dunianya.
Yang penting, mereka bertemu.
Jeno tidak pernah merasa terganggu dengan Karina yang selalu meniru nada bicara atau mimik wajah pemain drama yang tengah Ia tonton. Jeno jelas sangat tahu keinginan Karina untuk menjadi Aktris.
Namun setelah gadis itu menyelesaikan pendidikannya, Karina mulai sulit ditemui. Jeno tahu gadis itu sudah terdaftar menjadi salah satu Trainee Entertaiment yang akan mendebutkanya menjadi apa yang Ia cita-citakan.
Tapi Jeno tidak menyangka akan ada malam dimana Jeno bersimpuh di depan kaki Karina agar Ia tidak dicampakkan oleh Karina.
Benar, gadis itu memilih untuk menyudahi hubungannya dengan Jeno yang sudah terjalin hampir 3 tahun demi mengejar karir sebagai seorang Aktris.
Jeno masih dengan jelas mengingat apa yang dikatakan Karina malam itu.
"Hubungan aku sama Kak Jeno cuma ganggu impian aku!"
Sialan! Bahkan Jeno pendukungnya nomor satu! Bisa-bisanya dia dikatakan sebagai penganggu.
Maka pada saat Karina memasuki mobilnya kini, dengan tingkah canggung, Jeno benar-benar tertawa terbahak-bahak dalam diri.
Kemana Mata Karina yang selalu menatap yakin pada setiap tindakannya?
Gadis itu bahkan memilih diam, tak berani melirik ke arahnya. Kecuali delikan penuh dendam yang hanya sesaat ditangkap netra Jeno. Tepat setelah Jeno menyapanya dengan sangat meremehkan.
"Jalanin mobilnya," Karina tersentak dengan suara Renjun yang tiba-tiba bicara.
Ternyata Renjun melakukan sambung telpon yang tersalur pada radio mobil mewah Jeno. Laki-laki itu bersama Winter memberikan komando untuk Jeno dan Karina yang kini berada dalam satu mobil.
"Oke," singkat. Jawaban Jeno sungguh tidak bersahabat.
Karina memilih diam, membiarkan Jeno memindahkan perseneling mobil. Tangan Jeno kini lebih memiliki massa otot, tidak seperti dulu saat mereka masih SMA. Karina yakin laki-laki itu membentuk tubuhnya agar lebih proposional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandalous [END]
Fiksi PenggemarJeno hanya menikmati dunianya sendiri. Bekerja pada hal yang Ia cintai, tidak memerdulikan omongan orang lain. Namun Renjun, Managernya meminta Jeno untuk membuat sebuah skandal bersama dengan Artist pendatang baru hanya untuk menutupi skandal lain...