Temu

6 1 0
                                    

Happy reading and don't forget to vote
Thank you

Happy reading and don't forget to voteThank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, kak,"



21 Juni 2022

"Mbak'e iki yo kunci kamarnya, sudah dirapihkan. Monggo kalau mau istirahat dulu capek pisan koyone,"

"Iya bu, terimakasih."

"Ya sudah tak tinggal yo mbak'e"

"nggih bu"

Kaget Jingga setelah mengakhiri percakapannya bersama ibu kost barunya. Baru saja 2 jam disini Jingga seperti sudah paham dan bisa mengucapkan bahasa daerah.

Jingga baru tiba di kota Malang pagi ini setelah kurang lebih 14 jam perjalanan menggunakan kereta. Ia sampai pukul 07.00 WIB di stasiun Malang dan langsung melanjutkan ke tempat yang akan ia tinggali selama beberapa waktu disana.

Semalaman di perjalanan membuat waktu tidur gadis itu berkurang dan tak nyenyak. Setelah di persilahkan oleh ibu kost segera saja Jingga masuk lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan berharap memejamkan matanya sejenak. Iya, sejenak. Namun sayang, hanya sia-sia membuang waktu yang terus berputar setiap detiknya. Terlentang, miring kiri, miring kanan masih saja tubuhnya itu belum menemukan kenyamanannya hingga pada akhirnya gadis itu bangkit dari tidurnya dan masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya.



*

"Bu"

"Hai kak"

Jingga menganggukan kepalanya ketika pak Cakra menyapanya saat ia sudah sampai proyek dan tepat disebelahnya berdiri lelaki jangkung yang menyapanya sambil mengangkat tangan kanannya, "Hehe, Pak" jawabnya.

"Bu, mau masuk ke toko sekarang?"

"Eh bukannya belum tutup ya pak? Nanti deh, aku mah nyari colokan aja dulu buat rubah gambarnya." Pinta Jingga.

"Yaudah ke warung dulu aja sama Biru. Bir, ke sik ibu bir," Titah pak Cakra pada Biru dan ia pun juga di mengikutinya.

"Sini kak," Ajak Biru pada Jingga.

"Bu.. badhe tumbas kopi," Ucap Biru dengan menggunakan bahasa Jawa tapi tetap dengan logat Sundanya.

"Piro?" Jawab sik ibu warung sembari keluar dari bilik etalase menghampiri dan memasang wajah terkejut.

Sik ibu yang sedari tadi masih fokus menatap Jingga, mengikuti arah pandang Biru yang sedang menawarkan minuman. Dan setelah mendapat jawaban dari sik empunya ia pun mengangguk pasti dan segera menyampaikannya pesanannya.

"Eu, bu kop—"

"Iki sopomu mas? Pacare?" Tanya sik ibu warung yang penasaran.

"HAH???" Seru ketiganya. Iya tiga-tiganya. Biru yang terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut sik ibu dan Jingga yang sedikit agak paham bahasa jawa juga terlonjak kaget mendengar itu. Tapi, diantara mereka berdua yang lebih terkejut lagi, ya pak Cakra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Senja Melukis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang