"Tada!"
Semi benar-benar menepati janji nya, ia kembali membuatkan bekal untuk Cezar meskipun sebelumnya mendapat penolakan. Kali ini ia mengoleskan selai Strawberry dan Blueberry pada sandwich nya, entah teman nya itu akan suka atau tidak.
Cezar hanya menatap nanar sandwich itu, tampak menggiurkan namun entah mengapa Cezar tampak tak tertarik.
"Kenapa? Kau tak suka?" Semi murung, ia kembali menutup kotak bekal nya dan bersiap pergi.
Sebelum beranjak, Cezar sudah terlebih dahulu menahan nya, "jangan pergi sebelum aku mengatakan makanan buatanmu tidak enak."
Semi kembali tersenyum, meskipun Cezar berkata demikian, ia tau bahwa jauh di lubuk hati nya Cezar merupakan anak baik yang memiliki kepribadian hangat, entah siapa yang merubahnya sampai seperti ini.
"Aku suka strawberry, jadi punya mu yang ini." tangan Semi sibuk memindahkan satu sandwich untuk Cezar kemudian mulai memakan miliknya sendiri.
Cezar menggigit sepotong kemudian mengunyah nya, ia terdiam, memori nya seakan berputar-putar di kepala nya kemudian ia merasa pusing yang hebat.
Blueberry..
"Enak tid-CEZAR? KAU KENAPA?" Semi terkejut melihat Cezar yang tampak memegang kepala nya dengan wajah yang pucat.
"Sebentar! Aku mau pangg-"
"Jangan panggil bu guru." Cezar menggeleng keras, ia mengisyaratkan Semi untuk tetap duduk di sampingnya sampai rasa pusing nya menghilang.
Semi menatapnya prihatin, apakah Cezar memiliki alergi pada blueberry? Ia sama sekali tidak tahu hal itu. Rasanya ia ingin menangis jika benar bahwa sahabat nya ini kesakitan karena dirinya.
"Aku bukan alergi blueberry, dan aku tak apa. Jangan menatap ku seperti itu."
Seperti dapat membaca pikiran, sedetik kemudian Semi terkejut karena Cezar seperti mengetahui isi pikiran nya, sementara Cezar ia tak suka mendapat tatapan kasihan bila melihat dirinya kesakitan, ia merasa bahwa sakit sudah menjadi bagian dari hidup nya dan selamanya akan tetap seperti itu.
***
Kring!
Sudah bel pulang, dan anak-anak yang lain sudah beranjak keluar kelas dengan segera. Sementara Cezar masih bergeming di tempatnya, menulis tugas nya yang belum selesai dan menunggu seseorang yang biasanya menghampiri nya untuk pulang bersama.
Namun sepertinya hari ini akan berbeda, karena setelah menunggu kurang lebih setengah jam seseorang yang ia tunggu tak kunjung datang.
Ia memutuskan untuk keluar dari kelas nya, ia menatap ke sekeliling area sekolah nya yang sudah sepi, seorang satpam menghampiri nya.
"Kenapa belum pulang, Dik? Bel sekolah sudah dari tadi."
"Ah itu, tadi masih mengerjakan tugas Pak."
"Baiklah, pulang di jemput atau bagaimana?"
Cezar terdiam sebentar.
"Rumah saya tak jauh dari sini Pak, jadi saya jalan kaki."
Satpam nya mengangguk, kemudian izin pergi terlebih dahulu untuk mengecek kembali keadaan sekolah memastikan seluruh siswa-siswi sudah pulang.
Cezar berbohong, untuk opsi pertama dan kedua.
Pertama ia menunggu seseorang,
KAMU SEDANG MEMBACA
DARI CEZAR ; zhong chenle
ChickLit[Sinopsis] Mencari sosok yang hilang tak semudah membalikkan telapak tangan, jika harus menginjak beling saat mencari sosok itu, maka aku rela untuk terluka. *** Untuk cerita ini adalah pure ideku sendiri tanpa menjiplak ataupun meniru karya orang l...