❃.✮:▹ Selamat Membaca◃:✮.❃
"Sini kau!! " Teriak pria bertubuh gempal yang menarikku dengan kasar.
"Ampun Tuan hikss hiks" aku memohon sambil menahan rasa sakit pada tanganku yang digenggam keras.
Tapi seakan tuli dia tidak mempedulikan tangisanku. Menyeretku dengan kasar ke dalam hutan yang menyeramkan. Apakah dia akan membuangku ke hutan ini. Tidak!
"Cih dasar budak tidak berguna, lebih baik kau ku buang di sini daripada menyusahkan ku dengan tubuhmu yang penyakitan itu!" Sarkas nya sambil tetap menyeret ku dengan kasar.
"Ampun Tuan jangan tinggalkan saya di sini. Saya mohon" Aku terus menangis sambil memohon-mohon agar dia tidak meninggalkan ku di sini.
"Berisik"
Brukk
Dia mendorongku dengan keras hingga kepalaku membentur batang pohon sampai berdarah.
"Masih untung aku tidak membedahmu dan menjual organ tubuh mu! Ya organ dengan tubuh penyakitan tentu tidak akan laku dijual lebih baik aku membuangmu disini agar kau tidak menambah bebanku lagi" Pria itu lalu pergi meninggalkan ku sendiri di hutan ini.
Aku berusaha berdiri sambil menahan rasa sakit di kepalaku. Tapi tiba-tiba rasa sakit itu semakin bertambah dengan munculnya berbagai macam memori yang masuk ke kepalaku. Itu berlangsung beberapa menit hingga rasanya kepalaku mau pecah.
Ingatan apa ini?
Apa ini ingatan kehidupanku sebelumnya?
Hahh hah
Napasku tersengal sengal dan keringat membasahi tubuhku.
Ukhh ini menyakitkan.
Dalam ingatan itu aku bukan berasal dari dunia ini. Aku hidup di dunia modern yang jauh berbeda dengan dunia saat ini.
Sepertinya dulu aku mati dan bereinkarnasi ke dunia ini.
Bukankah ini mirip cerita fantasi yang sering ku baca dulu?
Cerita klise tentang orang yang bereinkarnasi ke dunia lain lalu mempunyai kekuatan over power yang tidak masuk akal itu.
Tapi kenapa aku harus menjadi budak sih kan gak keren.
Aku harus keluar dari hutan ini. Hari semakin gelap tentu aku tidak mau jadi santapan hewan buas. Dengan langkah sedikit sempoyongan aku menyeret kaki ku, memaksanya untuk tetap melangkah meskipun rasanya seperti mau pingsan.
Ayolah jangan pingsan dulu tubuhku. Setidaknya tunggu hingga bisa keluar dari hutan ini. Aku tidak tahu pasti arah keluar dari hutan menyeramkan ini, tapi aku mengingat arah yang ku lewati saat di seret oleh babi itu. Ya aku tidak mengakuinya sebagai manusia, karena dia lebih mirip babi bagi ku. Mungkin dengan mengikuti jejak kereta kuda babi itu aku bisa keluar dari hutan ini.
Entah sudah berapa lama aku berjalan mengikuti jejak kereta kuda itu. Hari sudah gelap sementara tubuhku akan mencapai batasnya. Tubuh yang lemah dan sakit sakitan ini sungguh merepotkan.
Sejak kecil aku tinggal dan dibesarkan di panti. Aku tidak mengetahui siapa orang tua ku, entah mereka sudah meninggal atau masih hidup. Tinggal di panti itu tidak mudah. Harus berbagi makanan sedangkan makanan pun terbatas. Mengandalkan sumbangan dari dermawan yang tidak selalu ada. Hingga akhirnya mengemis hanya demi mengisi perut.
Pengurus panti pun tidak melakukan pekerjaannya dengan benar. Sering aku melihat mereka menggunakan dana sumbangan untuk berfoya-foya sedangkan banyak anak-anak panti yang kelaparan.
Aku berusaha memberanikan diri menegur mereka tapi hasilnya malah aku dianaya dan dijual menjadi budak. Saat itu umurku masih 7 tahun. Tapi karena kekurangan gizi tubuhku seperti anak berusia 5 tahun. Ditambah dengan tubuhku yang lemah dan sakit-sakitan.
Entah kenapa tubuhku lemah di banding anak-anak yang lain. Karena itu aku selalu mendapat siksaan dari orang yang membeliku. Sudah 2 tahun aku menjadi budak jadi sekarang umurku 9 tahun. Tapi tubuh ini terlalu kecil untuk ukuran anak 9 tahun.
Semoga tidak ada hewan buas, monster, dedemit atau sejenisnya. Kuharap mereka sudah kekenyangan lalu hibernasi di malam hari. Tidak ada obor maupun senter, aku hanya mengandalkan cahaya bulan. Beruntung cuacanya tidak mendung, sehingga cahaya bulan ini membantuku tetap di jalan yang benar. Berjalan sendirian di tengah hutan begini membuatku merinding. Serasa seperti sedang uji nyali.
Langkahku terhenti ketika hidungku mencium sesuatu yang anyir. Bukankah ini bau darah?
Tak jauh dari tempatku berdiri aku melihat sebuah kereta kuda yang sudah rusak parah dengan banyak mayat di sekitarnya.
Grrrr
Aku reflek bersembunyi di semak-semak sambil mengawasi sekitar mencari sumber suara itu. Tampak sesuatu yang besar bergerak-gerak di dekat kereta kuda itu. Tidak jelas karena terlalu gelap, hanya dengan bantuan cahaya bulan aku mulai bisa menebak makhluk apa itu.
Mataku melebar dan tubuhku rasanya kaku hingga bergetar ketika melihat sosok itu. Bertubuh besar sangat besar hingga seperti tidak masuk akal ukurannya. Aku melihat makhluk menyerupai beruang dengan mata merah dan tanduk tajam serta kuku kuku yang sangat panjang seperti bilah pisau yang terselip di jari-jari. Makhluk itu memakan mayat-mayat dengan santai. Aku yang melihat itu rasanya mau muntah.
Tubuhku tidak bisa berhenti bergetar. Menahan napas berharap makhluk itu tidak menyadari keberadaan ku. Rasanya aku ingin menangis.
Setelah puas menyantap mayat-mayat, makhluk itu pergi ke dalam hutan yang gelap. Melihat itu rasanya aku bisa bernapas sekarang. Sungguh makhluk yang mengerikan. Ukurannya bahkan 3 kali lebih besar dari beruang biasa. Mungkin ada lebih banyak makhluk menyeramkan lainnya di hutan ini. Aku harus cepat-cepat pergi dari sini.
Merasa sudah aman aku mendekati kereta kuda itu. Setidaknya mungkin ada barang-barang berguna yang bisa ku gunakan.
Aku berusaha menahan rasa jijik ketika melihat mayat-mayat berserakan di sekitarku. Menggeledah isi kereta mencari sesuatu yang bisa berguna. Aku menemukan beberapa makanan seperti roti, susu, buah, dan daging. Ini bisa menjadi bekal ku untuk bertahan hidup di hutan ini. Lalu aku menemukan sebuah belati dan menyimpannya untuk berjaga-jaga jika aku bertemu hewan buas.
Setelah puas menggeledah isi kereta aku keluar perlahan-lahan berharap makhluk itu tidak kembali lagi. Aku hampir terjatuh karena tersandung sesuatu. Karena gelap aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Ternyata kakiku menginjak sebuah tangan dan tangan itu adalah milik si babi. Mungkin ini karmanya karena meninggalkan ku sendirian di hutan ini. Dilihat dari ekspresinya sepertinya dia mati tanpa bisa melakukan perlawanan.
Sebenarnya aku sedikit berterima kasih jika dia tidak meninggalkan ku tadi mungkin aku juga akan mati jadi santapan makhluk itu. Tapi tentu aku tidak bisa memaafkannya atas apa yang sudah dia perbuat padaku. Aku tidak bersimpati padanya sama sekali.
Tanpa ku sadari sesuatu berada di belakang ku. Tiba-tiba bulu kuduk ku berdiri. Merinding, takut, gemetar, hingga aku tidak berani menoleh ke belakang.
⋇⋆✦⋆⋇
Halo semuanya👋😄
Terima kasih yang sudah mau baca. Ini cerita pertamaku. Jadi maaf kalau penulisannya berantakan ya😌🙏
Aku juga masih belajar hehe.
Kalau misal ada masukan atau perbaikan komen aja ya🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan Keluarga Duke
FantasySatu satunya yang ku pikirkan hanya lari. Larilah secepat mungkin jika kau ingin hidup! Tapi tubuhku terlalu kaku bahkan hanya untuk berdiri. Makhluk itu seperti marah karena gagal menyerangku. Selama ini aku sudah bersusah payah bertahan hidup. ...