-----o0o-----
"Ishan menambahkan anda..."
Notif itu masuk di smartphone Hana pada pukul 8 malam. Karena mendengar dentingan notifikasi yang berasal dari HP nya, dengan cepat Hana meraih HP nya dan mengecek siapa yang mengirimi nya pesan.
"Oh? sudah ada grup chat buat kelompok pemetaan ya" monolog Hana. Ia membuka grup tersebut, beberapa orang sudah mulai berchitchat di grup itu. Sedangkan Hana hanya menyimak pesan yang masuk ke grup itu, ia hanya kepo dengan siapa saja yang masuk ke dalam kelompok nya. Ternyata sudah pas bersepuluh seperti yang di minta oleh dosen pengampu mata kuliah Pemetaan Sosial.
"Ah, benar benar ada Norabel ternyata..." Hana terlihat sangat insecure sekarang, ia mulai takut ia akan terlihat semakin bodoh di dalam kelompok itu. "Wah ada Gemmi.." ia salah satu teman Hana sedari semester satu, mereka lumayan akrab karena sering satu kelompok juga bersama Fatra dan Fanya. Jari jemari Hana masih melihat siapa saja anggota kelompok nya, "Ada Zahra sama Haris"
Hana mengernyitkan jidat nya, ia tidak mengenal dua orang ini. Tapi setelah membaca pesan di grup chat itu, Hana mengingat kalau Zahra adalah teman Ishan sedari kecil bahkan mereka selalu sekolah disekolah yang sama. Sedangkan Haris... Hana sama sekali tidak mengenal nya, ia bahkan bertanya tanya "Emang ada yang nama nya Haris Fazrian ya di angkatan ku?" Hana mengangkat bahu nya, tak sedikit pun ia berniat untuk mengajak Haris berkenalan atau mencari tahu tentang Haris pada teman-teman nya. Ia malah membisukan notif dari grup chat tersebut, dan ia tinggalkan tidur.
Keesokan harinya, dikampus..
Baru saja Hana memarkirkan motor kesayangan nya, ia menangkringkan helm nya di kaca spion motor. "Hana!" panggil seseorang yang membuat nya menoleh.
"Oi Gan? kenapa?" yap! itu Regan.
"Udah full kelompok pemetaan kamu?"
"Udah deh kayaknya Gan, sorry ya jadinya gak ngajakin kamu"
"Sans, aku udah punya kelompok juga kok"
"Alhamdulillah.. semangat yak pemetaan"
"Semangat juga Han, jangan stress haha" ketawa Regan sangat renyah. Ia seperti sudah hafal dengan kelakuan Hana yang suka mengeluh dan cepat stress. Sebenarnya Regan juga begitu tapi dia bisa melampiaskan nya dengan cara bermain basket. Regan lebih dulu meninggalkan Hana pergi ke kelas, tiba-tiba saja Fatra, Fanya dan Gemmi sudah berada di dekat Hana. Hana tersentak. "Sialan! kok tiba tiba disini?"
"Cieee sama Regan terus"
"Piwiiit"
"Ekhemm kata aku sih mending jadian"
Kurang lebih seperti itulah yang mereka ucapkan pada Hana, sangat melenceng dengan pertanyaan yang dilontarkan Hana sebelumnya bukan? Hana hanya memutar jengah bola mata nya. Ia jalan lebih dulu, namun ketiga teman nya itu langsung menyusul Hana dengan sedikit berlari.
"Kok main tinggalin gitu aja sih Han?" tanya Gemmi
"Kalian menyebalkan"
"Menyebalkan tapi ngangenin kok" ujar Gemmi dengan pede nya. Semakin membuat Hana bergidik geli, tapi mereka hanya menyambut dengan tawa yang renyah.
"Gem, kita satu kelompok ya pemetaan?" tanya Hana yang membuat Gemmi mengangguk. "Diajakin siapa Gem?" tanya Hana lagi, Gemmi menunjuk ke arah Fatra. Kali ini Hana lah yang mengangguk, tiba-tiba Hana teringat pada anggota kelompok nya yang tidak ia kenal.
Sembari melewati koridor kampus saat hendak menuju kelas, mereka mengobrol membahas kelompok pemetaan sosial. Sampai akhirnya Hana kembali bertanya pada teman-teman nya. "Guys, Haris Fazrian itu orang nya yang mana?"
"Loh, kamu gak tau Han?" tanya Fatra
"Aku gak tau" ujar Gemmi, "Aku juga gak tau" ujar Fanya menimpali. Ternyata tak hanya Hana yang tak tahu sama Haris Fazrian.
"Kayak gimana jelasin orang nya ya? Pokoknya dia ikut organisasi Himpunan Mahasiswa, sama kayak Ishan" jelas Fatra. Hana, Gemmi dan Fanya hanya mengangguk walaupun mereka belum tahu yang mana sebenarnya Haris Fazrian itu. Sesampainya di kelas, mata Hana melihat ke segala penjuru ruangan mencari sosok Ishan, dan tak lama Hana menemukan keberadaan Ishan yang sudah duduk di kursi paling depan pojok kanan.
"Ishan" panggil Hana, yang tentu saja lelaki berinisial I itu langsung menoleh. 4 perempuan itu termasuk Hana langsung duduk di bangku kuliah yang dekat dengan Ishan. "Weh kenapa gak nongol di grup tadi malam" tanya Ishan pada Hana.
"Hehe, ketiduran San" ujar Hana berbohong. Padahal ia sangat merasa insecure, makanya tidak ingin muncul di grup. "Memang nya tadi malam bahas apa?" lanjut Hana bertanya pada Ishan.
"Pembagian jobdesk aja sih, nanti kita adain pertemuan pertama aja gimana? biar gampang ngobrol nya" kata Ishan menjelaskan pada Hana agar teman satu kelompok nya itu tidak ketinggalan informasi. Hana mengangguk menyetujui saran dari Ishan.
Hari ini bukan jadwal kelas pemetaan sosial, melainkan mata kuliah lain. Namun kelas gabungan, jadi satu angkatan kemungkinan ikut di kelas ini. Sampai akhirnya satu persatu mahasiswa berdatangan ke kelas, dan "Ishan" panggil seseorang yang membuat Ishan menoleh dan menyuruh orang itu untuk duduk di dekat nya.
Fatra menyenggol Hana, sampai membuat Hana mengaduh. Fatra membisik-bisiki Hana "Nah itu Han, si Haris yang kamu cari-cari". Sayang nya bisikan itu terdengar oleh Gemmi dan Fanya, bahkan sampai ke telinga Haris yang juga mendengar bisikan Fatra. Ia berpaling dan melihat ke arah empat perempuan itu. "Kenapa?" tanya Haris. Sontak, empat perempuan itu menggeleng berbarengan. Haris pun kembali berbalik badan menghadap papan tulis. Tak lama kemudian, dosen pun memasuki kelas dan kelas dimulai.
Beberapa lama kemudian...
Kelas sudah berakhir. Keempat perempuan itu masih diam di kursi nya. Sampai akhirnya Gemmi buka suara. "Makan mie gacoan aja gak sih?" dan ketiga perempuan itu termasuk Hana langsung spontan berdiri dan mengangkat tote bag mereka masing-masing. Gemmi terlihat bingung, namun ia mengikuti apa yang teman-teman nya lakukan. "Gas gak nih?" tanya Gemmi memastikan kalau mereka setuju.
Ketiga cewe itu mengangguk menyetujui saran dari Gemmi. Namun, baru saja mereka berempat keluar dari kelas, tiba-tiba gadget milik Hana berdering. Ia mengambil gadget nya yang ada di dalam tas. Ia mengecek siapa yang menelpon nya, namun sayangnya yang keluar dilayar ponsel hanyalah nomor yang tak ia kenal. "Siapa sih?" ujar Hana dengan mata yang masih terfokus pada layar gadget nya.
Hana menekan tombol reject, karena ia tak mengenali nomor telpon tersebut. Ia langsung mengecek melalui profil WhatsApp si penelpon. "Hah? Haris?" teman-teman Hana langsung melihat ke arah Hana, mereka juga ikut kepo mengapa Haris menelpon Hana.
To be continue...
Follow instagram @urascarlett_
Jangan lupa like dan komen nya ^^
See you next chapter guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
HALUSINASI : Unlock Village
Mystery / ThrillerDunia perkuliahan ternyata tak seindah yang ku bayangkan. Namun, bertemu mereka adalah hal yang lumayan indah. Lebih indah disaat kita mempunyai banyak waktu bersama, hingga sampai saat nya kita menjalankan suatu project bina desa yang berakhir hany...