Alunan suara lonceng bergema di segala penjuru sekolah, menyadarkan seluruh penghuninya bahwa jam masuk telah tiba. Hari ini jam pertama kelas Keenan adalah pelajaran olahraga, ia sudah sangat tidak sabar untuk berlari pagi. Keenan mengganti seragamnya kemudian memasukannya ke dalam loker yang telah disediakan. ia melangkah menuju lapangan menyusul temannya yang sudah berbaris di sana.
"Ken, jangan diemin kita kek! Sorry banget dah!" ucap Andra mensejajarkan langkahnya.
"Iya Ken, sorry banget dah!" ucap Austin di sisi kanan Keenan.
Keenan menghela napas berat,
"Di sogok apa lu berdua sama dia?" tanya Keenan datar.
"Pulpen satu pack!" serempak Andra dan Austin.
Langkah Keenan langsung terhenti, telinganya tidak salah dengar kan?
"Lu nggak lagi bercanda kan?" tanya Keenan dengan raut wajah tak percaya.
"Nggak!"
"Lu tuker id line gw sama pulpen satu pack? Gak waras lu berdua!"
"Yah Ken, kan lumayan bisa dijual lagi."
"Iya betul itu, biar kita juga gak mungutin pulpen si Wati lagi."
Keenan memejamkan kedua matanya dengan erat, mengatur pergerakan napasnya dengan tenang, emosinya baru saja akan terlampiaskan.
"Arkhhh!!" geram Keenan dengan tingkah konyol kedua temannya. Ia kembali berjalan dengan langkah yang lebih cepat.
Andra dan Austin hanya bisa saling bertatapan.
"Lo sih!"
"Kok jadi gw? Kan lu yang ngasih!"
"Lu juga setuju ya!"
"Gimana kalo kita dikeluarin dari friend list Keenan?"
"Mampus! Nggak ada lagi yang ngasih kunci jawaban ke kita pas ujian!"
"Mampus! Nilai kita jadi taruhannya!"
"Arghh!"
"Kejar kunci sukses nilai ujian kita!"
"KEJAAARR!!"
*****
Lapangan yang terbentang luas di setiap sudut sekolah telah dipadati oleh kerumunan siswa yang akan mengikuti pelajaran olahraga. Terdapat tiga kelas yang memiliki jam olahraga yang sama, kedua di antaranya kelas Keenan dan Caroline.Lebih buruknya, guru olahraga Caroline sedang sakit, dan mereka free class.
"Selamat pagi, pak Hamdan."
Seluruh siswa yang sedang melakukan pemanasan yang dipandu pak Hamdan sontak menghentikan aktivitasnya. Menatap ke depan dengan bingung karena gadis yang baru saja menyapa pak Hamdan.
"Pacar lu Ken!"
"Gawat, dia lagi masuk ke kandang macan." bisik Andra dan Austin.
Pak Hamdan menurunkan kedua tangannya, menatap Caroline tajam dan bingung. Caroline meneguk salivanya, mencoba tegar dan tidak takut.
"Ada apa?" tanya pak Hamdan to the point.
"Jadi gini pak, pelajaran olahraga di kelas saya kosong, pak Budi sedang sakit. Sebagai murid yang menghargai jasa para pahlawan, saya tidak suka ada jam kosong."
"Oleh karena itu, saya ikut jam olahraga di kelas bapak ya." pinta Caroline pada pak Hamdan seraya menangkupkan kedua tangannya.
Semua siswa di kelas Keenan dibuat melongo mendengar permintaan Caroline. Baru kali ini ada murid yang ingin mengikuti pelajaran pak Hamdan, guru ter-killer di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protozoa
Teen FictionON GOING. Setiap rasa tidak harus menemui tuannya. Tetapi, jika bicara soal cinta! Sudah pasti Protozoa kisahnya. "Mengapa aku harus bertatap muka untuk dapat bertemu denganmu? Sedangkan membayangkan dirimu berada di sampingku, merupakan candu yang...