Hujan pagi ini cukup membuat suasana sendu yang menyejukkan kalbu, membuat siapapun enggan bangun dari tempat tidurnya. Tapi, seorang wanita tengah duduk di balkon kamar menikmati secangkir teh hangat dan membiarkan wajahnya tersapu hembusan angin pagi yang dibawa hujan. Matanya menelisik setiap tetes air yang jatuh membasahi tanah, ia menghirup udara dan bau khas hujan yang menenangkan.
Seorang remaja cantik berlari ke arahnya dan memeluk dari belakang, " Good morning mama love you." Tuturnya.
"Hai selamat pagi sayang love you to, bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" pertanyaan yang selalu Ditanyakan di pagi hari kepada anak semata wayangnya itu.
Remaja cantik itu menampilkan senyum manisnya "Sangat nyenyak ma, bahkan aku tidak sadar bahwa lampu kamarku masih menyala sampai pagi hahahaha," jelasnya.
Zafira Argan Fernanda, seorang psikolog cantik yang sudah menikah dan dikaruniai seorang anak yang sama cantik dengannya. Remaja cantik yang Ia beri nama Nafira Heart Fernanda merupakan siswa kelas satu SMA saat ini. Keduanya tengah larut ke dalam cerita yang terdengar sangat seru, Zafira memang selalu membuka ruang untuk anaknya menceritakan apapun kepadanya mulai dari kegiatannya di sekolah, di rumah atau bahkan saat bermain di luar dengan teman-temannya.
Saat di tengah cerita Nafira seakan ingat sesuatu yang ingin Ia tanyakan langsung kepada mamanya "Ma, kemarin Nafira ada lihat poto mama di laci lemari kamar mama tapi fotonya gak utuh. Kayaknya poto jaman sekolah mama dulu deh." Terangnya dengan antusias.
"Hmm, iya itu foto jaman mama baru masuk SMA banget hahaha," jelasnya sambil sedikit tertawa kecil.
"Aku gak pernah dengar cerita mama pas sekolah dulu, aku mau dong dengar kisah cinta mama." Pintanya kepada sang mama.
Zafira tersenyum dan mulai berpikir dari mana harus Ia ceritakan, "Baiklah, jadi dulu saat Mama menginjakkan kaki di SMA....
Flashback on......
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di SMA Nusa Jaya, begitupun dengan seorang gadis cantik yang sedang terburu-buru turun dari motor Ayahnya karena sebentar lagi jam menunjukkan pukul 07.30 WIB.
Saat di tengah lapangan Ia menarik nafas lega "Huffttt, untung gak telat." Syukurnya sambil berjalan menuju rombongan siswa lain yang tidak begitu Ia kenal. Tidak sulit untuk Zafira bergaul dengan orang baru, kepribadiannya yang ramah dan murah tersenyum membuat banyak orang suka berbicara kepadanya. Di tengah keasyikan mereka bercerita, seorang OSIS menginstruksikan untuk segera berbaris di lapangan untuk upacara dan mereka pun buru-buru untuk mencari barisan.
"Halo, pagi Zaf." Sapa seorang pemuda tinggi nan tampan yang berbaris tepat di sebelah Zafira.
Dengan tampang terkejutnya Zafira mengayunkan tangannya ke udara,"Oh hai Van, maaf ya aku gak lihat kalau ada kamu di sini." Tuturnya. Yah, pemuda itu bernama Verdi Ebta Novandra atau akrab disapa Novan. Mereka sudah satu sekolah sejak Sekolah Dasar dan sampai hari ini, keduanya bersahabat baik dan tidak heran jika ada rasa di antara mereka.
Zafira akui bahwa perasaan yang dirinya punya saat ini bukan lagi rasa yang seharusnya dimiliki oleh seorang sahabat, Ia menyadari itu sejak Sekolah Menengah Pertama tepat saat dirinya di bangku kelas dua sampai sekarang kelas tiga SMA. Meski bingung akan rasa yang Ia punya tapi Zafira tidak sedikitpun mengungkapkan itu, sadar akan jadi masalah bila Novan tidak memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Dia tidak ingin persahabatan yang hampir delapan tahun itu hancur hanya karena rasa yang Ia punya.
Novan yang melihat sahabatnya melamun pun langsung menegur Zafira,"Kok ngelamun? Nanti kesambet Zaf hahahaha." Tawanya.
"Eh apa sih, enggak ya." Geram Zafira.
KAMU SEDANG MEMBACA
oneshoot/twoshoot story
Teen Fictionbanyak orang-orang yang punya cerita tapi bingung buat menceritakannya, jadi aku sebagai perantara dari mereka untuk mengabadikan momen-momen itu dalm bentuk tulisan.