3

40 12 0
                                    

"h-hah? Curhat? Lo serius mau curhat sama gue...?" Tanyanya ragu.

Jeno mengangkat bahunya, "gue butuh pendapat lo aja sih. Tapi, ini jadi rahasia kita berdua ya?"

Hyunjin terdiam. Ini Jeno mau curhat sama dia atas dasar apa deh? Mana mereka berdua baru kenal ya kan.

"Kenapa emang lo mau curhat sama gue?"

"Hmm soalnya lo terlihat mampu jaga rahasia?"

"Tau darimana?"

Jeno nyengir sebentar, "keliatan aja. Oke gue mulai cerita ya. Gue sebenernya suka sama orang sih, gue juga pengen nembak dia dekat-dekat ini, tapi--"

Hyunjin menyimak.

"Baru-baru ini, ada orang yang terang-terangan ngedeketin gue, dan kemarin...dia nembak gue..."

"Wah..." Respon hyunjin takjub.

"Iya, gue tau. Gue juga kaget sama kayak lo, gue sama sekali gak aware kalo dia deketin gue karena suka sama gue. Gue belum ngasih jawaban karena...gue gak tega..." Ekspresi Jeno jadi memelas.

Hyunjin mengerut dahinya, "loh? Kok gak tega? Kenapa gak tega?"

"Y-ya...karena nyokap gue, bilang ke gue untuk tidak menyakiti hati perempuan--oke begini, gue sebenernya bingung nolaknya gimana biar dia gak sakit hati.."

Jujur, hyunjin terharu dengan sikap Jeno yang penuh lemah lembut itu. Huft, sayangnya dia udah punya orang yang disuka.

Ya Tuhan, semoga jodohnya hyunjin minimal karakternya kayak Jeno lah hehe.

SOFT BANGET KAYAK TOFU!

"Lo ada saran kata-kata buat penolakan itu gak?"

Hyunjin berpikir sebentar, gadis itu mendekati ke Jeno.

"Menurut gue sih Jen, cewek emang sensitif tapi itu udah risikonya dia karena udah nembak orang dan orang itu ditolak. Lo gak harus bertanggung jawab sama perasaannya dia. Kalo lo emang niat nolaknya baik-baik, gue rasa dia bakalan paham." Ucap hyunjin pelan-pelan.

"..."

"Cinta itu gak harus memiliki sih. Kalo dia gak paham konsep itu, ya yaudah. Gak usah dipikirkan, cukup dia dan move on-nya itu. Lo gak boleh ikut campur atau ikut sedih. Bersikap biasa aja." Lanjut gadis itu lagi.

"Gitu ya?"

"Iya dong. Lo harus tegas sama dia kalo lo udah ada orang yang disuka dan rasa cinta itu gak bisa dipaksa. Dia harus paham itu."

Jeno manggut-manggut aja.

Hyunjin tertawa datar, "lo pas ketemu cinta jadi agak hodob gitu ya?"

"Hodob?"

"Bodoh maksudnya." Hyunjin nyengir.

"Anjir." Jeno tertawa ngakak.

Hyunjin meminum jus jeruknya, "intinya, lo gak boleh salah presepsi. Nyokap lo emang bener kok, kita gak boleh menyakiti orang lain. Tapi dalam kasus ini, lo kan sama sekali gak nyakitin dia."

"Bener juga lo..."

Hyunjin menunjukkan jempolnya.

"Abis reject langsung confess ya." Ucap hyunjin.

Jeno mengangguk sambil menatap hyunjin, "lo cocok jadi penasehat hukum deh."

"Ish gak usah ngadi-ngadi."

@@@

"Woy! Kim Hyunjin!"

Hyunjin yang lagi lari-lari sore di komplek, otomatis membalikkan tubuhnya.

Hyunjin and The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang