Ketika Paul sampai di hadapan Nico, dia terkejut saat botol yang Si Lelaki Berkaca Mata pegang langsung ditumpahkan dan disiram ke muka Sang Mentor, membuat air bening yang ada di dalamnya keluar dan muncrat. Rasa panas dan perih tiba-tiba terasa, perlahan-lahan wajah Paul jadi berasap dan melepuh, membuat Sang Mentor jadi meraung-raung kesakitan.
"Arghh! Brengsek! Kau menumpahkan air apa pada wajahku!? Kenapa rasanya jadi sakit begini, Keparat!"
Paul jadi membungkuk dan mencengkram kedua pipinya, tidak tahan dengan kenyerian yang saat ini sedang bergejolak panas di seluruh bagian kulit dari mukanya. Sungguh, demi apapun, rasanya sangat menyakitkan. Paul kesal pada dirinya sendiri yang begitu bodoh dan lengah, sampai Nico bisa menyerangnya dengan mudah seperti ini. Paul lupa kalau orang yang sekarang dihadapinya berbeda dengan yang pahlawan-pahlawan lainnya. Nico memang kelihatan sangat kurus dan lemah, bahkan sepertinya jika dia sekali tertangkap oleh Paul, bocah itu tidak akan bisa melawan balik sebab kekuatan tubuhnya sangat jauh dibandingkan dengan mentornya yang kekar dan gagah.
Tidak heran jika penyerangan-penyerangan yang akan Nico lakukan dalam menghadapi Paul bukan berupa serangan fisik yang membutuhkan banyak tenaga, melainkan dengan menggunakan hal-hal yang diciptakannya dari kemampuan otaknya yang cerdas. Mungkin Nico sudah memiliki banyak rencana untuk mengalahkan Paul sehingga dia tidak begitu membutuhkan bantuan dari Naomi yang merupakan pasangannya sendiri.
Dengan menahan tawanya, Nico segera menjawab keresahan Paul yang saat ini sedang kelojotan merasakan perih luar biasa dari wajahnya yang barusan tersiram air dari dalam botol yang sudah dibuangnya ke sembarang arah.
"Cairan yang barusan kusiram ke wajah tololmu itu, adalah larutan asam klorida. Termasuk ke dalam golongan air keras yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Sekali kau terkena, kulitmu akan melepuh dan rasa sakit yang luar biasa akan datang. Bahkan, hanya dengan menghirupnya saja, itu bisa membuatmu mengalami iritasi parah pada saluran pernapasan," Mengatur napasnya sejenak, Nico melanjutkan. "Jadi, bagaimana? Apa kau masih menganggapku konyol, hanya karena aku bilang bisa mengalahkanmu sendirian tanpa bantuan siapapun?"
Mendengar pertanyaan itu, mendadak Paul menyeringai. "Ya! Kau masih sangat konyol di mataku jika menganggap air keras sialan ini dapat menghentikanku!"
Nico tercengang saat Paul mendatanginya dan mencengkram pundaknya dengan wajah yang sedang melepuh dan meleleh karena tersiram air keras darinya, dia juga ngeri pada Sang Mentor yang bisa-bisanya memberikan sebuah seringaian di kala mukanya sedang hancur begitu. "Kau lihat!? Ini bukan apa-apa bagiku, seranganmu memang menyakitkan, tapi itu bukan sesuatu yang bisa menghentikanku!"
Pundak Nico langsung ditarik membuat Si Lelaki Berkaca Mata jadi terhuyung tepat ke hadapan wajah Paul. Dia membelalak ketika Paul tertawa terbahak-bahak di hadapan wajahnya, seolah-olah serangannya sama sekali tidak berefek, itu adalah hal yang sangat menjengkelkan.
"NICO!" Naomi menjerit saat pasangannya tertangkap oleh Paul, Si Gadis Berkerudung bingung harus melakukan apa untuk membantu Nico yang sedang dicengkram pundaknya oleh Sang Mentor.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINERVO 2 ✓
Adventure[Bagi yang belum baca MINERVO 1, masih tersedia di profilku, silahkan cek] Paul Cozelario, seorang pemuda berandalan yang baru saja dikeluarkan dari sekolahnya, tiba-tiba terpilih dan ditakdirkan menjadi seorang mentor. Sebagai seorang mentor, Paul...