boy

160 40 13
                                    


Mata dita membelalak, bukannya di interview untuk bekerja, dia malah dimintai hal yang konyol oleh bang shi yuk.

"What??" Kata gadis itu, lalu dia melihat ke arah jimin.

"Aniya, aku tak mau! Aku tak mau berurusan dengan media, aku ingin hidup tenang," kata dita.

"Dita, kumohon," bujuk jimin.

Dita menggeleng, dia menolak keras.

"Aku tak tau harus meminta bantuan pada siapa lagi, selain padamu, dit," bujuk jimin.

"Heyy.. demi apa?? Aku dijadikan bahan pengalihan issue mu?? Tentang kau seorang gay??"

"Aish.. kumohon bantu kita.. pura-pura lah menjadi pacar min yonggi, di depan publik."

Yeoja itu menghela nafasnya, "ya! Aku bisa-bisa di amuk oleh para fans kalian! Aniya.. aku ingin hidup tenang!"

"Ck, kau sangat menyebalkan dit," kata jimin yang menjadi pacar min yonggi, dan sedang di gadang-gadang tentang hubungan mereka yang abnormal.

"Hyung, kau bicaralah.. dia sangat susah dibujuk," kata jimin. Yonggi sebenarnya sudah malas, kalau saja ini bukan karena karier group nya, dia tak akan mau melakukan ini.

"Aku mohon, apapun yang kau mau, aku akan kabulkan," kata yonggi membuat dita mendecih.

"Cih, aku bisa bekerja dan mencari uang untuk membeli apapun, aku tak butuh uang mu," kata dita kesal.

Jimin menghela nafasnya, bang shi yuk pun tak tau ingin bicara apa lagi.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau diterima kerja, jika kau mau?" Kata bang shi yuk membuat dita diam dan berpikir.

Tapi.. aku melakukan ini demi karier ku, dan akan menjebak mereka berdua. Mana bisa, aku dijadikan pengalihan issue?

Uhmm, aku tau apa yang harus kulakukan..

"Temanku juga kan?" Tanya dita dan bang shi yuk mengangguk.

"Kau dan temanmu punya bakat dalam make up kan?" Tanya bang shi yuk. Jimin berharap, agar dita mau menerima nya.

"Hmm." Dita menganggukkan kepalanya.

"Jika kau mau, kau akan menjadi make up artist yonggi, dan jinny akan menjadi make up artist jimin," kata bang shi yuk.

Dita mengangguk cepat, membuat jimin tak percaya melihatnya.

"Baiklah, terimakasih dita."

"Sama-sama. Jimin, kita butuh bicara, empat mata," kata dita pada jimin.

.
.
.

Dita duduk di sofa apartemen jimin, dia menghela nafasnya. Lalu jimin datang dengan membawa camilan dan minuman. 

"Jimin, berita itu benar?" Tanya dita.

Jimin menghela nafasnya, "aku harus mengatakannya berapa kali?"

"Sejak kapan? Kau menjadi gay?" Kata dita yang masih tak percaya.

"Entahlah, sejak kapan aku tak tau itu. Tapi, yonggi bisa membuatku nyaman."

Dita bergidik ngeri membuat jimin menatapnya.

"Ya, apa yang salah dengan itu?"

Dita memutar bola matanya malas, "Aigoo, tentu saja salah bodoh. Apa orang tuamu tau?"

Jimin terdiam, "aish shibal. Aku takut mereka marah," kata jimin membuat dita terkekeh.

"Tentu saja bodoh!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABNORMAL BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang