Perjodohan yang tidak disangka

4 0 0
                                    

Flash off sebelum Alifah lahir

Dua gadis SMP sedang bercengkrama di taman, saat jam istirahat.  Memakan jajanan dengan bercengkrama hal-hal kecil, mereka bernama Yuni dan Sabila. Ketika dipertengahan perbincangan, ada buku Sabila yang terjatuh dan terlihat foto ia dengan gadis cantik.
" Sabila, itu siapa?" Tanya Yuni dengan membantu membereskan buku-buku Sabila.
" Ohh... Ini Kakak ku namanya Irma." Jawab Sabila dengan menunjukan fotonya.
"Coba lihat boleh?" Penasaran Yuni.
"Ohh boleh." Jawab Sabila dengan memberikan fotonya.
Yuni pun berinisiatif untuk menjodohkan kakaknya dengan kakaknya  Sabila.
"Eh sabila, boleh aku bawa kerumah gak?? Buat tak lihatin ke Kakak ku yang cowok." Tanya Yuni dengan antusias
" Ohh... Boleh-boleh  bawa aja."  Jawab Sabila dengan menyerahkan fotonya kepada Yuni.

Teeeeeettttt...... Teeettttttt......
(Anggap saja bell sekolah)

"Yok, masuk kelas Sab." Ajak Yuni.
"Ntar sihhh..... Batagor aku belum habis nihhh." Jawab Sabila
" Hehe.... Lah kamu kok belum habis-habis sih." Kesal Yuni . Namun masih mau nungguin Sabila.
Ketika Sabila sudah selesai makan batagor, mereka pun berjalan menuju kelas untuk melanjutkan pembelajaran.
Jam pulang pun tiba, akhirnya jam yang ditunggu setiap siswa.
"Yuni, aku pulang dulu yaaaa... Udah dijemput sopir ku." Ujar Sabila dengan berlari ke mobil yang sudah tiba di depan gerbang sekolah.

Oh, ya kenalan dulu dengan keluarga nya Bu Irma yokkk.... Ibu Alifah itu anak dari Bupati Sukajaya yang ada di daerah Jawa Tengah.  (Gak usah di cari daerahnya karena ngarang itu) dan ibunya sebagai ibu pejabat, mempunyai saudara tiga yaitu kakak cowoknya yang bernama Alariq dan Adeknya satu yaitu Sabila.

Back to story.

"Assalamualaikum, Yuni  pulang." Teriak Yuni ketika masuk rumah
"Walaikumsalam,  Yuni kebiasaaan deh pulang teriak-teriak." Peringat  Anya ibu Yuni.

Eh...... Mau kenalan lagi gakkk sama keluarga besarnya Ayah Alifah??? Yok kenalan, kan ada paribahasa tak kenal maka tak sayang.... Klo udah kenalan cuman temenan cuakssss... ( Maap penulisnya nyindir diri sendiri, author juga kesindir gak nih??)  Zaen adalah anak dari Ayah yang sering keliling dari desa untuk mengisi beberapa pengajian, sedangkan ibunya jualan sarapan dan alkhamdulilah bisa punya beberapa sawah. Ia, mempunyai satu saudara yaitu adek  tercintanya yaitu Yuni. Namun, walau berpenghasilan yang sangat-sangat sederhana orang tua Zaen sudah bergelar  haji dengan tabungan ala kadarnya  dan  jangan lupa bisa menguliahkan anaknya sampai Sarjana. Tapi, sayangnya ayah Zaen tidak berumur lama. Ketika Zaen akan mempunyai gelar SP.d.

Back to story

" Buu... Tau gakkk, Yuni ada kenalan nih.... Cocok buat mas Zaen. Yuni punya fotonya nih." Ujar Yuni dengan antusias menunjukan fotonya.
" Mana sih mana??" Penasaran Anya dengan memperhatikan foto yang ditunjukan oleh anaknya.
" Ini lohhh buu...." Jawab Yuni dengan menunjuk Irma.
"Ohhh ..... Ini namanya siapa??" Tanya Anya dengan anaknya.
"Mba Irma buu, Dia alumni Polines..... Sekarang kerjanya di Pemda bu.(Pemerintahan Daerah)" Jawab Yuni dengan senyum yang merekah.
" Coba, tanyain ke Mas mu. Mau atau tidak klo dengan mba Irma." Ujar Anya dengan melenggang ke dapur
Tiba-tiba Zean menyahut dari depan.
" Mau apa bu??" Tanya Zean dengan menaruh tasnya di Kursi depan televisi.
" Itu loh adekmu..... Jodohin kamu sama kakaknya temennya."  Jawab Anya setengah teriak karena sedang didapur.
" Siapa Yun?" Tanya Zaen penasaran
" Mau tak lihatin orang nya gak mass..... Tapi orangnya gak pake hijab."
( Orang jaman dulu memang hijab belum tenar dan memang ibunya Alifah belum hijabpan)
" Ohhh .....Ya udah mas  berarti, lihat habis itu beneran tak nikahin." Ujar Zaen dengan percaya diri.
" Bener, mas ....... . Aaaaaaaaa... Nih- nih tak lihatin..... Ibuuu . Mas mau nlamar orang." Teriak Yuni dengan gembira
" Apa  sih Yuni.... Dari tadi teriak mulu.....?? Kenapa?? Mas mu kenapa??" Tanya Anya dengan membawa lap dapur.
" Ini mas Zaen mau bu di jodohin sama mba Irma." Jawab Yuni.
" Bener Zaen?." Tanya Anya menanyakan kebenaran.
"Iya bu. Zaen juga bosen tau di perhatiinnya sama ibu  dan Yuni doang." Jawab Zaen.
" Allhamdulilah. Anak bujang pan bojo....." Sahut Anya dengan sujud syukur.
(Alkhamdulilah, anak laki-laki mau nikah)
"Mas, mau nlamar kapan?" Sambung Yuni
" Hemmm, kapan ya??" Tanya Zaen.
" Gak usah buru-buru, hari Ahad aja klo gak Jumat?" Saran Anya.
" Boleh, sih bu." Jawab Zaen
" Oke, berarti kamu juga harus bobol celengan ayam mu Zaennn..... Karena lamaran juga butuh uang." Ujar Anya dengan meninggalkan mereka.
"Yuni, kamu gak usah cerita-cerita dulu sama temen mu oke!." Perintah Zaen
"Siap, mas Zaen." Jawab Yuni
Zaen pun meninggalkan Yuni yang sudah senang dan senyum-senyum sendiri. Ketika Zaen sudah ke kamar, dan ganti baju dilanjut dengan makan sore.
"Apa gua langsung aja main ke rumahnya ya?" Tanya Zaen kepada diri sendiri.
"Penasaran sumpah sama tu orang, gimana sih orang nya...." Batin Zaen.
" A.... Gua samperin aja deh." Ujar Zaen loncat dari tempat tidurnya.
Saat,sudah sekiranya siap dan mengeluarkan motor pespanya. Ia, ijin ke Anya dengan alasan ingin main ke rumah temannya. Memang ia hanya berbekal dengan nama Irma yang anaknya bupati . Apakah Zaen menemukan rumah Irma??

Ketika berhasil menemukan rumah calonnya, ia menghampiri security nya. Dengan membawa keberanian dan  percaya diri.
" Maap, pak ini rumahnya pak Yusuf kan??" Tanya Zaen sopan.
"Oh, benar mas ini rumahnya. Tapi klo boleh tau ada keperluan apa ya masnya??" Tanya Security
" Ohhh, gak pak niatnya mau ketemu mba Irma pak. Tapi kayaknya gak jadi deh... Klo gak ada bapaknya." Jawab Zaen sopan
"Siapa man?" Tanya Yusuf dari dalan rumah.
" Oh, ini pak nanya rumahnya pak Yusuf bukan? Terus tak jawabin iya." Jawab Security
Yusuf pun menghampiri gerbang dengan melihat Zaen dengan seksama. Ketika sudah berhadapan.
"Mau ketemu Irma atau Sabila Mas?" Tanya Yusuf dengan wajah datar.
" Ohh... Gak pak mau silaturahmi dulu sama bapak." Jawab Zaen dengan kaku dan senyum yang gemetar.
"Ohhh... Mau silaturahmi sama saya? Oke-oke masuk saja yok."  Yusuf menawarkan masuk
"Oh iya pak." Jawab Zaen dengan nada sangat takut.
Ketika masuk ke rumah yang tidak terlalu besar dan minimalis namun rapi. Di nakas ruang tamu asa beberapa foto terpajang yaitu Irma dan Alariq sedang wisuda berfoto dengan orang tuanya dan terakhir foto keluarga yang terpampang besar adalah kelurga besar yaitu Bapak Yusuf, Ibu April, Mas Alariq, Irma dan Sabila. Keluarga yang sangat bahagia bukan? Namun, prinsip Zaen mengapa harus minder( insecure) klo di mata Allah itu kita sama-sama manusia yang pendosa.
Ketika Yusuf mulai duduk dan bertanya- tanya, disela oleh Irma yang masuk ke ruang tamu dengan membawa  segelas teh.
" Oke, mas boleh perkenalkan nama mu." Suruh Yusuf
" Baik, pak Saya Zaen dari desa yang Belungku ingin saling mengenal sama mba Irma." Jawab Zaen dengan penuh percaya diri.





Hayoooooo.... Gak ada kata pacarannn tuhhh....... Zaen dan Irma.... Sistemnya sat set tapi pasti.....
Tapi, apakah perjodohan ini berlangsung lancara atau malah retak di akhir hayat........
Komen ya.... Emg radak gaje..... Tapi niatnya emg bikin orang penasaran.

Akhir Dari Sebuah HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang