Hari ini Amanda berangkat lebih awal karena ia ingin menghindari macetnya jalanan jika sudah mulai memasuki jam 7 pagi. Sesampainya di sekolah, Amanda langsung masuk kedalam kelasnya yang masih terdapat beberapa murid disana.
"Hoammm" Amanda meregangkan tangannya sambil menguap, karena jujur saja ia masih mengantuk karena sangat kelelahan dengan acara sekolah semalam.
"Tumben nih queen Manda udah dateng" sindir Fira yang baru saja masuk kedalam kelas dan duduk disamping Amanda.
"Gaje banget sih Lo pagi-pagi"
"Hai girls" sapa Winda yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah obrolan mereka.
"Muka Lo agak pucat Man, Lo sakit?" Manda hanya menggeleng dan tersenyum tipis.
"Nggak, gue cuma capek aja terus juga semalem begadang gara-gara baca wattpad keterusan" Fira dan Winda sangat tidak mengerti dengan sahabatnya yang satu ini, sudah tau capek habis pulang dari acara bukannya tidur malah nge wattpad.
"Kalo Bu Siti masuk bangunin gue ya" Manda meletakkan kepalanya diatas tumpukan tangannya dan mulai terlelap tidur.
Tidak berselang lama bel masuk pelajaran pertama pun berbunyi. Bu Siti dengan langkah panjangnya memasuki kelas Amanda dan membuat seluruh murid mulai duduk ditempat masing-masing.
"Man, Bu Siti tuh" Fira menyenggol kasar lengan Manda dan membuatnya kesal, hingga ia secara spontan berteriak dan memarahi Fira.
"ADUH FIR GUE KAN UDAH BIL..." sebelum melanjutkan ucapannya, Manda melihat seisi kelas termasuk Bu Siti yang sedang menatapnya datar. Sungguh sepertinya ia sedang ada diposisi yang tidak enak.
"Amanda kamu tidur?" Tanya Bu Siti yang hanya dijawab senyuman tipis oleh Manda.
"Anak muda jaman sekarang, pagi-pagi udah tidur aja bukannya semangat mau belajar. Kamu cuci muka dulu sana"
"Maaf Bu" Amanda bergegas pergi ke toilet untuk cuci muka sekaligus menghindari Omelan Bu Siti.
***
"Kok badan gue jadi panas dingin gini ya abis cuci muka"
Amanda berjalan dengan cepat menuju ke kelasnya supaya Bu Siti tidak semakin marah padanya. Namun lagi-lagi langkahnya terhenti karena melihat sang pangeran yang sedang bermain basket dilapangan.
Yap siapa lagi kalau bukan Erland. Manda terus memperhatikan pergerakan Erland tanpa berkedip, karena kadar ketampanan Erland semakin meningkat saat ia sedang memakai baju olahraga seperti sekarang ini.
"Juna tangkep" teriak Erland supaya Juna menangkap bola yang dilempar kearahnya. Namun bola itu justru meleset dari tangan Juna dan malah mengenai kepala Manda.
"Mata gue kok jadi gelap gini ya" batin Amanda sebentar dan ia tiba-tiba terjatuh kelantai.
"Lan, bolanya kena Amanda"
Erland berlari menghampiri Amanda yang sudah pingsan dan berusaha membangunkannya dengan menendang kaki Amanda pelan. Ia berpikir mungkin itu cuma akal-akalannya saja supaya Erland menggendongnya ke UKS.
"Gimana Lan?" tanya Juna dan Banu bersamaan.
"Coba deh lo cek Jun, dia beneran pingsan apa cuma pura-pura doang" suruh Erland.
Juna mulai mendekati Manda dan kembali berusaha membangunkannya, tapi masih belum berhasil. Akhirnya ia memilih untuk mengecek kepala Manda siapa tau ada yang lecet.
"Badannya panas bro, jangan-jangan beneran pingsan lagi" tebak Juna dengan sedikit heboh.
"Emang bisa ya ketimpuk bola basket terus jadi meriang" ucap Banu dengan polosnya.
"Ya udah sini biar gue gendong aja ke UKS" Erland mengangkat tubuh Amanda dan menggendongnya dengan bridal style.
"Erland ganteng banget sih"
"Ibunya dulu ngidam apa ya sampek anaknya bisa kayak pangeran gitu"
"Fiks jodoh gue sih"
"Pengen deh jadi Manda"
Erland terus berjalan melewati gerombolan wanita-wanita itu dan hanya acuh tidak peduli dengan perkataan mereka. Yang terpenting ia harus melakukan tanggung jawanya dulu mengantar Amanda ke UKS.
***
Pelajaran Bu Siti sudah berjalan hampir satu jam, tapi Amanda belum juga kembali kekelas. Hal itu membuat Fira dan Winda merasa khawatir mereka takut jika Amanda pingsan ditoilet.
"Ssttt Fir, si Manda lama amat sih" bisik Winda supaya tidak ketahuan oleh Bu Siti yang sedang menulis didepan kelas.
"Abis ini kita cari deh" jawab Fira dan kembali memperhatikan kedepan.
1 jam kemudian...
"Huhh akhirnya kelar juga pelajarannya Bu Siti" ujar Winda sambil memijit keningnya pelan.
"Ayo kita cari Amanda" Fira dan Winda berjalan keluar kelas dan segera mencari Amanda sebelum guru pelajaran berikutnya masuk kekelas.
Mereka menyusuri setiap sudut sekolah, namun hasilnya nihil. Karena sudah lama mencari tapi tidak ketemu juga, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kekelas dan menunggu Amanda saja disana.
Ditempat lain, Erland sedang menunggu Amanda sadar dari pingsan. Ia masih merasa bersalah karena telah membuat anak orang jadi sakit karenanya, meskipun ia tidak menyukai Amanda tapi setidaknya ia harus bertanggung jawab dengan perbuatannya itu walaupun terjadi karena tidak sengaja.
"Ehnggh"
----------------------------------------------------------------
Jangan lupa vote and comment ya gais👇
Karena satu klik dari kalian akan berarti buat perkembangan cerita ini, hehe😊Stay tune untuk part selanjutnya🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertahan Waktu
Teen FictionWaktu adalah segalanya bagi manusia Waktu juga dapat membawa kita kepada keburukan dan kebahagiaan Inilah cerita kisah cinta antara Amanda dan Erlandra dimana persatuan cinta mereka harus terhalang oleh waktu dan kembali dipertemukan oleh waktu. Aka...