by latenightfish
ind translate by ulocken-
Kunci untuk Pernikahan yang Sukses!
Ketika kamu terjebak dalam kegembiraan pernikahanmu, akan sulit untuk membayangkan dirimu dan pasanganmu mungkin tidak akan hidup bahagia selamanya. Pernikahan membutuhkan usaha, komitmen dan cinta tapi mereka juga butuh menghormati (satu sama lain) agar dapat benar-benar bahagia dan sukses.
-
"Mengapa kau berada disini?"
Wanita yang berdiri di depanku membuat ekspresi terluka sembari menghisap permen rasa lemonnya. Aku tahu perkataanku tidak begitu memengaruhinya.
"Kasar sekali, aku ke sini untuk melihat keadaan teman baikku."
Sebuah kebohongan.
"Kita bukan teman. Mengapa kau kemari?" Aku mengulangi pertanyaanku dengan cibiran. Dari semua orang dimuka bumi, dia adalah orang terakhir yang ku inginkan berada disini untuk membuang waktuku. Terutama, saat aku sudah terlambat untuk janji temu dengan pengacara perceraianku. Aku juga tahu, ia akan kesal jika saja aku datang terlambat dan menyia-nyiakan waktu yang sudah ia sisihkan untukku.
"Ck, baiklah. Aku kemari untuk mengambil beberapa barang milik Dokja yang tersisa."
Dia membiarkan dirinya masuk dan berjalan langsung ke ruang tamu, menjatuhkan dirinya di sofa seolah-olah dia pemilik tempat ini.
"Dia tidak bisa melakukannya sendiri?"
"Ia bilang dia tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan ini... kurasa dia hanya takut menghadapimu lebih dari yang seharusnya." Dia tersenyum sambil mengatakan ini. Aku benar-benar tidak tahan dengan wanita ini.
"Dia tidak pernah takut menghadapiku, akui saja jika dia tidak tahan melihatku." Takut? Apa yang harus ditakuti oleh si idiot itu? Dia tidak pernah takut untuk membuka mulutnya selama lima tahun belakangan. Dia juga tidak pernah takut untuk menyerang kekuranganku tiap kali kami bertengkar. Dia juga tidak pernah takut untuk menunjukkan kalau dia sudah tidak tahan berada di ruangan yang sama denganku lagi.
"Ugh, jangan memulai. Aku tidak tahan dengan omelan kalian berdua ketika kalian bahkan tidak ingin mendengarkan apapun yang aku katakan. Dalam bukuku, kalian berdua adalah idiot raksasa, yang membuat kesalahan besar." Han Sooyoung selalu menjadi wanita yang bertingkah seperti penulis mahatahu. Seseorang yang berpikir ia memahami perasaan orang lain lebih dari orang itu sendiri. Itulah mengapa aku tidak tahan dengannya maupun sifat merendahkannya itu.
"Ini bukan sebuah kesalahan. Kami berdua membicarakan ini bersama dan menyimpulkan kalau ini adalah hasil terbaik."
Akhirnya, senyumnya goyah. Dia menatapku dengan mata penuh emosi yang tidak dapat ku deskripsikan. Bibirnya menipis menjadi satu garis, Ia tampak seperti sedang mempertimbangkan apakah dia harus mengungkapkan pikirannya atau tidak. Han Sooyoung menjadi Han Sooyoung. Tentu saja, memutuskan untuk membagikan pendapatnya yang tidak diminta.
"Aku akan mengambil barang-barang milik Dokja. Dari. Tempatmu."
"Jadi? Dia dulu tinggal di sini. Tentu saja, seseorang harus mengambil barang-barangnya." Ekspresinya menjadi lebih jengkel, kemudian ia lanjut berbicara.
"Kalian telah hidup terpisah selama enam bulan sekarang. Apartemenmu sudah dikosongkan dari barang-barangnya dua bulan lalu. Aku mengambil barang-barang yang ia tinggalkan seminggu yang lalu. Seminggu yang lalu, Yoo Joonghyuk! Ketika dia menginap, ingat itu? Apakah itu mengingatkanmu pada sesuatu? Sekarang aku tidak tahu mengapa kau dan Dokja sama-sama menolak memberi tahu ku mengapa dia menginap atau apa yang terjadi, tapi aku tidak bodoh, bajingan! Dia pasti tidak menginap di tempat calon-mantan-suaminya untuk minum teh dan dengan damai mengenang masa lalu."
Aku tidak membalas perkataannya. Sebenarnya, aku berharap jika aku mengabaikannya cukup lama, ia akan berhenti membahas topik satu ini.
"Kalian berdua bodoh. Kenapa kalian tidak bisa berkomunikasi layaknya orang normal? Membicarakan hal ini sampai selesai? Kalian berdua tidak membicarakan apapun! Aku tahu itu, kau tahu itu dan Dokja tahu itu! Ini bukan keputusan yang tepat namun–"
"Han Sooyoung!" Aku memotongnya. Pikiranku sudah dipenuhi masalah lain, aku tidak membutuhkan nasihat pernikahannya yang menyebalkan itu sekarang. Tidak hari ini. Tidak saat kita akan menyelesaikan semuanya.
Dia menatapku, matanya terbuka lebar dengan mulut yang tertutup rapat juga alis yang menyatu.
"Baiklah! Okay! Kalian berdua dapat melakukan apapun yang kalian mau, enyahlah, terserah. Aku hanyalah gadis pesuruh!" Dia berdiri dan bergegas keluar dari ruang tamu, "Beritahu Dokja untuk mengambil barang-barangnya sendiri. Aku tidak tahu mengapa aku terus bermain sebagai kurir pribadi priamu itu." Aku mendengar pintu depan terbuka dan dibanting dengan suara yang keras. Bagus, sekarang ini adalah masalah lain yang harus ku selesaikan nantinya.
Kenapa Dokja tidak memintaku saja untuk membawakan barang-barangnya? Aku bisa menghindar untuk bertemu dengan si penyihir itu dan dia tidak akan mendapat kesempatan untuk membuat ulah di rumahku.
"Si idiot itu bahkan tidak tahan mendengar suaraku, huh?"
Timing yang bagus, jam tangan pintarku menyala dan mulai bergetar. ID penelpon menunjukkan: "Kim Dokja". Kenapa dia menelponku sekarang? Apa Han Sooyoung sudah mengeluh mengenai pertengkaran kami? Aku mengangkat panggilannya tanpa ragu.
"Apa yang kau inginkan?"
Beberapa detik berlalu dan yang ku dengar hanyalah nafas tak beraturan juga obrolan keras sebagai latar belakang.
"Kim Dokja..?"
"Kau... huff huff... kau harus menjemputku..."
"Menjemputmu?"
"Iya. Tolong. Kalau tidak, aku akan sangat terlambat. Aku lari seperti orang gila untuk mengejar kereta bawah tanah tapi ternyata seluruh jalur 098 dibatalkan karena beberapa masalah teknis... Maaf."
"..."
"Yoo Joonghyuk?"
"Tunggu di parkiran MinoSofts, aku akan ke sana."
Aku menutup telepon setelah mengatakan hal tersebut. Sepertinya si idiot ini masih sanggup berbicara denganku di luar masalah hukum.
Aku mengambil kunci dan menuju keluar.
-
jangan lupa meninggalkan kudos di lapak author aslinya, link di halaman 'You should know this first.' no pay. tinggalkan vote & comment disini juga :]
▪︎ unlocken, 2023 ▪︎
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rather Difficult Guide to a Happy Marriage.
Fanfiction[orv, joonghyuk dokja, fanfiction] summary: tolong jangan pergi. "kau bisa pergi sekarang." "apa jika kau berkata jujur akan membunuhmu, kim dokja?" - kim dokja dan yoo joonghyuk adalah pasangan menyedihkan di tengah proses perceraian. yoo joongh...