Don't die on me, Bastard!

139 10 0
                                    

jangan lupa meninggalkan jejak <3

-

by latenightfish
ind translate by ulocken

-

Dokja's Point Of View.

"Yoo Joonghyuk..? YOO JOONGHYUK!?"

Kakiku mengantarkanku ke tempat kejadian bahkan sebelum aku sempat memproses apa yang baru saja terjadi. Benturan keras, suara logam yang sedang bergesekan satu sama lain diikuti dengan suara teriakan yang menusuk telinga. Seseorang baru saja melajukan mobilnya ke arah Joonghyuk. Aku membuka pintu kursi penumpang untuk menemukan dia yang sudah merosot di atas kemudi. Airbag sudah kempis, meninggalkan Joonghyuk di sana. Tergeletak tak bernyawa. Dia berdarah, dan itu tidak sedikit. Itu menodai wajahnya, kaca, roda kemudi dan kursi mobil.

"Sial... sial, Yoo Joonghyuk, kau bisa mendengarkanku?" Tentu saja, tidak bisa. Apa yang baru saja ku tanyakan?

"Tidak.. tidak tidak. Jangan mati sekarang, bajingan!" Hal terakhir yang ku lakukan kepadanya adalah mengutuknya... Aku mengutuk suamiku dan sekarang dia mengalami kecelakaan mobil yang parah. Tanganku gemetar saat aku mencoba melepaskan sabuk pengamannya. Ya Tuhan, ini jauh lebih sulit dari biasanya. Aku mengutuk alam semesta karena telah membuat tanganku berkeringat sekarang.

"Sialsialsialsial SIALAN-" Hawa panas dan dingin melewati tubuhku. Semua hal di sekitarku berputar dan aku bisa merasakan mataku memanas.

Berhenti terlihat menyedihkan, bukan kau yang tertabrak.

"Aku.. Aku tidak bermaksud untuk... seharusnya itu hanya membuatnya pingsan..."

Apa!?

Aku menoleh dan melihat seorang wanita. Matanya tampak berkaca-kaca dan wajahnya memerah, dia menahan air mata. Terdapat memar di bawah mata kirinya dan hidungnya sedikit berdarah, selain itu ia tampak baik-baik saja. Dia jelas orang asing dilihat dari rambut pirang beserta mata zamrudnya.

Apa yang ia katakan barusan?

"Membuat pingsan siapa? Apa kau pengemudi mobil yang baru saja menabrak suamiku?!"

Dia tersentak mundur saat aku meninggikan suaraku. Wanita itu bertingkah sangat mencurigakan. Aku keluar dari mobil dan meraih bahunya bahkan sebelum dia sempat bereaksi.

"A.. aku, uh... Aku-"

"Apa maksudmu hanya ingin membuatnya pingsan?! Kau sengaja melakukan ini?!" Di sisi lain, suamiku masih berdarah-darah dan di satu sisi lainnya lagi aku akan di dakwa melakukan penyerangan. Aku sedang tidak bisa berpikir maupun bertindak lurus saat ini. Yoo Joonghyuk, jika kau mati setidaknya aku akan membalaskan dendammu!

"Tenanglah, nak. Kau ingin mencekik temanku atau menelpon ambulans untuk suamimu yang sedang terluka? Kau beruntung aku sudah melakukan bagian itu untukmu."

Seorang pria melangkah keluar dari mobil yang rusak... Anehnya, dia tampak tidak tergores sedikitpun. Dia berjalan mengitari tumpukan logam yang dulunya merupakan sebuah kendaraan dan melangkah tepat di depanku. Dia memiliki rambut pirang platinum dan terlihat cukup tampan. Wajahnya Asia Timur, meskipun warna rambut dan matanya terang.

"Minggir."

"Maaf?" Dua orang pirang jangkung yang telah membuat suamiku menjadi pancake, dan sekarang salah satu dari mereka mencoba membuatku menyingkir? Pria itu memutar matanya dan berdecak. Serius, ada masalah pria ini sebenarnya?

"Aku seorang dokter, nak. Sekarang apa kau ingin aku melakukan pertolongan pertama pada suamimu atau kita akan membiarkannya kehabisan darah?"

Oh... ah.

"Jangan hanya berdiri tak berdaya di sana dan ambilkan aku kotak P3K dari mobilmu."

Dia mendorongku ke samping dan naik ke kursi penumpang. Sejujurnya aku tidak menyukai sikap orang ini, tetapi aku melakukan apa yang ia minta. Aku berjalan ke belakang mobil dan mengambil kotak P3K dari bagasi. Tindakannya terhadapku sudah benar. Yoo Joonghyuk sedang berdarah dan aku bahkan tidak bisa membantu. Tuhan, aku baru saja bersikap buruk.

Saat aku kembali, dia sudah mengeluarkan Joonghyuk dari mobil. Membaringkannya di tanah dengan jaket hitamnya yang terpasang rapih. Dia terlihat sangat... rentan. Aku berdiri di sebelah kirinya dengan kotak P3K di tanganku.

Pria pirang itu berjongkok di sebelah Yoo Joonghyuk dan mulai memeriksanya. Aku pikir dia sedang memeriksa denyut nadinya..

Ia tiba-tiba mendongak dengan alisnya yang saling menyatu.

"Ah tidak... dia tidak berhasil melaluinya. Aku turut berduka.."

Clack!

Apa? Hah? Kenapa- apa?

Tidak mungkin.. ini pasti sebuah candaan gil-

"Wah Wah WAH, tenanglah! Aku hanya bercanda! Dia masih bernapas, bernapas! Yah, setidaknya ia masih bernapas tapi kemudian kau menjatuhkan kotak P3K tepat di wajahnya! Tuhan... ya, dia masih bernapas. Kau harus ingat untuk bernapas juga! Astaga, ini akan memar! Kotaknya jatuh tepat di mata kirinya HAHAHAHA!"

Apa-apaan dia sebenarnya? Kurasa ada yang salah dengan orang ini. Bagaimana bisa dia bercanda di situasi seperti ini? Dan bagaimana dia bisa tertawa sekarang?! Kepalaku berdenyut.

"Kau... KAU!! Apa-apaan kau ini?!" aku ingin melompat ke arahnya namun di hentikan oleh wanita itu.

"Kim Dokja, tenanglah! Aku meminta maaf atas perilakunya, aku bahkan tidak mengerti mengapa Sun Wukong bertingkah seperti itu! Itu lelucon yang mengerikan." Wanita itu mendesis sembari memelototinya, sedangkan pria itu hanya terkekeh saat mengobati luka Joonghyuk.

"Kemari, duduklah bersamaku sampai ambulans tiba. Berdiri di sana hanya akan menghalanginya. Kumohon, mari menyingkir sebentar."

Aku tidak menyukai ini namun ia benar. Tidak ada yang bisa ku lakukan untuk Joonghyuk dan nasibnya berada di tangan orang gila itu hingga ambulans tiba. Wanita itu membawaku jauh beberapa meter dari lokasi kecelakaan dan mendudukkanku di trotoar.

Sebentar, apa dia baru saja memanggilku menggunakan namaku?

"Kau.. bagaimana kau tahu namaku?"

"Ah... kau tidak mengenaliku? Yah, kita hanya bertemu sebentar. Aku Uriel van Eden, apakah mengingatkanmu dengan sesuatu?"

Uriel...van Eden..? Sebentar. Wanita ini, aku bertemu dengannya saat pertama kali datang ke sini untuk nasihan hukum.

Baru sekarang aku menyadari jika ia mengenakan pakaian bisnis yang cukup mewah.

"Kau pengacaraku?!"

Pengacara pernikahanku menabrakkan mobilnya ke calon-mantan-suamiku. Dan dari apa yang ia ucapkan sebelumnya, ia mungkin melakukan ini dengan sengaja. Apakah secara tidak langsung aku menyewa pembunuh bayaran? Apakah ini bahkan firma hukum yang akan kita tuju? Ya Tuhan, ketika aku memberitahunya jika aku tidak sabar untuk menyingkirkannya, aku tidak bermaksud seperti ini.

"Iya.. aku meminta maaf sudah membuat suamimu menjadi pancake.. maksudku calon-mantan-suami..."

"Jadi kau tidak mencoba untuk membunuhnya? Aku tidak menyewa pembunuh bayaran? Apa yang baru saja kau ucapkan?!"

"Tidak, apa?!! Aku-"

Percakapan kami terputus oleh suara sirene yang berdering di udara. Ambulans akhirnya datang. Aku bergegas ke paramedis dan menjelaskan kepada mereka apa yang terjadi. Mereka segera membawanya -Joonghyuk, ke ambulans karena pria bernama Sun Wukong itu ternyata melakukan pekerjaannya dengan baik. Saat itu, aku benar-benar lupa tentang perilaku aneh juga percakapanku dengan Uriel, tetapi masalah itu bisa di urus nanti.

Aku ditanyai apakah aku ingin menemaninya di ambulans dan aku menyetujuinya. Aku naik ke dalam dan duduk di sebelah tandu yang di tempati oleh Joonghyuk sambil meremas tangannya dengan erat. Itu sebuah refleks.

Sial. Kau sebaiknya tidak bangun dengan amnesia, bajingan.

-

▪︎ unlocken, 2023 ▪︎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Rather Difficult Guide to a Happy Marriage.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang