Prologue

1.6K 134 33
                                    

Sanctuary.

(n). a place of refuge or safety; tempat perlindungan.

...







Hal yang paling tidak dimengerti oleh Mikael adalah kenapa semua orang tak mengerti rasa berterima kasih?

Oh, ia mungkin manusia.

Tapi semua orang tau dan paham soal tahtanya sebagai salah satu orang paling penting didunia ini, Sterling adalah salah satu diantara banyaknya konglomerat berpengaruh.

Ia adalah darah-murni dari keluarganya, Sterling.

Menyayangkan sekali.

Ada banyak sekali manusia-manusia tak tahu diuntung saat berurusan dengannya.

Bukankah dirinya pernah mengatakan kepada semua orang, jika ia mengalah untuk satu lagi dan itu tandanya dirinya takkan lagi mengalah untuk kedua kali apalagi ketiga kalinya.

Bajingan sialan ini.

Giginya gemeretak tak senang, menahan semua kekesalan, amarah, dan rasa benci yang menjadi satu.

Juan harusnya tau diri dengan siapa dia berurusan.

Harusnya keparat itu tau siapa lawannya.

Oh, ia tak sabar memperkenalkan dirinya nanti saat bersitatap dengan manusia menjijikan macam keparat satu itu.

"Batalkan semua jadwalku,"

Titahnya dengan aksen yang khas membuat semua assistant dan sekretarisnya menoleh kaku, mereka tak salah dengar?

"Beli nona Esther dan nona Dean untukku, berapapun harga mereka berdua,"

Pungkasan dari bibir sang aristokrat ini dengan tegas membuat mereka semua, empat orang timnya itu segera menganggukan kepala mereka patuh, tak ingin berurusan dengan mode siluman dari sosok yang satu ini.

"Jangan lupa,"

Suara baritone itu kembali merendah bahkan membuat empat orang yang termasuk ke dalam timnya tersebut meremang takut.

Dua bola mata jernih dengan warna biru secerah langit itu menggelap.

Lagi dan lagi, sudah lebih dari tiga kali dalam sehari mereka mendengar suara yang keluar dari sang majikan, mereka semua bisa mendengar suara gertakan dari gigi yang beradu.

Tampaknya singa ini sangatlah marah.

Membuat mereka semua berkeringat karna gugup dan takut menjadi satu dalam balutan seragam mereka, "Bawa manusia bernama Juan itu ke hadapanku,"

"Baik, tuan,"

Dan mereka semua membubarkan diri begitu sosok Mikael beranjak dari kursinya.

Untuk melepaskan ikatan dasi yang melilit lehernya tersebut.

Sialan kau!

Jika tau endingnya seperti ini, Mikael takkan pernah mengalah pada sosok bajingan macam keparat yang satu itu.

Ia takkan mungkin melepaskan Claire.

Harusnya, dulu ia lebih memaksa wanita itu untuk jatuh ketangannya.

...





















.

.

.

Sebelum lanjut, mari saling mengingatkan kalau buku ini hanya berisi bualan belaka alias nirnyata alias fiksi. Jikalau diksi yang digunakan terkesan aneh dan menyebalkan, kalian bisa menegur aku sebagai penulis.

Sanctuary. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang