009 ㅡ End.

1K 126 18
                                    

Sebelum memulai ada baiknya meninggalkan vote dan setelah membaca, tolong tinggalkan commentar.

Semoga harimu menyenangkan setelah membaca chapter terakhir ini.

Dan, maaf kalau akhirannya agak tidak jelas. Maklum, orang gila disuruh bikin ending makanya suka enggak jelas begitu.



























.

.

.

Sanctuary.

━━━━━━━━

009 : Safest place.

.

.

.

























Unedited, hati-hati typos, dan terima kasih sudah bersama dengan Mikael, Esther, juga Dean sampai akhirnya mereka mengucapkan perpisahan kepada kalian semua.



























...

Sanctuary.

...

ADA seribu macam jalan menurut Mikael untuk membuat Esther meninggalkannya, tapi tak ada satu cara baginya untuk pergi dari sulung Claire tersebut.

Sebut dia gila.

Tapi Mikael sudah tak bisa lagi merasakan sesuatu hal yang lain dengan orang lain, hanya dengan Esther, ia bisa merasa lebih bahagia.

Bahkan jauh lebih baik.

Dulu saat bersama Claire dan jatuh hati kepadanya, Mikael hanya bisa memendam kemudian menyimpan perasaannya.

Sebab sadar biar bagaimana pun rasanya takkan mungkin terbalaskan, karna Claire selalu mengingatkannya akan dirinya yang terlalu tinggi untuk diraih.

Claire sendiri sadar akan itu dan menyuruhnya mencari yang lebih baik.

Namun Esther?

Anak dari seseorang yang dulu begitu dicintainya tersebut justru menyatakan perasaannya lebih dulu, dan, kemudian mengatakan kalau dia menginginkannya.

Itu membuat Mikael sedikit terkejut, sungguh, tapi ini Esther dan sedikit keagresifannya melakukan sesuatu.

"Kamu yakin?"

Tanya Mikael agak ragu.

Demi Tuhan, dirinya sekarang merasa campur aduk. Bukan karna dirinya masih mencintai Claire, bukan, hanya saja.. Dirinya ini begitu..

"Kenapa ragu?"

Suara Esther yang melembut itu membuat Mikael mendesah pelan sebelum merasa kalau si nona mengusap rahangnya secara lembut, "Aku ini lebih tua darimu, dua kali lipat usiamu dan kamu tau itu, bukan?"

"Usia bukan patokan, Mikael," ujar Esther secara lembut.

"Aku,"

"Aku tak peduli dengan statusmu juga, jika kamu ingin diriku juga, tolong," bisik Esther dengan pelan sebelum mendekatkan wajah mereka, "Tolong terima aku,"

Nah.

Bagaimana?

Bagaimana bisa dirinya menolak kalau begini?

Belum pernah sekali pun dirinya ditahan atau dipinta oleh seseorang untuk bertahan, apalagi menerima sampai begini. Sungguh.

"Ada banyak cobaan yang akan datang nanti,"

Sanctuary. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang