° two °

22 6 0
                                    

•° lil bit 18+ °•

✧ MMA Arena ✧

Sorak sorai penonton mulai bergema di arena utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorak sorai penonton mulai bergema di arena utama. Bian dan lawan nya tampak saling memberi hormat satu sama lain.

"Bian... Bian.... Bian... Bian... ayo Biann semangaaaaaattttt, woooooohooo," Ren dan teman temannya berteriak sekuat tenaga untuk menyemangati Bian di arena.

Prittttt (suara peluit)

Peluit wasit begema tanda pertandingan dimulai. Bian dengan gesit menghindari serangan serangan dari lawan nya, ini pertemuan keempat Bian dengan sang lawan.

Di tiga pertandingan sebelumnya Bian unggul telak tapi melihat performa lawannya kali ini seperti nya agak sulit untuk menang KO.

Lawan nya sudah tau cara bermain Bian, jadi dirinya berusaha fokus untuk menyerang daripada bertahan.

.
.
.

Ben membuka pintu yang di maksud dengan manager Bian tadi, dilihatnya Bian yang sedang bertarung di dalam arena. Ben sedikit meringis melihat keadaan kedua petarung itu penuh dengan luka baik Bian maupun lawannya.

Bian tidak bisa dikatakan baik, wajahnya terluka disana sini, tangannya juga banyak darah namun lawannya jauh lebih buruk dari Bian.

Ben tidak mengerti dengan yang mereka lakukan. Olahraga seperti apa ini yang dibuat dengan taruhan nyawa.

'Apa mereka semua psikopat,' Mata Ben berkeliaran melihat penonton yang berteriak dan terlihat senang sambil  memanggil jagoannya masing-masing.

Pritttt.... priitttt... priittt... (suara peluit wasit)

Peluit panjang telah bergema menandakan  pertandingan telah usai.

"Ladies and Gentlemen, the winner is...... MR. RAESSEEEEEESSS," Wasit mengangkat tangan Bian keatas mendakan dirinya menjadi juara pada pertandingan malam hari ini.

Teman-teman dan fans dari Bian bersorai gembira atas kemenangan keempat Bian yang belum terkalahkan. Bian nampak turun dari arena setelah menerima belt champion -nya.

.
.
.

"Ben siap siap untuk merawat Bian yaa," Ben menganggukkan kepalanya mengerti.

Ceklekkk (suara pintu dibuka)

Ben meringis melihat keadaan Bian sekarang. Bian berjalan tertatih sambil memegang perutnya.

Brukkk (suara jatuh)

Belum ada 5 langkah Bian memasuki ruangannya, dirinya sudah terjatuh pingsan. Ren dan sang manager langsung membopong Bian untuk dibaringkan di tempat tidur pasien.

Valley Of Lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang