1

1.2K 204 3
                                    

"(Y/n)-chaannnn!"

Suara teriakan di pagi hari membuat gadis muda enam belas tahun itu mengerjap pelan. Kepalanya berdenyut nyeri sehabis di pukul dengan tidak punya hati oleh pelaku yang kini cengar-cengir menatapnya.

"Pinjam pr-mu dong!"

(Y/n) mengusap belakang kepalanya yang sakit sembari mengeluarkan buku miliknya dari dalam tas. "Kepalaku sakit," Ucapnya pelan. "Kapan kau akan merubah kebiasaan burukmu Renna-chan?"

Renna memeletkan lidahnya, "tidak mau! Soalnya menjahilimu itu menyenangkan."

Renna dengan cepat mengambil tempat duduk didepan (y/n) dan mulai menulis pekerjaan rumah berupa trigonometri kedalam buku tulisnya.

"Maaf ya," Gumam Renna. "Soalnya kalau tidak dipukul kau tidak akan bangun. Tidurmu seperti orang mati saja."

(Y/n) melirik dari sudut mata saat mendengar gumaman Renna. Sebuah roti melon terjulur ke arah wajahnya.

"Nih makan," Renna tersenyum lebar. "Jangan tidur lagi, ini pasti gara-gara main game semalaman, kan?"

(Y/n) menerima roti pemberian Renna dan memakannya cepat selagi bel masuk belum berbunyi.

"(Y/n)-chan pernah dengan tentang sepak bola blue lock?"

Renna memulai pembicaraan diantara keduanya. (Y/n) sendiri hanya bergumam kecil karena tidak terlalu tertarik dengan sesuatu beraroma kan olahraga atau apapun itu.

Renna berbalik bersamaan dengan kedua tangannya memegang buku. "Mereka adalah pemain-pemain bola berusia enam belas hingga delapan belas tahun."

Mendengar penjelasan Renna tentang blue lock hanya mengundang 'hee' dari (y/n). Nyatanya gadis itu tidak memiliki minat sama sekali dengan hal-hal yang tidak dia senangi.

Renna mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam saku, "lihat! Tampan bukan?"

Mata (y/n) terpaku pada gambar dua orang yang ada didalam sana.

"Yang rambut ungu namanya Mikage," Jelas Renna. "Kalau yang putih namanya Nagi. Sebenarnya itu nama yang ada di punggung baju mereka, sih."

"Nagi?"

Renna mengembangkan senyum, tampaknya dia berhasil menarik perhatian sahabat kecilnya itu. "Nagi-san si nomor punggung sepuluh dan Mikage-san itu duo maut untuk saat ini. Nama mereka memuncak semenjak melawan U-20."

"Hee, hebat juga."

Renna mendadak cemberut mendengar suara (y/n) yang kembali terdengar tidak tertarik. Renna mendadak gigit jari, "(y/n)-chan mau ikut menonton mereka bersamaku tidak?"

Tidak pantang menyerah, gadis muda berambut brunette itu terus mencoba mengajak (y/n) bersamanya menonton liga bola Jepang.

"Kapan?" Tanya (y/n). Tangannya terangkat ke udara, meregangkan tubuhnya yang sejak tadi pagi berada diposisi yang sama.

"Besok jam lima sore!"

Bak mendapatkan lotre, akhirnya bujuk rayu Renna berhasil.

"Oke, telfon saja aku saat mau kesana."

Renna mengacungkan tangannya ke udara, "yosh!"

"Ting tong! Jam pertama dimulai, diharapkan pada seluruh siswa dan siswi segera memasuki kelas masing-masing!"

Suara bel yang menggema diseluruh kelas dan lorong menjadi pertanda bahwa waktu bagi Renna untuk menyalin PR sudah berakhir. Renna mendadak panik karena PR (y/n) bahkan belum setengahnya di salin olehnya.

Fortune Side [N. Seishiro x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang