04 - WHERE ARE YOU?

124 25 14
                                    

~ Rindu itu wajar, karena kamu tidak ada kabar ~

•••

"Kamu kenapa?" tanya Sarah penasaran, akhir-akhir ini Regan terlihat murung dan tidak fokus saat mereka berdua bicara.

"Sudah semingguan ini, Yasmine nggak bisa dihubungin," terang Regan.

"Yasmine 'kan kuliah, siapa tahu dia lagi sibuk banget." Sarah ikut prihatin, ia menepuk pundak sang kekasih dengan lembut.

"Bisa jadi, tapi dia nggak pernah selama ini tanpa kabar."

Regan menarik napas berat, wajah kusut menjelaskan suasana hatinya.

Sarah memaksakan senyum di bibirnya, mencoba membuat beban pikiran Regan yang banyak itu menghilang itu pergi. Belum lagi, keadaan perut keroncongannya siang ini.

"Lihat aku, Regan. Kamu jangan khawatir soal Yasmine, karena aku yang harusnya lebih kamu khawatirkan." Sarah menutup laptop Regan yang terbuka di atas meja.

Melemparkan senyuman paling manis, Sarah menggandeng Regan manja. "Aku lapar banget," tambahnya.

Regan tersenyum kecil, ia bahkan tidak sadar sedari tadi Sarah belum makan apapun. Pria bertubuh altetis itu menyentuh pundak Sarah lalu bangkit dari duduknya.

"Oh, maaf-maaf. Kita makan di luar aja, ya."

"Oke!"

•••

Sebulan setelahnya.

Sarah berlari masuk ke dalam apartment Fabian---sahabat baik Yuda.

Pria bermata biru itu kewalahan menghadapi pria asia yang tidak terbiasa mabuk, kadar toleransi alkohol di tubuh Regan tentu masih lemah.

"Hey Regan, wake up, let's get going!" Sarah meraih tangan Regan yang sedang terbaring di sofa.

"He's drunk," kata Fabian.

"Yaya, lo benar-benar bikin gue khawatir," racau Regan.

Mendengar hal itu, Sarah melepaskan tangan Regan. Meraih jaketnya lalu beranjak pergi. Fabian menahannya, tapi Sarah menolak.

Akhir-akhir ini, Regan memang menjadi lebih menyebalkan. Tiap hari, pria itu terus-terusan menatap buku tabungan khusus yang ia buat untuk perjalanan pertama Yasmine ke luar negeri di akhir tahun ini.

Regan pernah bilang, bahwa sahabat itu sudah berencana untuk mengunjungi London Eye.

Bukan hanya itu, Regan menjadi tidak fokus dengan kuliahnya. Pria itu lebih sering membolos kelas, sengaja tidak masuk demi mendapatkan uang dari pekerjaan part time yang dilakukannya.

"Menyebalkan," kata Sarah.

•••

Beberapa bulan kemudian.

Mereka berdua duduk di sebuah restoran bergaya natal yang romantis, dengan mantel pasangan pemberian Sarah, mereka berdua terlihat serasi.

My Favorite Girl, Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang