Mewujudkan

18 3 0
                                    

Kata bunda, Ustadzah akan mulai datang hari ini.
Meyra sangat gelisah, bukan karna takut tidak sanggup menghafal, tapi takut Ustadzah nya kesusahan untuk membantu Meyra menghafal.
Meyra memang mempunyai rasa takut merepotkan yang luar biasa, rasa itu di tumbuhkan karna ajaran bunda nya, waktu itu.

Meyra sudah siap dengan baju gamis nya, duduk dengan gugup di atas kasur.
Tok..tok..
"Mey..sudah siap sayang ? Ustadzah nya sudah ada" Ucap bunda lalu membuka pintu, melihat raut wajah Meyra, bunda langsung paham apa yang di rasakan Meyra.
"Bundaa ? Iya Meyra udah siap"
Jawab Meyra berusaha menyimpan rasa gelisah nya
"Sayang... Kenapa gelisah gitu? Ustadzah seneng banget bisa bantu kamu katanya, apalagi kata beliau ada hal yang istimewa pasti dalam diri kamu" Ucap bunda seraya meyakinkan Meyra. Tapi memang benar adanya, di waktu ketika bunda berbicara kepada Ustadzah untuk membantu Meyra menghafal Al-Qur'an, ia tidak henti-hentinya memuji Meyra.
"Bismillah, iyaa ayo bun, Meyra siap"Ucap Meyra dengan penuh keyakinan
"Nah gitu dong Meyra nya bunda"
Keduanya berjalan ke ruang tamu dengan tangan bunda yang bertaut ke tangan Meyra
Di dalam hati nya Meyra selalu berdoa agar di permudahkan oleh Allah, tapi juga Meyra merasa gugup dan ingin menangis kebahagiaan karna akan menghafal ayat-ayat suci Allah

Hingga sampai di ruang tamu, Meyra duduk di samping bunda dan memperlihatkan senyuman khas nya. Ustadzah kagum sejenak dengan senyuman itu, hingga ia berkata "Masyaallah bu, manis sekali Meyra ini"
"Terimakasih bu Ustadzah" Meyra menjawab dengan terkekeh malu dan bunda pun ikut terkekeh senang melihat raut wajah Meyra.

Jadi, pagi itu sekitar jam 09.00
Meyra, gadis manis tuna netra itu mulai menghafal Al-Qur'an. Bunda nya pernah berkata akan membantu ia untuk menghafal Al-Qur'an... Dan sekarang bismillah ia akan mulai menghafal sekarang, tapi ternyata Allah berkehendak Meyra untuk menghafal bersama sosok yang menjadi bunda nya dari saat itu hingga saat ini.

Dan tepat juga pada hari ini, seorang ibu Ustadzah melihat bagaimana sosok Meyra itu, seorang gadis yang lemah lembut, seorang gadis yang ditakdirkan menjadi tuna netra agar tidak melihat bagaimana keadaan dunia di luar sana, seorang gadis yang mempunyai kekurangan tapi justru itu membuat ia terasa istimewa.

Jika tadi Meyra begitu gugup, tapi saat ini Meyra begitu antusias.
Jika tadi Meyra berfikir Ustadzah akan kesusahan membantu nya, tapi justru yang di lihat bunda adalah Meyra yang begitu mudah meniru setiap bacaan-bacaan ayat yang di lantunkan Ustadzah

Kata bundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang