13 3 1
                                    

[Y/N] pun mulai membuka matanya dan merasakan perih pada pergelangan tangannya.

“Selamat pagi. Fujiwara [Y/N],” terdengar suara pria menyapanya.

‘Ugh.... gw ada dimana...’ bingung [Y/N], kemudian melirik ruangan yang saat ini ia tempati penuh dengan kertas segel dan kedua tangannya diikat dengan tali tambang yang sangat tebal.

“Ri...ku," panggil [Y/N] pelan.

“Riku? Ah, iya iya. Fujiwara Riku, tak ku sangka aku bertemu dengan anak-anaknya hehe...” sahut pria tadi terkekeh mengingat [Y/N] dan Riku. “Riku... mana..” Tanya [Y/N] lemas.

“Kau siapa?” tanya [Y/N] lagi. “Gojo Satoru. Aku penanggung jawab SMA kelas satu di SMA jujutsu,” ujar pria itu memperkenalkan dirinya ‘Penyihir?!’ seketika membuat [Y/N] terkejut bukan main, “Kau apakan Riku?!” tanya [Y/N] marah, Satoru yang melihat [Y/N] marah sekilas mengingatkannya pada Haruna “Ini bukan saatnya kamu mengkhawatirkan orang lain, Fujiwara [Y/N],” jawabnya santai, kemudian diikuti oleh ungkapan yang membuat [Y/N] terkejut bukan main “Sebuah hukuman mati rahasia telah dijatuhkan kepada kalian berdua.”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

 
AUTHOR POV

“[Nickname], bangun udah siang nih,” terdengar suara remaja laki-laki yang terlihat sedang membangunkan remaja perempuan yang tertidur pulas diatas ranjang berwarna pink pastel sepertinya seumuran dengan remaja laki-laki itu.

“[Nickname]...” panggil remaja laki-laki itu pelan pada remaja perempuan yang dipanggilnya [Nickname] tersebut. ‘Hah... ini kebo atau manusia sih. Heran di bangunin malah tambah nyenyak tidurnya,’ pikir remaja laki-laki yang heran dengan [Nickname], kemudian terlintas ide jahil dibenak remaja laki-laki itu ‘AHA!!’ ia mulai menarik nafas panjang dan kemudian...

“WEH!! BANGUN BANGUN ADA AYATO YURI!” seru remaja laki-laki tersebut, sontak membangunkan [Nickname], “hah?!? Mana?!” kaget akan seruan remaja laki-laki, ia mulai celingak-celinguk mencari keberadaan Ayato Yuri “Ahh!! Riku mah gitu, kirain ada beneran. Padahal tadi lagi makan-makan sama om Lipai,” keluh [Nickname] pada adiknya yang bernama Riku tersebut sambil mengerutkan wajahnya kesal pada Riku. “Hehe.. emangnya kalo ada beneran lo mau ngapain?” tanya Riku curiga “Mau anuh-anuh ya?~” ledek Riku. “Ihh... Riku, pikirannya ini masih pagi!! Aku bilangin bunda nih.” Ancam [Nickname] pada Riku karena telah meledeknya, “BUN-?!” hendak mengadu, tiba-tiba saja Riku membungkam sang kakak dengan tangannya sambil berkata, “[Nickname] jangan ngadu dong, kan gw Cuma bercanda tadi,” mohon Riku sambil melepaskan bungkaman dari wajah [Nickname] yang mulus tanpa noda(:v).

“Iya, tapi sogokannya manga Junji ito ya."

“Heleh, nggak ah, males."

“BUN-“

“Eh, iya iya iya. Nanti gw beliin.”

“Okay.”

Terdengar seorang wanita yang sedang memanggil Riku dan Remaja perempuan dari lantai bawah “RIKU, [Y/N] AYO SIAP-SIAP NANTI TERLAMBAT BUNDA NGGAK MAU NGANTER YA!” “Iya bun!” jawab mereka serempak.

Tak berselang lama Riku dan Remaja perempuan yang bernama [Y/N] pun sudah memakai seragam sekolahnya, “Ayo bun, kami udah siap," ujar [Y/N] pada sang bunda “Ada yang tinggal? Coba check dulu, nanti kalo ada yang tinggal bunda nggak mau balik lagi ya," sahut bunda mengingatkan kedua anaknya “Nggak kok bun, aku udah lengkap luar dalam," jawab Riku bersemangat “aku juga,” ucap [Y/N] menutup tasnya dan segera mereka bertiga berangkat ke sekolah menggunakan mobil Hoyoya berwarna putih.

Between the sin and virtue Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang