CHAPTER 2

259 32 0
                                    

"Hei, Lee Jeno" Jaemin menghampiri Jeno

Jeno menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke Jaemin "Selamat pagi" 

"Pagi! Sudah mendingan?" tanya Jaemin

"Ini berkat dirimu" sahut Jeno

"Yah, malihatmu terbaring lemas membuatku lemas... syukurlah kamu sudah sehat!" Jaemin sambil menepuk bahu Jeno, "Jangan lupa atur pola hidupmu dan rapihkan dulu tempat tidurmu"

Jeno menghela napas pelan, "Keknya pernah denger deh..."

"Hah, apa?" sahut Jaemin

Jeno menggeleng kecil, "Buka apa-apa" kembali melanjutkan langkahnya

"Hei, Jeno! Tunggu aku!" Jaemin menyusul Jeno

"Hmm, cepatlah!" sahut Jeno

Namun sejenak Jeno menghentikan langkahnya di depan kelas Mark, sejenak ia menoleh ke arah kelas itu dan melihat Mark sedang mengobrol dengan beberapa Siswi.

'Mark, tolong ajari aku soal ini, yah!" ucap Koeun memohon

Mark tersenyum tipis, 'Tentu saja, pemecahannya bisa pakai cara ini...'

Koeun terkejut, 'Wah! Ternyata gampang juga... terimakasih Mark...'

Mark mengangguk kecil, 'Sama-sama, Koeun'

Jaemin berdiri disamping Jeno, lalu menoleh ke arah kelas itu "Jadi, Mark yah... dia memang mudah bergaul"

"Namanya juga malaikat, sih" Jeno kembali melanjutkan langkahnya diikuti dengan Jaemin di belakangnya

"Tampangmu datar banget" goda Jaemin

Jeno melirik Jaemin sekilas, "Hmm, terserahmu saja"

'Bagiku... dia itu bunga ujung bukit yang tak bisa kujangkau, dan tak mungkin bisa dekat denganya. Itu adalah hal yang mustahil untukku'

●●●

Jeno sedang bersantai di balkon kamarnya, ditemani dengan minuman jely sambil menatap langit malam yang cerah "Malam ini cerah sekali"

Disisi lain, Mark baru saja menyelesaikan tugas sekolahnya dan ia ke balkon kamarnya sebentar untuk menenangkan pikirannya sejenak. Namun ia melihat Jeno disana, "Apa yang kamu minum?" 

Jeno menoleh ke Mark, "Minuman jely yang bisa balikin stamina dalam hitungan detik, katanya"

Mark menatap Jeno heran, "Jangan bilang itu menu makan malammu?"

Jeno mengangguk kecil, "Tentu saja"

Mark terkejut, "Siswa SMA yang kelaparan malah cumin minum? Tunggulah sebentar!" langsung masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Jeno yang sedang kebingungan di balkon.

Setelah beberapa menit Jeno mulai merasa bosan, menunggu Mark kembali ke balkon kamar mereka masing-masing "Malam ini sedikit dingin" lalu menghela napas, "Menunggunya sampai kapan?"

Ting Tong!

Tiba-tiba suara bel apartemen Jeno berbunyi, "Siapa yang bertamu malam-malam gini" lalu bergegas untuk membukakan pintu dan langsung mendapati Mark dangan kotak makanan ditanganya.

"Ini Cuma makanan sisa" Mark sedikit menundukan kepalanya,seraya menyodorkan kotak makanan itu ke Jeno, "Silahkan, Aku melakukannya cuma kasihan karena melihat pola hidupmu yang kurang baik dan tidak lebih dari itu"

"Begitu, yah" sahut Jeno, lalu menerima kotak makanan itu "Kalau begitu, terimakasih. Makanan buatan malaikat tak semua orang bisa"

Mark menatap Jeno kesal, "Tolong jangan panggil aku begitu! Itu..."

The Love Apartment UnitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang