BAB 8: Makan Malam Keluarga Wastu

272 23 0
                                    

Keadaan wastu saat ini adalah diselimuti kegelapan, dipenuhi kegelisahan, disusupi kengerian. Di hadapan Rena yang terduduk lemas ialah darah iblis yang berceceran serta daging yang terkoyak-koyak. Ada Ursami yang lanjut melangkah dalam kondisi gaun hijaunya tanpa sedikit pun dikotori darah. Gadis kecil itu melirik dan menyampaikan sepatah kata.

"Masih ingin ikut dengan Ursami? Jika ingin menetap di dalam toilet maka Ursami akan perkenankan, kurasa."

"A-aku, aku akan ikut. Lagi pula, kau pasti akan melindungiku, 'kan?"

"Yah, tenang saja. Lagi pula ini sudah berakhir, kurasa. Kakakku akan segera menonaktifkan divine protective dan wastu ini akan kembali normal," tutur Ursami datar sembari melangkah mendekati salah satu pintu.

"Kau ingin pergi ke kamar kecil?" tanya Rena tatkala melihat Ursami meraih gagang pintu kamar kecil. Gadis kecil itu kemudian memberi jawaban ketus terhadap gadis berambut hitam yang mengajukan tanya.

"Maaf saja, tetapi Ursami dan Kakakku tidak pernah mengalami siklus yang dialami oleh manusia, kurasa. Yah, kami memang suka teh hijau meski kami sama sekali tidak membutuhkannya."

"Karena kalian adalah Roh Agung?"

"Bahkan Roh Kuasi [1] atau Roh Madya [2] tidak mengalami siklus menjijikkan seperti itu juga, faktanya."

Ketika Ursami berhasil membuka pintu menuju kamar kecil, pemandangan yang terlihat di baliknya adalah pekarangan luas dengan banyaknya bercak darah. Tidak perlu heran karena Ursami adalah sesosok gadis yang mampu memanipulasi pintu. Dia dapat pergi ke mana pun dengan membuka pintu secara acak. Gadis kecil berambut hijau berjalan santai menuju luar, Rena yang masih ketakutan mengikutinya dari belakang.

"Yah, semua masalah sepertinya telah diselesaikan, kurasa," tutur Ursami datar ketika mereka berdua telah melihat pemandangan luar.

Apa yang dilihat Rena begitu sampai di luar adalah banyaknya darah beserta organ yang tersebar memenuhi pekarangan. Ada bagian tubuh iblis yang terpencar, darah merah membasahi rumput hijau yang awalnya terawat, bahkan organ dalam juga turut mengotori dinding-dinding wastu.

Di samping kanan mereka yang baru saja melihat luar, datang seorang pelayan berambut perak yang seragamnya dipenuhi darah. Kostum hitam putih yang dirinya kenakan mengalami beberapa kerusakan yang sepertinya cukup memprihatinkan. Namun, tidak ada sedikit pun luka yang terlihat tergores di tubuhnya.

Gadis pelayan itu berkata, "Saya telah membasmi setiap iblis yang gagal memasuki wastu."

Bingungnya Rena menyampaikan tanya, "Lalatina?"

"Nona Rena? Kenapa Nona bisa berada di sini?"

"Abaikan saja soal gadis ini, kurasa. Dia tetap memaksa untuk ikut meski Ursami sudah melarangnya. Kau menemukan sesuatu yang sekiranya bisa digunakan sebagai petunjuk?" tanya Ursami langsung menyentuh poin utamanya kepada Lalatina.

Gadis berambut perak yang seragamnya dipenuhi darah itu menjawab, "Tidak ada satu pun yang bersedia menjawab pertanyaan saya. Namun, saya bisa memastikan kalau ini adalah ulah Kaum Pembangkang. Mereka sepertinya ingin membunuh Nona Rena dan memutus persatuan dengan Watahabi."

"Bisa memanipulasi iblis sampai sebanyak ini, sebenarnya siapa yang mendalangi penyerangan ini? Jika ada serangan kedua, maka saat itulah Wastu benar-benar dalam keadaan bahaya, kurasa."

"A-anu ... haruskah kita basmi saja Kaum Pembangkang ini? Aku mulai merasa kalau keberadaan mereka benar-benar mengancam." Di tengah pembicaraan serius antara Ursami dan Lalatina, Rena memasuki alur dan turut menyampaikan saran.

Lalatina kemudian memberi tanggapan. "Identitas asli Kaum Pembangkang masih misterius dan setiap anggota yang tergabung di dalamnya akan menyamarkan identitas. Hal itulah yang membuat kita kesulitan untuk bertindak."

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang