9. Escape

393 28 0
                                    

Don't forget for follow and vote!
...

MALAM seusai Doyoung menyantap sarapan dengan sang papa. Di dalam situasi yang penuh dengan keheningan, hanya ada suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring.

"Aku mau langsung masuk ke kamar," ujar anak itu kepada papanya yang mendapatkan sebuah anggukan tanpa suara. Doyoung pun segera melangkah memasuki kamarnya.

Doyoung berbaring di atas kasur. Perasaan bosan menyerang dirinya, ia tidak membawa ponsel. Hanya ada televisi yang menyala menampilkan acara malam di sana.

Tak ingin larut dalam kebosanan. Doyoung memutuskan untuk mulai memejamkan matanya hendak ingin tidur. Namun, suara ketukan jendela kamarnya berbunyi. Doyoung segera bangkit dan mengintip.

Pandanganya menangkap sosok lelaki yang melambaikan tangannya dengan motor di sampingnya. Doyoung seperti mengenalnya, semakin ia mefokuskan pandanganya semakin ia bisa tahu bahwa itu adalah Park Jeongwoo, kekasihnya.

"Jeongwoo?"

Doyoung segera mencari benda yang bisa membuka jendela kamarnya yang dikunci dengan gembok kecil. Doyoung yakin bahwa gembok tersebut bisa dengan mudah dihancurkan dengan benda keras.

Pemuda itu mencari ke setiap laci dan lemari di ruangan tersebut. Sampai akhirnya ia berhasil mendapatkan sebuah balok besi yang berada di atas lemari pakaiannya. Doyoung yakin bisa.

Segera lelaki itu menghancurkan gembok kecil tersebut dengan baloknya.

Tak!

Tak!

Tak!

Brak!

Akhirnya. Gembok telah hancur sepenuhnya. Doyoung membuka pengunci satunya yang tinggal ia geser saja dan selesai.

"Jeongwoo gue di sini!" teriak Doyoung sambil melambaikan tangannya. Lelaki itu melihat keluar jendela, ada jalur kecil yang mungkin bisa ia lewati.

"Hati-hati!" teriak Jeongwoo.

Dengan kaki yang gemetar, Doyoung segera merembet ke tembok agar bisa dengan lancar berjalan di jalur kecil tersebut. Jantungnya berdebar kencang tak kala ia mulai tidak bisa mendapatkan pegangan apapun.

"Jeongwoo gue takut," gumam Doyoung mulai terus menjalan ke samping.

Syukur, dia sampai pada pembatas dinding yang bisa ia lewati dengan mudah. Ia pun segera turun dan melompat dari pagar tembok yang cukup rendah.

Bugh!

Doyoung berhasil.

"Elu enggak papa?" tanya Jeongwoo khawatir.

Doyoung menggelengkan kepalanya. "Gue enggak papa, lu bagaimana bisa tahu gue ada di sini dari siapa?" jawab Doyoung kemudian melempar pertanyaan balik.

"Bunda lu, dia telepon gue sambil nangis."

"Terus bunda sekarang di mana?" Lelaki itu bertanya. Dia mengikuti Jeongwoo naik ke atas motor milik lelaki itu.

"Di rumah," jawab Jeongwoo. "Bunda nyuruh lu tinggal sementara di rumah gue, mau kan?" ajaknya.

"Hm, iya deh, enggak papa mau gue nya," jawab Doyoung.

"Ya, udah pegangan."

Motor pun berjalan meninggalkan rumah besar itu dengan Doyoung yang mulai tertidur sambil memeluk punggung Jeongwoo.

to be continued
...

Ini diambil dari pengalaman author sendiri. Pernah naik ke dinding rumah yang ada jalur kecilnya gitu.

Jangan lupa vote dan comment!

I Want You, Right? || Jeongbby [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang