pt.39 Van.

49 8 10
                                    

Guys maaf ya, aku updatenya
Lama banget, soal aku ada urusan disekolah dari beberapa bulan lalu, tapi nanti aku usahain update tepat waktu kok.

_BEFORE_

*15 menit kemudian.

"Ngapain?"

"Bsok Arland harus dioprasi, 50% berhasil sisanya berdoa aja" singkat Revan

_BACK STORY_

Gue yang denger itupun nangis, dan masih belum bisa bicara, menatap Revan dengan penuh pertanyaan.

"Gue bilang berdo'a, bukan nangis." dingin Revan tanpa nengok ke arah gue

Gue pun masih nangis dan tetep natap Revan.

"Ck. Gausah cengeng, malu diliatin orang, sangkanya lo gue apa-apain"

Gue pun meluk Revan, dan nangis di pelukannya, gue bener-benee takut, gue gamau ketinggalan Arland, gue mau liat Arland tapi gabisa masuk karna sekarang Arland udah di ruang ICU.

"Gue bakal tetap hidup"

"Abis dari sini kita tunangan ya"

"Setelah tunangan, 6-7 bulan lagi kita nikah"

"Mian.. Don't cry"

Kata-kata Arland berhasil membuat Jenly nangis sejadi-jadinya.

"Arland janji abis dari sini kita mau tunangan, hikss, t-tapi.. Hikss t-tapi kenapa Arland sakit? Hikss" sesegukan gue yang masih dipelukan Revan

Revan dengan posisi yang sama tanpa ngomong sepatah kata pun.

"Bang!! Kok lo diem aja?!!" kesel gue yang melepaskan pelukannya.

"Ck, airmata bukan segalanya." -Revan

"Lo ga kaya Arland!" kesel gue, dan ingin ninggalin Revan

Revan narik tangan gue, sampe gue tersentak di dadanya.

"Akhh"

Karna tinggi kita yang beda. Kepala gue pun mendarat di dada Revan, hingga detak jantung nya pun terdengar, iya, sedekat itu.

"Jangan ke mana-mana" singkat Revan

Gue pun sedikit kaget, dan canggung.

"Jentod!" ucap seorang yang tiba-tiba dateng

Gue pun menjauhkan badan gue, dari dada Revan, sedangkan Revan masih dengan posisi yang sama.

"Jamal!?" kaget gue

"Lo kenapa nangis? Gara-gara dia ya" ucap Jamal yang nunjuk wajah Revan

"B-bukan-"

"Heh!! Berani jangan sama cewe lo! Pengecut!" ngegas Jamal sembari naro telunjuknya di dada Revan

Ekspresi Revan pun berubah, smirk nya buat gue merinding, Revan menatap Jamal sinis, dan menepis tangan Jamal yang nunjuk ke dada Revan.

"Gunakan attitude-mu dude."

"Lo yang ga punya attitude!! Udah nyakitin cewe, sekarang belaga ngajarin gue lagi!!" kesel Jamal

Revan cuma diem, dan mengambil ponselnya disaku celananya.

"WOI! LO TULI!" teriak Jamal dikuping Revan

Revan pun menaro HP-nya kembali, dan memejamkan mata, oke, Jamal berhasil membuat Revan marah.

"Pengecut!" ucap Jamal yang menonjok ujung bibir Revan

Revan tidak merubah posisinya, ntah dia yang terbuat dari batu atau apa, ditonjok sama Jamal pun dia hanya tersentak sedikit.

𝐘our My Destinitყ ✔ ; {Jenmin} 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang