Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Main Cast:
Byun Baekhyun x Do Kyungsoo
_____________
⚠ Disclaimer!
Tokoh, karakter, tempat dan segala hal dalam cerita hanyalah fiksi dan imajinasi author semata.Alur, ide cerita, typo, murni milik author.
Happy reading 'n enjoy!!
___________________________________
Kyungsoo benci hidupnya. Hal pertama yang ia sesali selama dua puluh tiga tahun terakhir adalah rasa bahagia ketika keluarga itu membawanya dari panti asuhan yang telah merawat Kyungsoo hingga berusia lima tahun.
Tidak. Penyesalan tersebut bukan karena perlakuan tak baik keluarga yang telah mengadopsi Kyungsoo, tetapi karena Kyungsoo-lah keluarga itu menjadi berantakan seperti sekarang. Sama seperti bagaimana dua puluh lima tahun lalu, kehadiran Kyungsoo pada akhirnya hanya membawa petaka dan duka.
Ah, tidak.
Kyungsoo-lah perwujudan dari kemalangan tersebut.
Ketika berada di usia dua tahun, Kyungsoo tak pernah mengerti dan tidak menemukan alasan mengapa wanita yang telah melahirkannya memandang sebegitu benci. Kyungsoo tidak pernah mendapatkan jawaban kenapa wanita tersebut masih mempertahankannya hingga berbulan-bulan jika yang didapati hanya lontaran kata dingin yang kerap menusuk ulu hati.
Setahun setelahnya, Kyungsoo tidak pernah bisa bertanya. Kenapa ia ditinggalkan begitu saja di stasiun kereta. Tanpa kata, atau kalimat ‘aku akan kembali’ meski hanya kebohongan. Kyungsoo tidak bisa menanyakan apa salahnya.
Kyungsoo pikir, inilah tempat akhirnya. Hidup atau mati, sekarat atau bertahan, Kyungsoo tak memikirkan apapun. Sebelum kemudian sebuah uluran tangan diberikan seiring senyuman kecil yang entah bagaimana tampak hangat di netranya yang mulai berkabut.
Dua tahun berada dalam naungan kasih sayang, Kyungsoo tak berharap lebih. Hanya meminta terus bersama para perawat dan anak-anak lainnya. Bermain, belajar, mendongeng, bernyanyi, menghias menjelang natal kemudian bergiliran membuka kotak hadiah yang didapatkan malam sebelumnya.
Namun, entah apa kehendak Tuhan. Seseorang datang, menawarkan uluran dengan pamrih memohon pertolongan. Awalnya Kyungsoo enggan. Ia takut, tak berani meninggalkan kehangatan yang telah didapatkannya di gedung sederhana tersebut hanya demi tawaran yang katanya diinginkan anak-anak lain. Meski pada akhirnya luluh usai diberi wejangan ringan oleh salah satu pengasuh panti.
