3. Sully's Family

273 41 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pagi hari ketika aku akan beranjak dari Awa'atlu ku esoknya setelah kerumah olo’eykte desa kami untuk mengobati kaki yang terkilir ini. Awa'atlu miliknya sepi hari ini karena ayah sedang dalam kunjungan ke klan lain dari beberapa hari yang lalu makanya aku berani pulang malam tanpa perlu ijin. Syukurlah, hari-hari tenang ini selalu diinginkan olehku.

Ditengah perjalanan nampak ada beberapa benda terbang dilangit nampak asing juga terompet kerang yang berbunyi merupakan keadaan genting. Apakah itu adalah ikran?

Aku pernah dengar katanya hewan itu akan mencoba membunuh calon pemiliknya yang terpilih ketika akan menaklukkan mereka. Keren sekali, mengingat itu aku jadi ingin segera menguasai skimwing. Tetapi mari tidak terlalu terburu-buru.

Sekarang karena penasaran aku mulai mengerubungi mereka bersamaan dengan penduduk lain yang aku yakin telah melakukan perjalanan panjang untuk menempuh lautan sampai kesini. Aku menebak mereka dari suku hutan terlihat dari warna kulit mereka yang biru gelap, kalian tahu, kunjungan dari berbagai suku itu adalah hal yang umum namun biasanya jarang terjadi.

Apalagi saat ini sedang tidak ada acara atau ritual khusus apapun yang akan kami selenggarakan beberapa waktu kedepan. Jadi wajar saja jika para warga sepertiku penasaran akan hal apa yang membawa suku hutan tersebut kemari.

Aku menghampiri Tsireya yang nampak sehabis menyelam bersama beberapa temannya, tetap cantik seperti biasa. Begitu pandangannya bertemu denganku dia langsung merangkul lenganku dengan agak semangat, kami berjalan kearah mereka. Sepertinya dia habis terpesona oleh seseorang dari suku hutan itu. Aku tahu karena bukan waktu yang sebentar kami saling mengenal dan mengasihi.

Kulihat dari atas kebawah, tampan sih. Tapi sepertinya merupakan bocah urakan. Berbeda dengan orang disebelahnya yang nampak lebih dewasa dan menirukan gerakan ayahnya dengan maksud kedatangan mereka itu 'ramah' sekilas saat aku melihatnya tadi. Pandangan kami malah bertemu kemudian, ah aku jadi malu karena terlalu lama menatapi dirinya. Aku berdehem dan menoleh ke Tsireya memberi kode bahwa mereka tidak buruklah, maksudku tampan.

Bagaimanapun kami perempuan remaja, benar?

"Lihatlah itu, apakah itu bahkan sebuah ekor? hahahah."

"Kecil sekali."

"Bagaimana bisa mereka menyelam dengan ekor imut itu?"

Karena Rotxo dan ao'Nung terus saja mengganggu dan membuat para pendatang itu tidak nyaman Tsireya memarahi mereka, bahkan memukul pelan Rotxo yang tertawa bersama saudaranya. Sedangkan aku mendengus menahan tawaku lalu menepuk-nepuk pelan pipi Rotxo yang gembil, "Rasakan,"

Aku saja sudah naik darah ketika melihat ao'Nung tidak membalas sapaan pendatang seumuran kami itu. Bahkan ayah suku hutan itu nampak sangat menjaga sikap, menyuruh keluarganya tetap sopan, dia tegas tapi lembut. Jika dibandingkan dengan Ayahku, ah aku malas membahas dia.

I see what u sea -ao'NungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang