Barangsiapa membuka dalam diri satu niat baik maka Allah akan bukakan untuknya 70 pintu kebaikan.
Maka sambutlah bulan ramadan dengan niat yang baik.-Al Imam Junaid Al Baghdadi-
◇◇☆◇◇
"Pokoknya setelah lulus Basmah mau kuliah di rumah. Ayah harus menepati janji,"
"Ayah tidak ingkar janji. Hanya berharap ilmu agamamu lebih dalam lagi. Karena menjadi bagian keluarga Lora Syahbaz bukan pendidikan formal yang utamakan. Namun hubungan terbaik kamu dengan Allah."
Basmah ngotot ingin boyong dari pondok setelah lulus MA dan lanjut kuliah di salah satu Uninversitas terbaik di Jakarta. Dia ingin seperti teman-temannya mengenyam ilmu perkuliahan di luar pesantren. Bebas dari seabrek aturan, bebas pegang ponsel dan pastinya bebas pergi sesuka hati tanpa perlu repot-repot di sidang ketika kembali.
Umrah tahun kemaren Basmah pikir hanya umrah biasa lantaran usaha ayahnya semakin maju. Tasyakuran atas melimpahnya rejeki yang Allah titipkan. Betapa terkejutnya dia saat orang tuanya mengatakan akan menikahkannya dengan Lora Amjad usai ibadah Umrah.
Basmah sempat marah dengan keputusan sepihak orang tuanya. Bagaimana mungkin menerima begitu saja sedangkan dia masih berstatus anak sekolah. Usia yang masih cukup belia menjadi seorang istri. Benar, dia memang mencintai Lora Amjad. Tak memungkiri. Hanya saja untuk menjadi istrinya secepat ini rasanya tidak masuk akal.
Apa sebenarnya alasan orang tuanya melakukan hal segila itu. Padahal mereka tau hari-hari yang sedang dijalani pertumbuhan menuju dewasa menikmati masa remaja.
"Nak, manusia tidak ada yang bisa menebak kapan ia akan mati. Katakanlah ini permintaan terakhir dari Bunda."
Basmah merasa frustasi. Dia baru tau kenyataan pahit bahwa Bunda yang selama ini terlihat baik-baik saja menyembunyikan rahasia besar darinya. Ada kanker di rahim setelah beberapa waktu lalu kehilangan calon adiknya. Hal itu baru disadari ketika sang bunda sering mengalami pendarahan pasca keguguran.
Dilema besar. Pikiran Basmah berkecamuk. Terlalu sulit memilih mengorbankan kebahagiaannya sendiri atau memupus harapan orang tua melihatnya menikah sebelum ajal menjemput. Ah, rasanya tak sanggup membayangkan.
Pikirannya benar-benar kalut. Dia sangat mencintai keduanya. Namun sekali lagi. Usianya baru 17 tahun. Masa keemasan anak remaja menikmati hidup lajang. Begitulah teman-temannya sering berkata.
Seharian dia tidak keluar dari kamar penginapan. Memilih sendirian menekuri jalan mana yang harus diambil. Berpikir sebaik mungkin dimana tidak akan pernah ada penyesalan di kemudian hari.
Mata bulat itu tampak basah. Untuk pertama kali setelah sekian lama tidak pernah merasakan sensasi menangis. Isaknya terdengar pilu mengingat semua kenangan indah bersama sang bunda yang dia lalui sejak lahir. Meski sering galak namun dia paham betul sikap itu untuk mendidiknya menjadi anak yang solehah.
Seperti yang sudah seringkali Bella katakan, wanita itu istimewa. Karena dari rahimnya lahir generasi penerus kejayaan islam. Dan dia berperan penting menjadi madrasah pertama. Dimana akhlak dan pengenalan pada Allah dan Rasulnya didapat pertama kali dari wanita. Jika berakhlak baik, maka generasi yang dia cetak akan jauh lebih baik lagi. Hal itu tidaklah mudah. Ada banyak perjuangan dan air mata untuk bisa mendapatkan derajat tinggi disisi Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basmalah Cinta (TERBIT di AE PUBLISHING)
Espiritual#1 In Solawat Ahad : 270844H #1 In Writingprojectae3 Rabu, 111023M #1 In Wpae : Jum'at, 09082024 Naskah ini di ikut sertakan dalam event WRITINGPROJECTAE3 Genre Romance-Religi. Bismillah Masya Allah la quwwata illa billah. Inna hadza larizquna mal...