"Tidak peduli apapun, ayah akan selalu berdiri di sisi mu. Tanpa ayah harus mengatakannya setiap hari, kamu tau itu, kan?"Iliana terdiam mengingat ucapan ayahnya lima tahun yang lalu. Ayah bilang, ia akan selalu ada dan berdiri di sisi Iliana tidak peduli apapun. Tapi nyatanya, Iliana ditinggal sendirian sekarang. Ayah pergi ke tempat yang begitu jauh lima tahun yang lalu. Sebuah tempat yang tidak pernah bisa Ilian jangkau lagi.
Iliana ingat, hari itu ayah bilang bahwa dirinya hanya akan pergi sebentar dan langsung kembali. Hari itu ayah bilang bahwa ia akan membawa ibu untuk kembali lagi pada keluarga kecil mereka. Tapi nyatanya? Ayah tidak benar benar kembali. Ayah tidak pernah membawa ibu untuk kembali lagi ke keluarga mereka. Dan sejak saat itu, Iliana sendirian. Gadis itu sebatang kara.
"Selamat ulang tahun, ayah." Ucapnya sembari menaburkan kelopak bunga mawar putih di atas laut nan luas ini.
Hari ini, seharusnya ayah berusia enam puluh tahun. Namun karena kecelakaan kapal hari itu, jasad ayah tidak pernah ditemukan. Gadis itu menyesali fakta bahwa dirinya bahkan tidak pernah bisa memberikan upacara kematian yang layak untuk sang ayah. Ilian bahkan tidak tau ia harus pergi kemana ketika ia merindukan ayahnya.
Kemudian, dia memutuskan untuk pergi ke laut ketika dia merindukan ayahnya. Perairan yang luas ini adalah peristirahatan terakhir milik sang ayah. Bentangan air yang begitu luas ini telah memeluk ayahnya dengan begitu erat hingga ayah tidak pernah bisa kembali padanya. Maka dengan itu, Iliana meminta pada laut agar laut bisa memeluk ayahnya lebih hangat dari yang dia lakukan biasanya.
"Ayah bilang tidak suka dingin. Tapi kenapa ayah memilih laut sebagai tempat terakhir?" Tanya nya dengan nada yang sendu.
Iliana menggerakkan kursi rodanya lebih dekat. Benda besi yang dia naiki itu bahkan hampir berada di pucuk jembatan. Tinggal sedikit lagi, jika Ilian bergerak sedikit saja, gadis itu pasti akan jatuh ke laut.
Angin berhembus dengan lembut. Iliana tersenyum. Angin ini seakan seakan menyapanya dengan hangat. Menerbangkan helaian rambutnya yang baru saja dia pangkas hingga sebahu.
Akhir akhir ini, hidupnya sedikit berantakan. Tidak sih, dari dulu hidupnya memang selalu berantakan. Tidak, bukan dari dulu. Tapi tepatnya sejak ayah pergi. Gadis itu kehilangan senyumnya, Ilian kehilangan hidupnya, dan dia kehilangan dirinya sendiri.
Tanpa Iliana sadari, kursi roda yang dia duduki itu meleset ke bawah dan dia jatuh ke dalam laut.
'BYURR'
Iliana panik. Dia berusaha bergerak tapi tidak banyak pergerakan yang bisa dia lakukan. Gadis itu berusaha sekuat yang dia bisa untuk meminta tolong. Tapi rasa rasanya, laut menariknya lebih dalam. Setelah berusaha keras, Iliana kemudian berhenti. Dia terdiam di tengah laut itu dan membiarkan tubuhnya perlahan lahan tenggelam.
"Ayah, jadi seperti ini kah rasanya?" Tanya Ilian dalam hati.
"Jadi, begini kah hidup ku akan berakhir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wabi-Sabi 🕊️
RomanceSelama kakek hidup, Beliau sering sekali mengatakan istilah 'Wabi-Sabi' pada Byun. Byun sendiri tidak pernah tau arti dari Wabi-Sabi. Laki laki itu hanya iya iya saja saat kakek menjelaskan tentang hal itu padanya. Ya, bukannya apa apa. Pria tua itu...