4. Truh or dare [Beomtae]

6 0 0
                                    

Taehyun benci keadaan saat ini namun dirinya juga menyukainya, kenapa? Karena botol itu mengarah padanya dan dia diberi dare oleh teman biadap nya yang bernama HueningKai agar menyatakan perasaannya pada orang yang disukainya sekarang. Menyebalkan bukan? Sangat malah.

Sebenarnya itu hal yang sangatlah mudah tapi tidak bagi Taehyun, ada dua kemungkinan yang ada setelah dirinya menmbak Beomgyu, seseorang yang disukainya sejak jaman SMP.

Yang pertama adalah dirinya yang di tolak dan dikatai menjijikkan karena se taunya Beomgyu adalah orang yang lurus atau Straight tepatnya.

Yang kedua adalah dirinya yang diterima, mungkin itu akan menjadi hal yang menyenangkan jika saja dia menyatakan karena tekadnya sendiri bukan dari dorongan dare yang memaksanya.

Menghela nafasnya kasar Taehyun menatap teman-teman sekelasnya yang juga menatapnya. "Apakah tidak ada yang lainnya? " tanyanya.

Hueningkai mengangguk. "Tentu ada, jika kau menolak yang ini maka kau harus berdandan layaknya Yeoja dan memfoto nya lalu disebarkan pada media sosial... Jadi mau yang mana? " Taehyun melongo mendengarnya, berdandan seperti Yeoja? Sungguh tak mungkin baginya apalagi jika harus disebarkan pada media sosial! Yang ada nanti dirinya akan menanggung malu yang besar.

"Tidak! Lebih baik aku menyatakan perasaan ku saja... Bisa-bisa aku mati karena malu nantinya jika berdandan layaknya Yeoja" Hueningkai hanya mengangguk saja diluarnya tapi dalam hatinya dia sudah menyeringai senang karena rencananya yang sudah berhasil. Sudah dia duga jika Taehyun akan menolak pilihan yang kedua.

"Baiklah! Ayo sekarang temui orang yang kau sukai dan tembak dia" Jay mendorong badan Taehyun keluar dari kelas mereka, Taehyun yang didorong bingung.

"Tu-tunggu! Haruskah sekarang? Tapi aku masih belum siap! " Taehyun menghentikan dorong Jay, dia sungguh belum siap untuk menembak Beomgyu sekarang.

Yedam menggeleng tegas menolaknya. "Tidak ada tapi tapian! Sekarang pergilah sana... Kami semua akan menunggu disini"

Taehyun hanya menghela nafasnya pasrah saat melihat anggukan kompak yang ditunjukkan oleh seluruh anak kelasnya, tidak ada satupun yang menggeleng tanda mereka semua setuju akan ucapan Yedam.

Dengan langkah yang berat Taehyun pun berjalan pergi dari sana, tanpa disadari olehnya anak kelasnya yang lain bukannya menunggu di kelas seperti yang dikatakan Yedam. Mereka semua malahan mengikutinya secara perlahan dari belakang dengan jarak beberapa meter.

Setelah melangkah beberapa meter dari kelasnya tadi Taehyun kini sampai pada tempat yang dituju... Taman belakang sekolah tempat Beomgyu, Sunbaenim pujaan hatinya itu bersama teman-teman nya sering nongkrong saat jamkos.

Sungguh kebetulan yang luar biasa karena kelasnya dan kelas sunbaenya itu sama-sama sedang jamkos karena guru sedang ada keperluan.

Di taman sana hanya terlihat Beomgyu seorang yang sedang bermain gitarnya. Suara gitar yang lembut dan alunan lagu yang dinyanyikan oleh suara indah Beomgyu seakan telah menghipnotis Taehyun.

Dia telah lupa apa tujuannya datang kemari dan hanya berdiam diri disana mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh pujaan hatinya itu. Sungguh sangat indah.

Seluruh teman sekelasnya yang melihatnya diam berdiri disana bagaikan patung menepuk jidat mereka bersamaan. Memang Bucin tetap lah seorang bucin, bagaimana pun sifat mereka.

Nyanyian dari Beomgyu telah berakhir, dia menyadari jika seseorang telah datang kemari. Menatap Taehyun yang diam menatapnya juga Beomgyu tersenyum.

"Oh! Taehyun-ah, ada apa kau kemari? Ada sesuatu yang bisa kubantu? " tanya Beomgyu mendekatinya.

"Ah! Begini Sunbaenim-"

"Et! Kau tadi bilang apa? Sunbaenim? Bukankah sudah ku bilang panggil aku Hyung, jangan Sunbaenim itu terlalu formal. Jangan panggil aku seperti itu lagi jika masih ingin berbicara dengan ku" kata Beomgyu dengan candaan diakhir, mereka berdua memang lah dekat.

Semenjak Awal bertemunya Taehyun dengan Beomgyu, dia adalah Sunbaenim yang paling mudah didekati dan yang paling baik. Dia selalu pengertian dengan para orang sekitarnya dan hal itulah yang membuat Taehyun dapat jatuh cinta kepadanya.

"Baik Beomgyu Hyung, jadi begini eum... Apakah Hyung ingin menjadi pacarku? " tanya Taehyun terburu-buru, dirinya sungguh khawatir dengan reaksi Beomgyu nantinya.

Beomgyu tersenyum lebar. Dia yang tidak berkata apa-apa membuat Taehyun semakin khawatir.

"Kau tau Taehyun? Sebenarnya aku sudah tau jika kau melakukan ini karena sebuah dare yang diberikan oleh teman sekelas mu... " Taehyun menggigit bibir bagian bawahnya, Beomgyu sudah tau! Dia sudah tau jika Taehyun melakukan hal ini karena sebuah dare! Ah... Kesan Beomgyu tentang dirinya pasti akan menjadi buruk!

"Tapi aku ingin memastikan satu hal, apakah kau menyukaiku? Jawablah dengan jujur Taehyun-ah" Taehyun mengangguk pelan, dirinya sungguh takut.

"Apa kau juga mencintaiku? " Taehyun mengangguk lagi, matanya kini sudah berkaca-kaca siap melepaskan ledakan emosi yang ditahannya dari tadi.

"Hyung, Maafkan aku! Maafkan aku karena telah mencintaimu... Tolong jangan benci aku, aku akan menjauhi mu mulai sekarang... Jadi tolong jangalah membenci ku! " Taehyun menangis, pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan dari kepalanya. Dia tak ingin di benci oleh orang yang dicintainya, menjauh mungkin akan sedikit menyakitkan untuknya tapi itu lebih baik dari pada harus dibenci.

Beomgyu hanya diam menatapnya membuat Taehyun kehilangan harapannya namun kemudian tawa terbahak-bahak keluar dari pemuda itu. Taehyun menatapnya bingung, apa yang lucu?

"Hahaha... Taehyun, Taehyun, kau itu jangan langsung berpikiran negatif... Siapa yang bilang aku akan membenci mu hm? Tapi kau ternyata terlihat lucu juga saat menangis" kata Beomgyu tersenyum, dia mengusap sisa sisa air mata yang ada pada wajah Taehyun dengan lembut.

"Jadi Hyung tidak membenci ku setelah ini? "

"Tentu saja tidak... Dengarkan aku dulu ya, sebenarnya itu aku juga mencintaimu Hoobae ku yang manis. Kau itu sangat lucu hingga bisa membuatku jatuh cinta... Jadi aku mau menjadi kekasihmu" sontak Taehyun mendongakkan kepalanya, dia terkejut... Sungguh setelah pertanyaan tadi keluar dari Sunbaenya itu dia tak berharap akan diterima.

"Su-sungguh? "

"Tentu saja! Sini peluklah pacar tampan mu ini" Taehyun mendengus geli mendengarnya tapi tetap memeluk Beomgyu, nyaman.

"Hyung aku ingin bertanya, dari mana kau tau jika aku melakukan ini karena dare? " tanya Taehyun.

"Oh.. Teman mu yang bernama Hueningkai yang mengatakannya tadi sebelum kau datang"

Sudut bibir Taehyun berkedut, oh... Jadi dia pelakunya. Melepaskan pelukannya dari Beomgyu Taehyun menatap kesal semak-semak yang bergerak-gerak itu... Bukan karena angin, dirinya tau jika seluruh teman sekelasnya sedang bersembunyi disana mengintip mereka berdua.

Tanpa basa-basi dirinya melepaskan satu sepatunya dan melemparkan nya kepada salah satu semak-semak disana dan... Bom! Keluarlah seorang pemuda berambut pirang yang mengelus kepalanya yang terasa sakit.

Taehyun tersenyum. "Hai Kai, mau bermain adu kekuatan "

Hueningkai hanya tersenyum namun dia langsung berlari kencang dengan Taehyun yang mengejarnya... Dia sudah tau maksud dari senyuman temannya itu, jika dirinya tertangkap maka akan habislah dia.

"KEMBALI KESINI KAU SIALAN!!! "

Jangan berpikir jika Taehyun itu hanya lah anak baik yang manis karena pada kenyataannya dia juga bisa mengumpat saat sedang dilanda kesal... Bahkan mungkin juga memukul seseorang.

Hueningkai, kami doa kan agar kau selamat dari kejaran Taehyun yang kini sudah berada dalam mode iblisnya...

End.

Glitter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang