SEBUAH AWAL

1.2K 51 2
                                    

1️⃣

"Terima kasih Mas atas enam tahun pernikahan yang udah kita jalani, hari ini hubungan kita berakhir. Aku berharap kamu segera menemukan pengganti yang jauh lebih baik. Dan aku titip Arsen, aku boleh kan ketemu Arsen setelah perceraian ini?" Ujar seorang wanita  ke arah laki laki yang kini resmi menjadi mantan suaminya, mereka baru saja keluar dari gedung Pengadilan Agama.

"Hubungan kita menjadi suami istri memang sudah berakhir tapi bukan berarti hubungan kita menjadi teman baik juga berakhir Bianca. Kamu boleh bertemu dengan Arsen kapan pun kamu mau karena kamu ibunya." Sahut si laki-laki dengan senyum tipis

"Makasih Mas Gibran"

Laki-laki tampan yang diketahui bernama Gibran itu mengangguk. Gibran menatap cukup dalam wanita yang ada di depannya sekarang  yang menyandang status sebagai mantan istrinya, Gibran tidak pernah menyangka jika rumah tangganya akan berakhir seperti ini. Gibran ingin terus mempertahankan rumah tangganya yang sudah ia bina selama enam tahun lamanya tapi Bianca justru ingin meruntuhkan, mengakhiri sebab Bianca tidak bisa mencintai Gibran suaminya dari awal pernikahan.

Mereka menikah karena perjodohan. Seperti pada kasus perjodohan kebanyakan, salah satu di antara mereka yang dijodohkan ada yang tidak ingin atau bahkan dua-duanya tidak ingin dijodohkan karena satu dan lain hal. Namun, pada kasus perjodohan antara Gibran dan Bianca hanya salah satu dari mereka lah yang setuju dijodohkan yakni Gibran sedangkan Bianca benar-benar tidak ingin. Bianca terpaksa menuruti keinginan keluarga untuk menerima perjodohan dengan Gibran.

Sampai akhirnya mereka menikah, Bianca mau tidak mau harus menjalani peran sebagai istri yang baik untuk Gibran. Begitu pula dengan Gibran yang selalu berusaha memberikan kenyamanan, kebahagiaan, dan menjadi sosok suami yang dapat diandalkan. Dari pernikahannya, Gibran dan Bianca dikarunia seorang putra yang mereka beri nama Arsen, Gibran dan Bianca kompak memanggilnya Sensen. Tepat ketika Arsen berulang tahun ke empat tahun, Bianca melayangkan surat gugatan cerainya dengan Gibran.

Bianca sudah tidak bisa lagi mempertahankan rumah tangganya. Bianca merasa lelah karena terus terusan membohongi dirinya seolah mencintai Gibran sang suami, Bianca rasa sudah cukup ia tidak bisa melanjutkan. Mau sebaik apapun suaminya, ia tidak bisa mencintainya karena ia hanya mencintai satu laki-laki. Mau sekeras apapun Bianca berusaha melupakan laki-laki ini, semakin besar pula rasa cinta Bianca untuknya.

"Mas untuk barang-barang aku yang masih ada di rumah kamu, besok baru aku ambil, gapapa kan mas?" Tanya Bianca membuyarkan lamunan Gibran juga membuat Gibran buru-buru mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

"Itu bukan rumah aku Bi. Rumah itu atas nama kamu kalo kamu lupa jadi yang seharusnya pindah itu aku dan Arsen."

"Mas biar aku aja yang pergi, kamu sama Arsen yang tinggal di rumah itu. Kamu tahu kan Arsen anaknya susah buat beradaptasi di tempat baru, aku takut Arsen sulit beradaptasi lagi kalo pindah rumah. Aku aja yang pindah ya mas?"

Gibran terdiam beberapa saat, "Pindah kemana?"

"Ke rumah lama ibu, kebetulan kosong jadi aku tempatin aja deh"

"Ah baiklah,  jaga diri kamu baik-baik kalo kamu butuh bantuan atau sesuatu jangan sungkan untuk hubungi aku Bi, kita teman sekarang ya kan?"

Bianca mengangguk sembari tersenyum, "Iya mas terima kasih banyak. Kalo gitu aku pergi dulu ya mas teman ku sudah menunggu dan ya kamu juga jaga diri baik-baik,  jangan sering begadang ga baik buat kesehatan kamu, aku titip anak kita."

Pelik Dan Peran [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang