FAKTA

437 30 1
                                    

5️⃣

Setelah mengantarkan Arsen ke rumah Bianca. Gibran bergegas pergi untuk melalukan pertemuan bersama kolega penting dari perusahaan tetangga. Perusahaan ini telah menyepakati untuk bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin oleh Gibran dan hari ini si pemilik perusahaan tetangga itu mengajak Gibran untuk bertemu tatap muka langsung.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Gibran sampai ke perusahaan tetangga. Sebelum turun dari mobil, Gibran memasang terlebih dahulu dasinya, ia tidak sempat memakai dasi karena terburu-buru mengantar Arsen ke rumah mantan istrinya. Gibran tidak ingin membuat Bianca menunggu oleh karena itu ia tidak sempat mengurus dirinya dengan benar. Setelah selesai memasang dasi, Gibran merapihkan kembali rambutnya dan terakhir ia memakai kacamata lalu keluar dari mobil dan berjalan memasuki gedung tinggi di hadapannya.

Gibran disambut baik oleh karyawan yang ada di perusahaan itu kemudian Gibran di arahkan untuk masuk ke dalam ruangan pemilik perusahaan itu. Gibran langsung disambut oleh laki-laki ber jas rapih seperti dirinya tengah duduk di singgah sana ruangannya tak lupa laki-laki itu melempar senyum ramah ke arah Gibran.

"Selamat datang pak Gibran, silahkan duduk" ujar laki-laki itu dengan nada tegas tapi juga sopan. Gibran mengangguk membalas senyum ke arah laki-laki yang merupakan kolega pentingnya.

"Terima kasih sudah menyempatkan waktu anda untuk datang ke perusahaan saya, senang bertemu dengan anda pak Gibran" ujar laki-laki itu seraya menjabat tangan Gibran.

"Terima kasih kembali karena anda bersedia bekerja sama dengan perusahaan saya pak Nathan. Suatu kehormatan untuk saya bisa bertemu dengan anda."

Setelah saling melontarkan basa-basi, Gibran dan Nathan mulai membicarakan hal-hal penting terkait kerja sama tentang perusahaan yang mereka pimpin. Nathan yang luwes dalam berbicara dan sikapnya yang terkesan santai membuat Gibran nyaman untuk menyampaikan keinginan-keinginannya untuk titik terbaik perusahaan mereka. Setelah berbincang cukup lama akhirnya obrolan antara Gibran dan Nathan selesai, diakhir pembicaraan lagi-lagi Gibran dan Nathan berjabat tangan seraya mengucap terima kasih.

"Jika ada kesempatan lain, saya ingin mengajak pak Nathan untuk makan siang bersama." Ujar Gibran

"Tentu pak dengan senang hati saya bersedia"

"Pak Nathan boleh saya bertanya?"

"Silahkan"

"Apa saya pernah bertemu dengan anda sebelumnya? Saya merasa tidak asing dengan wajah anda. Saya rasa saya pernah bertemu dengan anda tapi saya lupa dimana." Ujar Gibran yang memang sepanjang mereka berbincang, Gibran tak luput memperhatikan Nathan yang wajahnya tak asing untuk dirinya.

Nathan tersenyum, tentu saja Gibran pernah bertemu dengannya. Nathan datang sebagai tamu undangan ketika Gibran dan Bianca melangsungkan pesta pernikahan walau kehadiran Nathan hanya sebentar karena ia tidak sanggup menyaksikan kekasihnya bersanding di pelaminan bersama laki-laki lain.

"Tidak pak justru ini pertemuan pertama kita" sahut Nathan.

"Ah ya benar, mungkin saya salah melihat. Sekali lagi terima kasih pak Nathan, senang bekerja sama dengan anda"

***

Arsen menatap jengah Bianca yang sedari tadi sibuk dengan laptop dan ponselnya. Arsen seakan tak terlihat kehadirannya di mata sang mami, padahal tujuan Arsen bertemu Bianca adalah untuk bermanja dan berharap Bianca mengajaknya bermain atau berbincang hangat layaknya interaksi ibu dan anak.

Pelik Dan Peran [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang