“..Kecuali jika kau pernah mencicipinya.”
———THË IMPÖSTÖR———
Melihat Renjun yang memasang wajah yang mengartikan sesuatu yang tak Jisung pahami Namun sudah pasti ucapannya membuat Renjun sedikit kaget sekaligus terkejut, dan Jisung puas dengan hal itu. Arloji ia lirik, Hampir jam delapan pagi dan mereka hampir menghabiskan waktu selama setengah jam di sini.
“Sepertinya aku akan mengajakmu jalan-jalan, aku sudah cukup hafal mengenai bangunan ini.” Katanya sembari menyesap teh hangat yang datang beberapa menit lalu dari staff dapur sekolah. Mendengar perkataan yang tinggi membuat Renjun mengerjap Sekaligus berdehem, perkataan Jisung benar-benar Membuatnya cukup ketakutan sekarang, terlebih lagi bagaimana kondisi lingkungan yang mendukung, membuat hawa ini semakin menusuk Batin, membisikkan hal-hal tak masuk akal hingga menjadi imajinasinya saat ini.
“Huang Renjun.. ” Telapak besar itu menyentuh punggung tangan yang kecil, sentuhan yang mampu mengejutkan sang empunya tangan. “I-iya?” ketahuilah Renjun berusaha menyimpan rasa takut dari remaja di depannya.
Baginya, Park Jisung adalah remaja aneh yang pernah Renjun temui, eh, Remaja kesekian kalinya yang pernah Renjun temui setelah teman sekamarnya.
“Masih ingin berjalan-jalan? Sepertinya murid lain di tuntun melihat ekstrakurikuler yang akan di sampaikan oleh setiap ketua. Mau melihatnya?” Jisung berdiri, mengulurkan tangan dengan harapan Renjun menerima gandengan nya.
Si manis tak langsung membalas, yang di lakukan hanya menatap bergantian pada tangan dan wajah Jisung, “Tak apa jika tak mau bergandengan, aku hanya ingin.. ” Ujar Jisung menarik tangannya kembali. Renjun merespon dengan senyuman kecil kemudian bangkit dan berjalan berdampingan, tak sadar bila ada dua pasang mata yang menatap mereka sedari tadi.
Dua pasang mata yang memperhatikan mereka dari jarak yang cukup jauh, salah satu dari mereka tertawa kecil, “Dia yang kau maksud, Jaemin?” Tunjuk nya pada Renjun.
Pemuda bersurai biru tua itu menyeringai, meminum sebuah cangkir gelas kuno yang di intip memiliki warna merah dan terlihat kental, “Ya, si manis yang membuatku jatuh cinta dan aku menginginkan nya.. ”
———THË IMPÖSTÖR———
“Selamat datang, Namaku adalah Kim Namjoon, ketua Perpustakaan. Tugas sebagai anggota perpustakaan bukan hanya menjaga dan merapihkan buku, namun disini juga kami membuat Buku dan ditaruh di perpustakaan sebagian, sedangkan sisanya kami kirimkan keluar sekolah, entah itu untuk dijual ataupun untuk di berikan kepada setiap yayasan yang memerlukan. Di samping itu, setiap anggota akan diajarkan sebuah skill yang tak akan pernah kalian dapatkan dari manapun. Ingin melihat nya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE IMPOSTOR || RENJUN HAREM
FanfictionTak pernah terpikirkan oleh Renjun untuk bisa merasakan betapa mengerikan dan menegangkan masa-masa hidupnya setelah memutuskan untuk merantau ke Negara Tetangga demi Pendidikan. Bermula dari Adanya pesan masuk yang mengatakan bahwa Renjun di terima...