HAPPY READING!
Detective 1997Udara malam berhembus kencang melayangkan beberapa helai rambut gadis remaja yang ada diperjalanan pulang.
Udara dingin dan menusuk itu sungguh menyiksa gadis itu. Namun, ia harus tetap berjalan agar sampai di tujuan.
Pohon-pohon rindang dengan guguran daun hijau sangat nyaman, tidak dengan cuaca malam-nya.
Mobil berwarna Hitam berhenti tepat berada di depan gadis itu sebelum gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya.
Sang pemilik mobil membuka kaca jendelanya dan tersenyum. "Ayo, saya anterin pulang." Ucap lelaki itu
Wajahnya asing, sungguh asing. Bahkan Anindhita tak mengenali siapa lelaki itu. Terlihat tampan, kaya dan, mapan. Tetapi, seperti monster.
Ya, gadis itu adalah Anindhita.
Anindhita menggeleng tegas. "Tidak. Mohon maaf, saya tidak perlu jasa anda." Ucap Anindhita menatap lelaki itu dengan tatapan sinis.
"Cantik-cantik kok garang. Kamu itu manis, hanya saja kamu memiliki kekurangan mengendalikan emosi. Ini saya tidak macam-macam saja kamu sudah terlihat marah." Ucap lelaki penggoda itu.
"Tidak. Garis besarnya, saya tidak butuh jasa anda. Silahkan pergi dan tinggalkan saya." Tegas Anindhita seraya menunjukkan jari tunjuknya ke arah depan.
Dengan tak sengaja mobil berwarna putih berhenti tepat di samping Anindhita, lalu sang pengemudi segera keluar dan berada tepat di depan Anindhita.
"Mohon maaf, anda siapa ya. Berani sekali mengganggu calon istri saya?" Tanya lelaki itu dengan suara lantang dan gagah berani.
"I-Ini.. Renjana Gama D-Daksa?" Tanya lelaki tak dikenal itu.
"Ya, lalu anda ada urusan apa dengan calon istri saya?" Tanya Gama menatap tajam lelaki asing itu.
Anindhita menggoyangkan kecil tubuh lelaki gagah di depannya itu. "Gama, ini beneran kamu kan?" Bisik Anindhita dari belakang.
Tak dijawab dengan deheman. Namun, dijawab dengan anggukan. "Saya percaya, pasti kamu mengenali suara tampan saya kan, sayang?" Tanya Gama diakhiri kekehan kecil dari bibirnya.
Anindhita hanya mengangguk kecil, lalu ia mengambil posisi tepat berdiri di samping Gama dan tersenyum. "Saya sungguh beruntung memiliki calon suami seperti Mas Gama yang tidak sembarangan seperti Anda."ucap Anindhita menatap sinis kembali lelaki tidak dikenal itu.
"Yasudah sih, ada peduli apa saya dengan Anda?" Tanya lelaki tak dikenal itu semakin menjadi-jadi.
"Lebih baik anda pergi sekarang. Saya yang akan menghantarkan calon istri saya pulang ke rumahnya dengan selamat. Saya tahu anda tadi berniatan untuk mengantar calon istri saya pulang ke rumahnya kan? Memang anda tahu dimana rumahnya?" Tanya Gama mulai tersulut emosi.
"PERGI!" Lantang Gama dengan suara keras dan berat itu.
Tak menunggu lama, mobil itu pun pergi, meninggalkan Gama dan Anindhita berdua. Hanya berdua.
Gama mengusap rambut tergurai Anindhita. "Rambut kamu halus. Tetapi, keadaan kamu tidak kenapa-kenapa, kan?" Tanya Gama menatap Anindhita khawatir.
"Saya hantar pulang saja kalau begitu." Ucap Gama membukakan pintu tumpangan depan untuk diduduki Anindhita.
"Terimakasih.." lirih Anindhita yang diangguki oleh Gama, ia akhirnya duduk sempurna di jok depan. Pintu pun tertutup.
¤¤¤
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE 1997
Historical FictionTentang tahun 1997, aku merindukanmu Selesaikan tugasmu sebagaimana semestinya, aku akan mendukung dari jauh. Namun, apakah bisa kamu menuntaskan tugasmu sendirian? Gama, saya merindukanmu. Bagaimana kabarmu sekarang? bahagia ya, istirahat yang tena...