Osaka Senior High School

9 0 0
                                    

"Hei! Apa kau tuli?? Saya memanggilmu! Kemari".Sahut berandal dari arah lorong kelas.

Agam yang mendengar hal tersebut lari tunggang langgang meninggalkan koridor kelas.

Dengan napas yang terengah-engah Agam bergumam, " Sialan! Brandal itu terus mengejarku sampai ke sini!. "

Agam mencari tempat bersembunyi di sudut sekolah dan menemukan anak tangga yang menyambungkan jalan mmenuju rooftop elas.

"Semoga mereka tidak menemukan jejak ku!. " Bisik Agam dalam hati.

Sayangnya perkiraan Agam salah, ia malah menginjak lumpur di dekat anak tangga yang meninggalkan bekas jejak kakinya.

" ねえ小さな男の子、私はあなたを待っています anak kecil, aku menunggu mu disini!"

Agam gemetar mendengar suara para berandal itu, Agam memberanikan diri untuk menemui mereka dengan bermodalkan tongkat kayu.

Bentrok pun terjadi, sayangnya tidak ada kamera pengintai yang terpasang di rooftop sekolah, padahal lokasi ini banyak digunakan para siswa untuk berkelahi sampai mati.

Agam mulai terpojok dan babak belur di buat oleh para berandal itu.

" Maaf, lain kali aku akan menyahut ketika kalian panggil. " Lirih Agam kesakitan.

"そういう話いいな, enak saja bicara seperti itu, saya mau kamu jadi budak! " Jawab berandal itu.

Mereka tidak mengampuni Agam dan terus memukulinya dengan brutal, dan sampai pada akhirnya balok kayu yang di bawa berandal tersebut patah mengenai bagian kepala Agam. Sehingga membuat Agam tak sadarkan diri.

"ハッ!この子は気絶しました、これはどうですか?? Anak ini pingsan! Kita harus bagaimana?? " Tanya salah satu berandal itu.

"Pergi saja dari sini!" Semua berandal pergi meninggalkan atap sekolah itu.

Senja diujung hari mulai tampak, Agam yang masih pingsan itu dibawa oleh seseorang dengan ciri menggunakan baju jas rapih dan menggunakan sepatu kulit coklat.

Malam berganti pagi... 

Kelas 3-6

Suasana kelas hening dan nyaman, tirai jendela sudah terbuka, sayup sayup angin mencuri masuk lewat celah jendela yang belum terbuka itu.

"Hai Riska, hari ini tugas piket kelas ya? Kok pagi banget datangnya. " Kekeh kaila meledek.

"Enggak kok, lagi pengen dateng pagi aja, oh iya PR belum selesai woy, wkwkwkw! " Sahut Riska tertawa kecil sembari menepuk pundak kaila.

"Heh! Iya ya... PR apa? PR bahasa ya?!" Tanya kaila.

Riska mengangguk pelan.

Mereka berdua akhirnya mengerjakan PR dengan jurus semenit sebelum masuk dan saling mencontek. Wkwkwk.

Bel sekolah pun berbunyi...

20 menit kemudian... 

"Eh! Kok gurunya gak ada yang masuk ya?! Padahal udah lewat 20 menit. " Tanya heran Kaila.

"Rapat mungkin! Yey! Jam kos..! Sahut Riska seraya mengambil earphones nya.

Setelah lama menunggu akhirnya salah satu guru pun masuk ke ruang kelas.

"おはようキッズ!

Ohayō kizzu! Selamat pagi anak anak! Hari ini ibu akan menyampaikan pesan kepada kalian semua, bahwasannya salah satu teman kalian melaporkan adanya kekerasan terhadap Agam, lokasinya di balkon sekolah kemarin. Ibu harap bagi siapa saja yang dapat menginfokan pelakunya harap datang ke ruang guru terimakasih"

He's and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang