CHAPTER 6

526 86 9
                                    

    Pagi pun berlalu, Senku, Kohaku dan (Name) berencana untuk pergi ke gunung karena Kohaku berniat mengambil air panas yang akan ia bawa pulang untuk mandi dengan tujuan penyembuhan.

    "Dilihat dari mana pun, bukannya kau 10 miliar persen sehat banget? Memangnya singa betina sepertimu butuh penyembuhan?" Tanya Senku dengan wajah bingungnya.

    "Aku bukan singa betina! Dan ini bukan untukku, tapi kakakku!" Jawab Kohaku dengan garang.

    Kohaku kemudian menceritakan sedikit mengenai kondisi kakaknya yang semakin hari semakin memburuk, ia bahkan bercerita andai ia bisa menukar tubuhnya dengan tubuh kakaknya tersebut. Senku dan (Name) menanggapi cerita tersebut seraya menatap Kohaku dengan rasa iba. Ketika tengah asyik mengobrol, Kohaku hampir saja tergelincir. Namun, dengan cekatam Senku menahannya dengan wajah narsis.

    "Kau itu belum sembuh dari lukamu, kan? Kalau kau mati karena kelelahan, akulah yang jadi kerepotan. Turunkan." Ungkap Senku.

    "Senku..." Gumam Kohaku.

    "Kau yakin, Senku?" Tanya (Name).

    Tanpa ragu Kohaku melepaskan pegangannya pada kendi berisi air tersebut. Hal yang terjadi adalah Senku yang terjatuh karena tak mampu menahan bobot kendi dan air tersebut.

    "Kau sendiri terlalu memaksakan diri." Sindir Kohaku.

    "Di dunia batu ini, orang selain diriku dan (Name) memang gorila, ya? Kohaku, Tsukasa, Taiju..." Keluh Senku.

    "Gorila?! Mending panggil aku dengan sebutan singa betina!" Balas Kohaku.

    (Name) tertawa menanggapi percakapan mereka.

🧪🧪🧪

    Setelah kembali mengambil air panas untuk onsen, Senku membuat sebuah gerobak dari sisa katrol yang ia buat kemarin.

    "Dari sana belok kanan!" Titah Kohaku. Namun, Senku malah membelokkan ke arah yang sebaliknya.

    Pada akhirnya mereka menabrak sesuatu yang mengakibatkan gerobak tersebut hancur. Kohaku berhasil mendarat dengan sempurna bersama dengan kendi air panasnya. Sedangkan (Name) tersungkur dengan tangan Senku yang berada di kepalanya. Meskipun situasi darurat, rupanya lelaki itu tak pernah sedikitpun lalai akan keselamatan gadisnya.

    "Sudah terlihat lho, Senku, (Name)." Ungkap Kohaku dengan senang.

    (Name) terlebih dahulu bangkit, ia lantas membantu Senku untuk berdiri.

    "Kau tak apa-apa, (Name)?" Bukannya memikirkan kondisi dirinya sendiri Senku terlebih dahulu menanyakan keadaan sang gadis.

    "Aku baik-baik saja, yang seharusnya bertanya seperti itu adalah aku kepadamu." Jawab (Name) dengan nada menggerutu yang membuat Senku terkekeh.

    Setelah bangkit, mereka pun tersadar melihat pemandangan desa yang berada di dekat danau. Hal tersebut tentunya membuat (Name) dan Senku cukup terkejut.

    "Selamat datang di desaku." Sambut Kohaku.

    "Berapa banyak orang yang tinggal disini?" Tanya Senku.

    "Aku lupa jumlah anak-anak dan lansianya, tapi selain dari itu, kalau tak salah jumlahnya 40 orang." Jawab Kohaku.

    "40 orang..."

Science Partners (Senku x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang